YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Nasyiatul Aisyiyah berikrar untuk berjuang dalam dakwah, beraktualisasi dan berkontribusi bersama telah berusia 93 tahun hijriyah dan 90 tahun masehi, usia yang sangat panjang untuk organisasi. Melampaui berbagai masa dari pra kemerdekaan, hingga lintas orde dan rezim, dan akan terus berjalan melintasi jaman dan kondisi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Nasyiatul ‘Aisyiyah Diyah Puspitarini menyampaikan rasa kesyukuran berlimpah ruah, pertanda jika Nasyiatul Aisyiyah semakin berkah dan berkiprah untuk persyarikatan, umat dan bangsa. “Selama perjalanan Nasyiatul Aisyiyah banyak berkontribusi dan memberikan solusi atas persoalan yang terjadi pada jamannya,” ungkapnya dalam peringatan puncak milad Nasyiatul Aisyiyah ke-93 Hijriyah/90 Masehi, pada 28 Dzulhijjah 1442/7 Agustus 2021.
Tema milad ke-93 H Nasyiatul ‘Aisyiyah adalah “Khidmat Perempuan dalam Dakwah Kemanusiaan”, memiliki pesan dan juga sikap yang tegas, bahwa selama Nasyiatul Aisyiyah lahir selalu melakukan kerja dan aksi dalam konteks kemanusiaan.
Terutama di masa pandemi yang mengakibatkan perubahan yang sangat besar pada segala aspek kehidupan umat manusia, dari mulai pendidikan, ekonomi, sosial, kesehatan hingga politik. “Tidak hanya perubahan namun juga dampak yang sangat kompleks dari ruang publik hingga ranah domestik,” tutur Diyah.
Dalam bidang pendidikan PAUD Nasyiatul Aisyiyah yang berjumlah 43 dan tersebar di berbagai wilayah dan daerah pun juga harus melakukan perubahan, walau banyak pula yang terkena dampaknya. Namun tekad yang kuat kader Nasyiah untuk menggerakkan PAUD menjadi spirit tersendiri yang berakibat juga pada dinamika kemajuan PAUD NA di masa pandemi.
PPNA sempat mengadakan bimbingan teknis kurikulum PAUD dalam pembelajaran daring, kegiatan ini diikuti 200 peserta selama 3 hari, kerjasama dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, terutama Dirjen PAUD Dikmas. Kegiatan Pashmina di berbagai daerah juga dilakukan secara online, agar banyak orang yang bisa merasakan manfaat dari layanan ini terutama di masa pandemi.
Bidang ekonomi, berbagai kegiatan diadakan oleh PPNA secara online untuk peningkatan perekonomian perempuan di masa pandemi, dan beberapa BUANA di daerah dan wilayah mendapatkan bantuan dana wirausaha perempuan dari Kementrian Ketenagakerjaan dan juga Kementrian Perekonomian.
Saat ini tercatat 180 BUANA yang tersebar di berbagai wilayah, daerah hingga cabang dan ranting, tentunya adanya BUANA ini selain sebagai roda gerak pemberdayaan perempuan, namun juga untuk menguatkan kemandirian organisasi Nasyiatul Aisyiyah.
Selain itu di berbagai daerah kader-kader Nasyiah sangat gencar melakukan gerakan ketahanan pangan keluarga, dengan menanam dan berternak hewan unggas serta budidaya ikan dari rumah masingmasing. Namun ada juga yang tergerak untuk berbagai bahan makanan baik dengan menggantungkan sayuran secara berkelompok dari desa dan pedukuhan.
Di bidang sosial Nasyiatul Aisyiyah selama pandemi ini turut hadir dalam upaya pengentasan kekerasan dengan giat melakukan gerakan anti kekerasan serta edukasi dan pelatihan paralegal. Sementara itu dalam penurunan angka perceraian, Nasyiatul Aisyiyah juga giat mengadakan Samara Course sebagai bekal dalam persiapan pernikahan serta juga edukasi dengan parenting dan pencegahan berkelanjutan.
