Dosen UM Purworejo Perbarui Alat Produksi Pelaku UMKM

UMKM

PURWOREJO, Suara Muhammadiyah – Pandemi Covid-19 mengakibatkan para pelaku usaha kecil mikro dan menengah (UMKM) kesulitan mempertahankan eksitensinya hingga mengalami putus asa dan gulung tikar. Penyebabnya antara lain keterbatasan pengelolaan usaha hingga kendala pemasaran produk.

Kondisi tersebut mendapat perhatian dari dua dosen Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP), Cahyana Nursidiq MPd dan Itsna Iftayani SPdI MA, dengan melakukan pendampingan usaha. Dalam beberapa bulan terakhir, pendampingan difokuskan kepada para perajin keripik singkong yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi di Desa Cengkawakrejo Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo.

Cahyana Nursidiq menyebut, pendampingan tersebut merupakan fasilitasi dari Kemendikbud Ristekdikti melalui Program Kemitraan Masyarakat (PKM) sekaligus menjadi salah satu implementasi Tridharma Perguruan Tinggi. Selain pendampingan, pihaknya juga memberikan bantuan antara lain mesin pemotong, dua set kompor gas, dan beberapa peralatan pendukung produksi lainnya.

“Program ini kita lakukan bersama sejumlah mahasiswa sejak April hingga Desember 2021. Pada hari ini kami serahkan beberapa bantuan alat sesuai kebutuhan sekaligus memberikan pelatihan pengoperasiannya untuk mendukung produktivitas KWT Srikandi,” kata Cahyana saat penyerahan bantuan di rumah produksi KWT Srikandi RT 1 RW 3 Desa Cengkawakrejo, Rabu (11/8).

Menurutnya, usaha keripik singkong KWT Srikandi telah berjalan sejak sebelum pandemi. Keberadaannya sangat potensial untuk menambah penghasilan anggota KWT yang mayoritas merupakan ibu rumah tangga dan petani.

Namun, pandemi pada awal 2020 mengakibatkan mereka mengalami kendala serius dalam hal pemasaran hingga sempat memutuskan untuk berhenti produksi.

“Potensinya sangat sangat besar. Karena itu, kami terus mengajak untuk bangkit dengan memberikan pendampingan,” ungkapnya.

Lebih lanjut Itsna Iftayani  menjelaskan bahwa pendampingan dilakukan secara berkelanjutan, mulai dari perencanaan usaha, manajemen, proses produksi, hingga pemasaran. Dari sejumlah tahapan, pemasaran atau marketing menjadi salah satu fokus pendampingan. Pasalnya, pemasaran konvensional dari warung ke warung tidak lagi efektif akibat banyaknya pembatasan.

“Selama pandemi ini ibu-ibu mengaku sangat kesulitan untuk menjual produk. Karena itu, kami juga berupaya mendorong terciptanya inovasi produk, kemasan, hingga perluasan pemasaran melalui e-commerce di beberapa marketplace,” jelasnya.

“Sekarang mulai jalan. Kami juga membantu mengiklankan melalui media-media sosial,” imbuhnya.

Isna menyebut, pendampingan serupa pernah dilakukan terhadap para petani kopi di Kabupaten Temanggung dan hasilnya menggembirakan. Pihaknya berharap, pelaku UMKM dampingannya dapat bangkit dan berkembang di tengah situasi ekonomi yang terpuruk ini.

“Semoga manfaat program ini dapat dirasakan mitra UMKM dengan tercapainya UMKM naik kelas, baik dari sisi peningkatan aset dan omzet, kapasitas produksi, maupun kemampuan digital marketing sehingga mampu bertahan dan bersaing pada masa pandemi,” tandasnya.

Ketua KWT Srikandi, Sutiyowati, menyebut ada sekitar 20 anggota yang tergabung dalam KWT Srikandi. Namun, sejak adanya pandemi terus berkurang hingga menjadi 10-an anggota aktif.

“Kemarin sempat berhenti karena pandemi karena kesulitan pemasaran. Ini kita sudah diarahkan ke online dan Alhamdulillah sudah banyak yang beli,” sebutnya.

Selain pemasaran, terbatasan alat produksi menjadi kendala serius. Mesin pemotong dan penggorengan yang masih konvensional selama ini menjadikan rendahnya kuantitas produksi.

“Kita sangat berterima kasih karena dengan bantuan alat pemotong ini kita jadi lebih mudah. Dulu menggoreng pakai tungku, ini ada bantuan kompor gas pasti juga tambah cepat,” ujarnya.

Sekretaris Desa Cengkawakrejo, Dedy Harnanto, mengapresiasi adanya kepedulian dari UMP. Menurutnya, sektor UMKM memegang peranan penting dalam upaya pemulihan ekonomi masyarakat akibat pandemi sehingga perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, khususnya kalangan akademisi.

“Di desa ini cukup banyak UMKM dan memang rata-rata terpuruk akibat pandemi. Pemerintah desa terus berupaya untuk memberikan dukungan melalui berbagai program dan adanya perhatian dari UMP ini sangat membantu,” ungkapnya. (Swara Kenanga/Riz)

Exit mobile version