Nilai dan Karakter Bermuhammadiyah
Oleh: Prof DR H Haedar Nashir, M.Si.
Apakah Muhammadiyah itu? Pertanyaan tersebut terkesan sederhana. Lebih-lebih bagi para pemimpin Muhammadiyah di tingkatan manapun dari Pusat sampai Ranting. Mungkin malah aneh kalau pertanyaan tersebut dialamatkan bagi para pimpinan, yang setiap hari berkiprah mengurusi Gerakan Islam yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan 107 tahun yang lampau ini. Setiap hari mengurusi Muhammadiyah tentu paham betul nilai dan karakter gerakan ini dari A sapai Z.
Namun apakah kita para anggota dan kader, lebih khusus para pimpinan, betul-betul memahami batin dan lahirnya Muhamammadiyah. Menurut Pak AR Fakhruddin, Ketua PP Muhammadiyah yang cukup lama memimpin Muhammadiyah (1968-1990) apakah para anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah menghayati paham Islam dalam Muhammadiyah, AD ART Muhammadiyah, Muqaddimah AD, Kepribadian, Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup, Khittah, dan segala ketentuan dalam Persyarikatan? Kemudian mempraktikkannya dalam kehidupan bermuhammadiyah.
Selain memahami dan mempraktikkan, bagaimana memposisikan dan memerankan diri sesuai dengan prinsip dan ketentuan yang berlaku dalam Persayarikatan Muhammadiyah tersebut. Sehingga ketika mengkonstruksi dan membawa Muhammadiyah tersebut betul-betul sesuai dengan nilai dan karakter Muhammdiyah sebagaimana terkandung dalam paham agama, ideologi, serta prinsip-prinsip dan sistem yang berlaku dalam Gerakan Islam tersebut. Bukan berdasarkan kemauan, kecenderungan, pola pikir, dan orientasi sikap sendiri-sendiri.
Karakter Keislaman
Dalam Kehidupan Pribadi sebagai dituntunkan “Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah” tahun 2000, khusus dalam bidang aqidah bahwa setiap warga Muhammadiyah harus memiliki prinsip hidup dan kesadaran imani berupa tauhid kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukkan sehingga terpancar sebagai lbad ar-rahman yang menjalani kehidupan dengan benar-benar menjadi mukmin, muslim, muttaqin, dan muhsin yang paripurna. Setiap warga Muhammadiyah wajib menjadikan iman dan tauhid sebagai sumber seluruh kegiatan hidup, tidak boleh mengingkari keimanan berdasarkan tauhid itu, dan tetap menjauhi serta menolak syirk, takhayul, bid’ah, dan khurafat yang menodai iman dan tauhid kepada Allah Subhanahu Wata’ala.
Dalam bidang akhlah setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk meneladani perilaku Nabi dalam mempraktikkan akhlaq mulia28, sehingga menjadi uswah hasanah yang diteladani oleh sesama berupa sifat sidiq, amanah, tabligh, dan fathanah. Setiap warga Muhammadiyah dalam melakukan amal dan kegiatan hidup harus senantiasa didasarkan kepada niat yang ikhlas dalam wujud amal- amal shalih dan ihsan, serta menjauhkan diri dari perilaku riya’, sombong, ishraf, fasad, fahsya, dan kemunkaran. Setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk menunjukkan akhlaq yang mulia (akhlaq al-karimah) sehingga disukai/diteladani dan menjauhkan diri dari akhlaq yang tercela (akhlaq al-madzmumah) yang membuat dibenci dan dijauhi sesama. Setiap warga Muhammadiyah di mana pun bekerja dan menunaikan tugas maupun dalam kehidupan sehari-hari harus benar-benar menjauhkan diri dari perbuatan korupsi dan kolusi serta praktik-praktik buruk lainnya yang merugikan hak-hak publik dan membawa kehancuran dalam kehidupan di dunia ini.