Di bidang kesehatan Nasyiatul Aisyiyah para kader juga turut menjadi relawan dalam penanggulanan pandemi. Serta Nasyiatul Aisyiyah juga terus melakukan pencegahan stunting dengan sosialisasi, edukasi hingga pemberian makanan sehat bagi ibu hamil dan menyusui.
Pesan Ketua Umum PP Nasyiatul Aisyiyah
Khidmat perempuan dalam dakwah kemanusiaan adalah visualisasi sebagai simbol bertahan, simpati, solidaritas dan upaya tetap menjalankan roda gerak organisasi Nasyiatul Aisyiyah, meski dalam keterbatasan di masa pandemi ini, yang dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, kondisi saat ini mengharuskan kader Nasyiatul Aisyiyah untuk tidak hanya diam, larut pada ketakutan, namun terus berbuat sesuatu, terlebih untuk tetap hifdzun nafs (menjaga keselamatan diri) dengan melakukan pencegahan virus corona bagi yang belum terkena dan upaya penyembuhan semaksimal mungkin bagi yang saat ini terpapar covid-19. Satu hal yang tidak terlupa adalah kader Nasyiatul Aisyiyah harus melakukan vaksin sebagai bentuk ikhtiar perlindungan diri dan tetap patuhi protokol kesehatan.
Kedua, sebagai penggerak organisasi, kader Nasyiah diharapkan untuk saling membantu, tolong menolong dalam menggerakkan organisasi saat ini, rasa simpati ditunjukkan dengan kepedulian antar sesama beserta keluarga dan lingkungannya. Maka penguatan keluarga sebagai salah satu solusi berbagai persoalan sosial, ekonomi, dan pendidikan di masa pandemi harus lebih difokuskan kembali, salah satunya dengan masifikasi gerakan Keluarga Muda Tangguh Nasyiatul Aisyiyah (KMTNA).
Ketiga, lakukan kegiatan yang berkontribusi dalam pandemi ini, apapun profesi dan kesibukan, terkhusus bagi yang menjadi relawan tim covid dari mulai pemulasaran jenazah hingga menjadi tim dapur umum, tetaplah memberikan yang terbaik, karena yang kita lakukan adalah solusi riil mengatasi pandemi.
Keempat, selektif dalam mendapatkan informasi tentang covid dan pantang bagi kader Nasyiah menjadi penyebar hoax berita covid yang tanpa sumber yang jelas. Kader Nasyiah harus cerdas dan berpikiran maju, sehingga mampu menyaring dan memberikan informasi yang benar dan tepat.
Kelima, mengajak pemerintah untuk bergandengan tangan dengan berbagai pihak, melakukan kerja nyata penanggulangan pandemi dengan membuat kebijakan yang berkaitan dengan pandemi memihak dengan kepentingan rakyat, sebab saat ini kondisi rakyat cukup memprihatinkan dan bahkan bangsa ini dihadapkan pada kenaikan angka stunting, lost generation, hingga resesi ekonomi, serta kondisi fasilitas kesehatan yang belum memadai. Maka membuat kebijakan yang mempertimbangkan kondisi ekonomi jangan sampai juga mengutamakan kebijakan kesehatan yang utama, karena mereka yang meninggal bukanlah deretan angka, namun nyawa. Utamakan pula kebijakan yang tetap memperhatikan hak bagi perempuan dan anak.
Keenam, kepada kader Nasyiah, pasca Tanwir 3 bulan September tahun lalu diputuskan bahwa Muktamar Nasyiatul Aisyiyah akan dilaksanakan setelah Muktamar Muhammadiyah, untuk itu pertambahan masa bakti ini kita sebut dengan periode penyempurnaan bagi kerja Nasyiatul Aisyiyah dalam berkhidmat untuk dakwah kemanusiaan dan profesionalitas organisasi menuju internasionalisasi Nasyiatul Aisyiyah.
Selengkapnya Pidato Ketua Umum Nasyiatul ‘Aisyiyah di Milad ke-93 H