YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta menobatkan Koperasi Karyawan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai koperasi berprestasi tingkat DIY dengan mendapat peringkat pertama di tahun 2021. Koperasi Karyawan (Kopkar) UMY mendapatkan penghargaan tersebut dari indikator jenis koperasi konsumen.
Menurut penuturan Ketua Kopkar UMY Ahmad Ma’ruf S.E., M.Si, penghargaan yang diberikan oleh Dinas Koperasi dan UKM DIY ini atas dasar apresiasi kinerja organisasi, termasuk di dalamnya bisnis koperasi. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Dinas Koperasi dan UKM DIY atas penghargaan ini.”
Dengan adanya penghargaan ini, Ma’ruf menyikapinya sebagai sebuah tantangan baru. “Kami berupaya untuk membangun sistem, tata kelola yang baik. Kami akan berupaya keras memperbaiki performa bisnisnya, ini yang tidak mudah. Apalagi berbicara di era pandemi sekarang ini kan. Misal kita punya unit toko, keuntungannya didapat dari transaksi baik yang dilakukan oleh anggota karyawan, dosen, maupun non anggota seperti mahasiswa. Mereka biasanya belanja banyak, sementara sekarang masih ada pemberlakuan penutupan kampus menyebabkan bisnis sedikit terganggu,” tambahnya.
Tak hanya itu unit bisnis lainnya juga mendapat perhatian untuk bisa ditingkatkan lagi performanya seperti simpan pinjam. Kopkar UMY saat ini sedang dalam upaya bertransformasi memurnikan transaksi ke syariah. Berdasarkan sejarah awal berdirinya, kopkar UMY bukan koperasi syariah, masih menggunakan pendekatan konvensional.
“Meskipun secara ideologi pendekatan koperasi sudah Islami, karena koperasi itu keputusannya ada di anggota, anggota sebagai pemilik, ketika bertransaksi sesuai dengan kesepakatan pemilik. Akad berdasarkan kesepakatan. Namun demikian, dunia bisnis selalu mengalami peningkatan, kami akan memperbaharui akad-akadnya agar sesuai kaidah lembaga keuangan syariah.”
Adapun tak luput dari perhatian, Kopkar UMY akan mencoba untuk melakukan regenerasi dari segi sumber daya manusianya, sebab kelemahan yang kerap kali terjadi di dalam koperasi adalah krisis SDM. “Padahal mereka kan inti dari koperasi, SDM koperasi harus memiliki ideologi koperasi. Itu membutuhkan proses yang panjanng. Semua organisasi kopkar, pengurus karyawan dan anggota diharapkan dapat semakin antusias dalam menjalankan koperasi,” pungkas Ma’ruf yang juga merupakan dosen Prodi Ekonomi UMY itu. (Hbb)