Dalam bidang ibadah setiap warga Muhammadiyah dituntut untuk senantiasa membersihkan jiwa/hati ke arah terbentuknya pribadi yang mutaqqin dengan beribadah yang tekun dan menjauhkan diri dari jiwa/nafsu yang buruk, sehingga terpancar kepribadian yang shalih yang menghadirkan kedamaian dan kemanfaatan bagi diri dan sesamanya. Setiap warga Muhammadiyah melaksanakan ibadah mahdhah dengan sebaik-baiknya dan menghidup suburkan amal nawafil (ibadah sunnah) sesuai dengan tuntunan Rasulullah serta menghiasi diri dengan iman yang kokoh, ilmu yang luas, dan amal shalih yang tulus sehingga tercermin dalam kepribadian dan tingkah laku yang terpuji.
Dalam bidang mu’amalah-dunyawiyah setiap warga Muhammadiyah harus selalu menyadari dirinya sebagai abdi dan khalifah di muka bumi, sehingga memandang dan menyikapi kehidupan dunia secara aktif dan positif serta tidak menjauhkan diri dari pergumulan kehidupan dengan landasan iman, Islam, dan ihsan dalam arti berakhlaq karimah. Setiap warga Muhammadiyah senantiasa berpikir secara burhani, bayani, dan irfani yang mencerminkan cara berpikir yang Islami yang dapat membuahkan karya-karya pemikiran maupun amaliah yang mencerminkan keterpaduan antara orientasi habluminallah dan habluminannas serta maslahat bagi kehidupan umat manusia. Setiap warga Muhammadiyah harus mempunyai etos kerja Islami, seperti: kerja keras, disiplin, tidak menyia-nyiakan waktu, berusaha secara maksimal/optimal untuk mencapai suatu tujuan.
Sifat Utama
Bagaimana karakter Muhammadiyah dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara? Muhammadiyah adalah gerakan Islam, yang menjadikan Islam sebagai fondasi, bingkai, identitas, dan cita-cita utamanya untuk terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah memahami Islam secara komprehensif melalui pendekatan bayani, burhani, dan irfani sehingga tidak parsial. Muhammadiyah mengembangkan pandangan Islam berkemajuan yang memposisikan dan mengaktualisasikan Islam sebagai Din al-Hadlarah yakni agama yang membangun kemajuan dan pencerahan peradaban.
Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah menjalankan misi dakwah dan tajdid. Dakwah Muhammadiyah itu “al amr bi al-ma’ruf wa nahyu ‘an al-munkar” untuk mengajak pada kebaikan, menyusuh pada yang baik, dan mencegah dari yang buruk. Dakwah Muhammadiyah ditujukan kepada yang sudah beragama Islam maupun ke luar. Pendekatan dakwah amar makruf nahi munkar Muhammadiyah merujuk pada prinsip yang diajarkan Islam yaitu dengan hikmah (bil-hikmah), edukasi yang baik (wal mau’idhatul hasanah), dan dialogis (wa jadilhum billati hiya ahsan). Dalam berdakwah Muhammadiyah mengutamakan orientasi dan cara “lil-muwajahah” (menghadapi secara proaktif dan konstruktif), tidak dengan “lil-mu’aradlah” atau negatif-konfrontatif.
Muhammadiyah mengembangkan misi tajdid, yakni pembaruan dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam. Tajdid Muhammadiyah bersifat pemurnian (purifikasi) dan pengembangan (dinamisasi), sehingga bersifat maju dan moderat. Watak pembaruan Islam menjadi ciri khas Muhammadiyah sejak didirikannya, sehingga gerakan Islam ini dikenal luas sebagai gerakan Islam modernis atau reformis. Karakter tajdid, reformis, dan modernis ini harus menjadi sifat khusus anggota, kader, dan pimpinan Muhammadiyah dalam berislam dan mendakwahkan Islam sebagaimana melekat dalam pandangan Islam Berkemajuan.
