Revolusi Suara Muhammadiyah
Kelik NW, Ketua Majelis Pustka & Informasi PWM Jabar
Cukup 30 menit saja ngobrol melalui telepon, saya bisa membayangkan visi besar dari Deni Asy’ari mengembangkan Suara Muhammadiyah (SM). SM digiringnya bukan hanya pada media komunitas tetapi lebih besar dari itu, ekosistem bisnis. Satu-satunya media cetak di dunia ini yang dapat bertahan dalam terpaan teknologi informasi, media komunitas. Loyalitas anggota adalah kunci.
Distribusi SM ke seluruh anggota Muhammadiyah, melalui PCM, PDM, PWM hingga ribuan amal usaha yang tersebar di seluruh Indonesia cukup untuk torehan pena redaksi tetap mengalir. Dengan tampilan yang lebih kekinian dan jajaran redaksi yang telah berganti generasi, SM kini lebih komunikatif, trendi namun tetap menjaga identitas.
Awak redaksi dari kalangan kader militant menjaga ideliasme Muhammadiyah dalam SM. Tidak menggiring SM pada godaaan politik pragmatis maupun politik identitas. SM tetap pada politik Muhammadiyah yang adiluhung. Sehingga warna SM sejak berdirinya hingga sekarang tidak berubah, tetap dalam koridor Islam wasathiyah. Cerminan Muhammadiyah. Suara Muhammadiyah sebagai media telah lama berkecimpung dalam dunia literasi melalui penerbitan buku. Kini pun hadir dalam dunia maya, https://web.suaramuhammadiyah.id/.
Deni memahami SM itu wajah Muhammadiyah. Maka ia bangun Graha Suara Muhammadiyah. Setelah 100 tahun berdirinya, SM memiliki gedung layaknya perusahaan media dengan oplag ratusan ribu eksemplar setiap bulannya. Tak kalah gagah dengan Graha Pena Jawa Pos atau Menara Kompas.Bisa jadi, Grha Suara Muhammadiyah, satu-satunya gedung redaksi megah bagi media komunitas.
Tidak berhenti di Grha SM, Deni menggandeng UMKM di kalangan Muhammadiyah bersinergi dalam Logmart. Berbeda dengan konsep juragan Muhammadiyah. Logmart menghidupkan Muhammadiyah hulu dan hilir. Warung Logmart didirikan oleh pimpinan ranting, cabang atau aum yang memiliki tempat. Di hilir, logmart menampung hasil usaha dari para usahawan di kalangan Muhammadiyah walau masih merintis. Dengan bimbingan pelan namun pasti, para pemasok barang ini memiliki pasar baru. Artinya, logmart menghidupkan Muhammadiyah secara struktural maupun kultural.
Prinsip dagang, dimana ada yang kulakan, di situ ada pembeli. Sekarang saatnya keberadaan logmart mengalihkan kebiasaan belanja di warung modern ke warung logmart. Selain harganya terjangkau, secara tidak langsung telah hidup menghidupi Muhammadiyah. Bila pandemi berakhir ada puluhan logmart yang siap diresmikan. Bayangkan, bila satu ranting satu logmart, artinya satu desa satu logmart, bisa menjadi jejaring warung logmart terbesar di dunia.
Sebagai ekosistem bisnis, logmart baru satu komponen. Komponen penting lainnya adalah, bagaimana barang-barang tersebut terdistribusi mulai dari produsen ke gudang logmart ke warung logmart hingga ke tangan konsumen. Deny menyadari pentingnya armada distribusi ini. Malah bisa disebut, distribusi adalah kunci. Deni membangun armada melalui SM Logistik. Logistik merupakan salah satu bisnis yang naik daun seiring perkembangan belanja online.
SM Logistik bukan hanya untuk kepentingan Logmart tetapi terbuka untuk pengiriman barang anggota dan warga masyarakat umumnya. Pertumbuhan SM Logistik terus naik. Target minimal satu kota satu cabang bila ini terwujud maka, tiada lagi, pengiriman surat atau kebutuhan organisasi ke perusahaan logistik di luar Muhammadiyah. Dapat dibayangkan bila satu kota satu cabang terwujud, kurir yang berteriak di depan pagar dengan seruan, “Assalamualaikum, SMLog, Paket”. MasyaAlllah.
Pasti Anda bertanya, kan sekarang sudah ramai belanja online, apakah masih zaman warung logmart? Tenang, Deni sudah menyiapkan https://logmart.id/ Anda tinggal klik dan belanjalah sepuasnya. Selain belanja, Anda pun bisa kulakan. Semuanya disiapkan dari, oleh dan untuk warga Muhammadiyah.
Anda sebagai warga Muhammadiyah menjadi komponen penting dalam ekosistem ini. Bila pola pikir masih membela kapitalis di luar sana, karena lebih murah, lebih dekat, lebih lengkap, dan kelebihan lainnya, ya susah. Satu kelebihan yang tidak mereka miliki. Lebih hidup menghidupi Muhammadiyah.