YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Agenda rutin setiap Jum’at pagi di SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta (Wibraga) adalah program Morning Quran, Tahsinul Qiroah bersama ustadz Tartusi.
Kegiatan yang diselenggarakan secara virtual atau daring di masa pandemi Covid-19 ini diikuti oleh guru, karyawan dan seluruh siswa kelas I hingga kelas VI. “Hal itu dalam upaya memperbagus bacaan Al-Qur’an,” terang Cahyono, S.Ag, Kepala SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 Yogyakarta, Ahad (1/8/2021).
Morning Qur’an edisi Jum’at, 30 Juli 2021 mengawali rangkaian agenda takziah virtual yang diprogramkan oleh sekolah.
Sehubungan dalam kurun waktu yang berdekatan keluarga besar SD Muhammadiyah Wirobrajan 3 dalam keprihatinan dan duka mendalam atas wafatnya ayah, bunda dan anggota keluarga dari siswa, guru dan karyawan. “Dengan tujuan memanjatkan doa kebaikan bagi almarhum dan almarhumah yang telah dipanggil oleh Allah SWT,” kata Cahyono.
Selain itu, lanjut Cahyono, juga doa untuk kesembuhan dan kesehatan keluarga yang sedang dicoba Allah SWT dengan sakit.
Takziah virtual diselenggarakan secara daring dari Studio Pendidikan Wibraga TV di bawah komando Septa Rismanto (Kabid Layanan Administrasi Sekolah, Media Penyiaran dan Kehumasan) beserta tim.
Adapun agenda takziah virtual ini adalah pelaksanaan salat ghaib dengan imam Didik Firmanto (Kabid Kurikulum) dengan makmum terbatas dari studio. Secara luas diikuti oleh siswa, guru dan karyawan peserta “Morning Qur’an” dari rumah masing-masing.
Kemudian, agenda dilanjutkan dengan doa bersama dipimpin Ustadz Shulton Pamungkas (Guru Ismuba) dan diakhiri ungkapan belasungkawa dari sekolah yang disampaikan Cahyono, S.Ag selaku kepala sekolah.
Cahyono menyampaikan, salat ghaib dan doa bersama ini terkhusus ditujukan untuk almarhum-almarhumah yang telah wafat menghadap kepada Allah SWT, yaitu untuk Nana Rufaidah (bunda dari Annaima Aliya Syahida Kelas 2D), dr. Budi Joewono (ayahanda dari Diva Rizqi Avisa Kelas 2A), Arif Kurniawan Nur Prasetyo (ayahanda dari Narayan Aryasatya Irsyad Prasetyo Kelas 4B), Aryan Prasojo Herlambang (adik dari M. Asheva Moteasendu Kelas 4D dan Kiandra Naeema Herlambang Kelas 1D), Saptoto Nugroho (ayahanda dari Bayu Aryo Nugroho Kelas 6A dan Kinanthi Putri Nugroho Kelas 5B), Siti Lestari (bunda dari Hasna Adiva Nurhidayati Kelas 6C).
Selain itu HM Sumardiono (ayah mertua Bentang Tektonika, Guru Kelas 2A) dan Sutiyem (ibu mertua Penik Irawati, Guru Kelas 6D).
“Doa juga ditujukan untuk para keluarga dan ahli waris yang ditinggalkannya agar diberi kekuatan, kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapinya,” kata Cahyono.
“Kegiatan ini merupakan praktik pendidikan Ismuba agar siswa memiliki pengalaman dalam menjalankan salat jenazah dengan tidak ada jenazah di hadapan kita yang secara fiqih disebut salat ghaib,” kata Muhammad Razez Taufik, Kepala Bidang Ismuba dan Budaya Hidup Islami.
Salat ghaib juga dilaksanakan oleh sekolah pada saat mendoakan saudara kita di Palestina beberapa bulan yang lalu. (Fan)