Ujian Adalah Jalan Menuju Surga

Pernikahan

Foto Dok Ilustrasi

Ujian Adalah Jalan Menuju Surga

Oleh: Nur Ngazizah, S.Si.M.Pd

Yang sudah menikah maupun belum, siapakah yang belum pernah diuji?
Adakah?

Mengharapkan hidup tanpa ujian,
Seperti sekolah dan kuliah tanpa ulangan dan tugas, mungkinkah?

Ada yang merasa setiap hari berlalu tanpa ujian, hidup dirasa begitu berat, sampai merasa tak kuat jalani hidup ini,
Bahkan hampir hampir putus asa.
Adakah yang pernah merasa seperti itu?

Para Nabi dan Rasul pun syarat dengan ujian,
Baik ujian terkait istri,anak, orang tua, kesehatan,umat dan lain lain.

Menikah bukan tanpa ujian.
Bahkan semakin tambah rumit, seiring dengan bertambahnya waktu.
Sehingga menikah itu perlu persiapan, bukan sekedar pelarian dari masalah ataupun balapan dengan teman..
Persiapan ilmu terkait menikah, ibadah, aqidah, muamalah, llmu terkait kemandirian ekonomi, kesehatan reproduksi, ilmu terkait kehamilan, kelahiran dan pengasuhan anak , psikologi pernikahan, psikologi pasangan dan lain sebagainya
Sehingga tidak gagap setelah menikah.
Tidak bingung dan setres.
Tidak mudah marah.
Tidak berbuat kekerasan
Dan…. tidak mudah minta cerai atau menceraikan

Ketika ada ujian, ingatlah konsep ujian yaitu
Allah Tidak akan membebani kita di luar kesanggupan kita.
Kita diberi ujian, karena pasti kita mampu menghadapinya.
Ketika konsep ini ada, justru kita akan bersyukur ketika ad ujian,, ucapkan saja: Ya Allah Engkau mengujiku, maka tolonglah aku

يُكَلِّفُ ٱللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا ٱكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ إِن نَّسِينَآ أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُۥ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِۦ ۖ وَٱعْفُ عَنَّا وَٱغْفِرْ لَنَا وَٱرْحَمْنَآ ۚ أَنتَ مَوْلَىٰنَا فَٱنصُرْنَا عَلَى ٱلْقَوْمِ ٱلْكَٰفِرِينَ l

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa):
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir. ( Al Baqarah:286)

Dan kita harus yakin bahwa, kita tidak akan masuk surga tanpa melewati ujian.
Allah akan melihat kesungguhan kita tatkala kita mendapatkan ujian, apakah sungguh sungguh ataukah putus asa, apakah dekat dengan Allah ataukah semakin jauh, seperti dalam surat Al Baqarah 214

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.

Yakinlah bahwa pertolongan Allah itu dekat,,
Maka berdekat dekatlah dengan Allah, semakin dekat semakin mudah pertolongan Allah itu datang. Jangan duakan Allah, jangan menyelingkuhi Allah.

Keluarga sakinah, bukan keluarga yang tanpa masalah. Tetapi keluarga yang menyandarkan pada Allah setiap ada masalah.

Selalu berdekat dekat dengan Allah dan terus berjuang mengekang hawa nafsu agar hidup kita selamat dunia dan akhirat, seperti nasehat Kyai Haji Ahmad Dahlan

Tulisan di papan tulis dekat tempat tidur KH. Ahmad Dahlan yang ditulis dalam bahasa arab yang artinya:

“Hai Dahlan, sungguh di depanmu pasti kau lihat perkara yang lebih besar dan mematikan, mungkin engkau selamat atau sebaliknya akan tewas.

Hai Dahlan, bayangkan kau sedang berada di dunia ini sedirian beserta Allah dan dimukamu ada kematian, pengadilan amal, surga, dan neraka. Coba kau pikir, mana yang paling mendekati dirimu selain kematian.

Mereka yang menyukai dunia bisa memperoleh dunia walaupun tanpa sekolah. Sementara yang sekolah dengan sungguh-sungguh karena mencintai akhirat ternyata tidak pernah naik kelas.

Gambaran ini melukiskan orang-orang yang celaka di dunia dan akhirat sebagai akibat dari tidak bisa mengekang hawa-nafsunya.

Apakah kau tidak bisa melihat orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsu?”.

Fastabiqul khairaat

Nur Ngazizah, S.Si.M.Pd, Ketua PDNA Purworejo, Dosen PGSD UM Purworejo

Exit mobile version