SIDOARJO, Suara Muhammadiyah -Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI), Muhammadiyah Covid Command Center (MC3) dan Umsida Covid Command Center (UC3) melakukan vaksinasi bagi dosen, mahasiswa, dan kerabat dosen atau mahasiswa, Selasa (10/8). Kegaiatan bertempat di halaman kampus 1 Umsida ini akan diikuti oleh 5000 peserta.
Pada sambutan pembukaan vaksinasi, Rektor Umsida, Dr. Hidayatulloh, M.Si., menjelaskan pengaruh Umsida dalam menumpas penyebaran Covid-19. “Kami informasikan bahwa Umsida sejak awal pandemi Covid-19 tahun 2020 telah mendirikan Umsida Covid-19 Command Center (UCCC) dengan menjalankan berbagai kegiatan baik yang ada di Umsida maupun kegiatan layanan masyarakat lainya, yang mana Umsida sudah berkiprah sampai saat ini,” kata Hidayatulloh.
Dalam melaksanakan vaksinasi ini, Umsida menurut Hidayatulloh, mendapatkan bantuan sebanyak 5000 dosis vaksin. “Teknis pembagiannya 1000 dosis vaksin perhari yaitu dari mulai tanggal 10 hari ini, tanggal 13, 16, 18 dan 20,“ ujar Hidayatulloh.
Tidak hanya Program Vaksinasi, Hidayatulloh mengutarakan Umsida juga memberikan layanan kepada masyarakat yang menjalani isolasi mandiri. Bantuan kesehatan tersebut berupa penyediaan konsultasi kesehatan melalui dokter kampus dan juga obat-obatan beserta vitamin.
“Dengan bantuan selama isolasi mandiri di rumah masing-masing baik kepada dosen, karyawan, mahasiswa, alhamdulillah atas izin Allah mereka sudah sembuh.
Mudah-mudahan setelah ini tidak ada lagi kasus baru,” tutur pria yang meraih penghargaan UMKM tahun 2018 itu.
Setelah kegiatan Program Vaksinasi ini Umsida berencana menyelenggarakan perkuliahan secara hybrid di semester depan.
“Kegiatan ini nantinya akan meningkatkan imunitas warga kampus dan jika memungkinkan kita akan menyelenggarakan perkuliahan secara Hybird yaitu mengkombinasikan antara daring dan luring,” imbuh Hidayatulloh.
Hidayatulloh berharap kegiatan Vaksinasi dapat berjalan dengan lancar dan berkontribusi lebih terhadap penyelesaian wabah Covid-19.
“Kita semua berharap kegiatan ini berjalan dengan lancar, bermanfaat bagi kesehatan tubuh, dan benar-benar memberikan kontribusi untuk mendukung program pemerintah didalam mempercepat penyelesaian wabah Covid-19 di negeri tercinta ini,” tutupnya.
Sementara itu dr. Widiana K Agustin, M.KM., perwakilan Kemenkes, mengatakan jika percepatan vaksin sangat penting dilakukan. “Dalam program ini Kemenkes menggandeng mitranya untuk menyelenggarakan vaksinasi, hal ini bertujuan untuk mempercepat penyaluran vaksin kepada masyarakat. Muhammadiyah merupakan salah satu mitra Kemenkes dalam melaksanakan vaksinasi karena Muhammadiyah memiliki jaringan yang luas,” kata Widiana.
Vaksin yang diberikan oleh pemerintah menurut Widiana adalah upaya untuk memberikan perlindungan kepada seluruh masyarakat indonesia. Ia menambahkan jika perilaku hidup sehat juga sangat berpengaruh.
“Upaya yang paling utama untuk mencegah penularan covid 19 adalah pada penerapaan protokol kesehatan. Penerapan protokol kesehatan dapat dilakukan dengan selalu memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, selalu mencuci tangan, mengurangi mobilitas, mencegah stress, menjaga daya tahan tubuh. Dengan menerapkan protokol kesehatan masyarakat dapat terhindar dari bahaya penularan covid 19,” pungkas Widiana.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur akan menambah 5.000 lagi vaksin untuk keluarga besar Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Hal itu diungkapkan oleh Khofifah Indar Parawansa saat mengunjungi pelaksanaan vaksin keluarga besar Umsida di Kampus I Umsida Sidoarjo.
Khofifah juga menegaskan kalau pihaknya dalam nenangani pandemi virus Covid 19 dengan terus berikhtiar, termasuk dengan kegiatan kolaborasi seperti yang dilakukan di Umsida ini bisa terbukti lebih menambah percepatan-percepatan yang efektif.
“Kita bisanya membangun ekosistem, kapan ada vaksin masuk, vaksin cepat keluar begitu seterusnya. Oleh karena itu, sekarang sudah ada 5.000 dosis vaksin, nanti akan kita tambah lagi 5.000 dosis vaksin. Supaya program percepatan bisa kita lakukan dengan baik,” kata Khofifah.
Ia juga mengatakan kalau Sidoarjo, Surabaya dan Gresik merupakan tiga wilayah aglomelerasi strategis bagi Jawa Timur. “Jadi kalau Surabaya sudah 70 persen, sementara Sidoarjo dan Gresik belum, itu tidak bisa, harus jadi satu. Makanya harus dilakukan secara aglomerasi. Oleh karena itu elemen-elemen yang menjadi penguat percepatan vaksinasi ini sangat dibutuhkan,” tegas Khofifah.
Kegiatan vaksinasi yang berlangsung tidak luput untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Dalam vaksinasi ini, para peserta harus mengikuti alur yang sudah ditetapkan panitia. Pertama, para peserta melakukan pendaftaran secara online yang sudah disediakan, kemudian memilih jam vaksin sesuai keinginan peserta vaksin.
Setelah itu para peserta datang lebih awal 5 menit sebelum proses skrining dengan membawa fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP). Pasca skrining para peserta mengisi formulir vaksin, lalu dilakukan proses penyuntikan. Sesudah itu para peserta vaksin menunggu reaksi dan diakhiri dengan mengambil kartu vaksin.(aulia/riz)