Muhammadiyah dalam menjalankan dakwah dan tajdid tidak berhenti di tingkat pemahama, tetapi pengamalan sehingga Islam itu membumi dalam kehidupan. Muhammadiyah mewujudkan Islam dengan usaha-usaha mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, pemberdayaan, mencerahkan kehidupan beragama, dan pembaruan alam pikiran masyarakat di segala aspek. Muhammadiyah juga menjalankan peran kebangsaan dalam mewujudkan perdamaian, persatuan, moralitas, dan kesejahteraan bangsa di seluruh pelosok tanah air tanpa membedakan-bedakan agama, suku bangsa, kedaerahan, dan golongan. Semuanya berangkat dari komitmen keislaman dan keindonesiaan dalam perspektif Islam berkemajuan untuk rahmatan lil-‘alamin.
Dalam menjalankan peran kebangsaan dan keumatan maupun gerak kemasyarakatannya Muhammadiyah senantiasa memposisikan dan memerankan diri sebagai Gerakan Islam bermisi dakwah dan tajdid yang nonpolitik-praktis. Karenanya pasca Pemilu 2019 dengan segala dinamikannya yang menguras energi umat dan bangsa, Muhammadiyah tetap istiqamah bergerak di jalan dakwah dan tajdid sebagai organisasi kemasyarakatan yang tidak terlibat dalam proses politik praktis, termasuk politik Pemilu. Politik kebangsaan Muhammadiyah berada pada tataran “high-politics”, bukan pada “low politics”, yang sudah berjalan dari periode ke periode dalam lintasan sejarah yang panjang. Inilah posisi organisasi, bukan pandangan
Muhammadiyah dalam bersikap dan menghadapi berbagai situasi berpatokan pada Kepribadian dengan menunjukkan sepuluh sifat utama yaitu: (1) Beramal dan berjuang untuk perdamaian dan kesejahteraan; (2) Lapang dada, luas pandang dan memegang teguh ajaran Islam; (3) Memperbanyak kawan dan mengamalkan ukhuwah Islamiyah; (4) Bersifat keagamaan dan kemasyarakatan; (5) Mengindahkan segala hukum dan undang-undang, peraturan serta dasar dan falsafah negara yang sah; (6) Amar ma’ruf dan nahi mungkar dalam segala lapangan serta menjadi contoh tauladan yang baik; (7) Aktif dalam perkembangan masyarakat dan pembangunan sesuai dengan ajaran Islam; (8) Kerja sama dengan golongan Islam manapun juga dalam usaha menyiarkan dan mengamalkan agama Islam serta membela kepentingannya; (9) Membantu pemerintah serta bekerja sama dengan golongan lain dalam memelihara dan membangun negara untuk mencapai masyarakat adil dan makmur; dan (10) Bersifat adil serta korektif ke dalam dan keluar dengan bijaksana.
Masih terdapat rujukan lain sebagai pedoman bagaimana Muhammadiyah harus diposisikan dan diperankan sesuai nilai dan karakternya, bukan mengikuti karakter gerakan lain atau kemauan orang perorang di luar koridor organisasi Muhammadiyah. Dengan merujuk antara lain pada Pedoman Hidup Islami dan Kepribadian Muhammadiyah maka setiap anggota, kader, dan pimpinan di lingkungan Persyarikatan aemestinya memposisikan dan memerankan diri dalam kehidupan sesuai dengan prinsip-prinsip gerakan tersebut. Situasi kehidupan yang seperti apapun tidak boleh meluruhkan karakter Muhammadiyah serta menggoyahkan pemahaman dan komitmen dalam bermuhammadiyah.
Muhammadiyah itu bukan organisasi Islam kemarin sore yang gamang dalam menghadapi dinamika kehidupan. Gerakan Islam ini sungguh telah melintasi zaman penuh dinamika suka dan duka dalam rentang perjalanan yang panjang, karenanya jangan dipertaruhkan dengan sesuatu yang bersifat sesaat yang membuat Muhammadiyah keluar dari koridornya. Di sinilah pentingnya komitmen, pengorbanan, dan pengkhidmatan para anggota, kader, dan pimpinan dalam memposisikan dan memerankan Muhammadiyah sesuai dengan nilai dasar dan karakter Gerakan Islam ini!
Sumber: Majalah SM Edisi 14 Tahun 2019