NSW, Suara Muhammadiyah – Sebagai tokoh publik yang ingin berbuat kebaikan dan ingin lebih banyak dikenal masyarakat luas, seseorang harus dapat mengaplikasikan seni menjual diri dengan mengemukakan identitas pribadi. Dia mesti berusaha melakukan kegiatan-kegiatan yang mampu memasarkan dirinya sendiri dan melakukan personal branding. Baik dengan menggunakan media maupun terjun langsung ke tengah-tengah masyarakat.
Jika dilakukan dengan menggunakan media, seorang tokoh publik harus dapat menyebarluaskan data tentang apa-apa saja yang bisa dilakukan kepada masyarakat. Termasuk yang sudah dilaksanakan, sedang dilakukan ataupun, serta tindakan yang akan dilakukan. Sebab saat ini masyarakat dalam menilai seseorang akan melihat rekam jejaknya, baik dalam bentuk tulisan dan rekaman di media sosial, maupun penampilan di media elektronik dan pemberitaan di media cetak.
Demikian antara lain pokok pembicaraan yang mengemuka dalam pengajian virtual dengan tema “Seni Menjual Diri dan Teknik Komunikasi yang Baik bagi Pelayan Publik”. Dua orang akademisi dan praktisi komunikasi tampil sebagai narasumber yakni Haidir Fitra Siagian, Ph.D., dosen UIN Alauddin Makassar yang saat ini sedang berada di Australia dan menjabat sebagai Ketua Pimpinan Ranting Istimewa Muhammadiyah (PRIM) New South Wales. Sedangkan narasumber kedua adalah Dr. Teguh Hadi Prayitno, praktisi komunikasi-media dan Ketua Ikatan Jurnalistik Televisi Indonesia Jawa Tengah.
Dalam paparannya, Haidir Fitra Siagian mengatakan bahwa dalam konteks komunikasi massa maupun dalam komunikasi politik, seni menjual diri sangat penting. Hal ini harus dilihat dalam konteks yang positif. Menjual diri bukanlah untuk sesuatu yang negatif atau perilaku yang tidak baik. Ini juga bentuk keterusterangan kepada publik, bukan sesuatu yang mengada-ada.
Sedangkan Teguh Hadi Prayitno antara lain menjelaskan bahwa dalam seni menjual diri, tidak mengenal istilah ria atau sombong. Katanya, harus berani mengatakan apa sebenarnya yang ada pada diri kita. Justru menyampaikan potensi dan keunggulan yang ada pada diri sendiri akan membantu masyarakat mengetahui rekam jejaknya. Dengan mengetahui rekam jejak yang baik, akan menentukan masyarakat dalam menentukan pilihannya.
Acara ini diselenggarakan oleh Forum Demokrasi Berkemajuan bekerjasama dengan Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LKHP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, (Rabu, 11 Agustus 2021). Acara dibuka oleh Ketua LKHP, Hafidz Sirajuddin dan dihadiri oleh Ketua PWM Jawa Tengah, Drs. H. Tafsir, M.Ag., kader-kader Muhammadiyah yang menjadi anggota KPU dan Bawaslu baik di Jawa Tengah maupun daerah lain, pengurus ortom dan undangan lainnya. (HFS/Riz)