PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, menggelar kegiatan kuliah tamu bertajuk “Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila dimasa Pandemi”.
Kuliah tamu menghadirkan narasumber Dr. Samsuri, M.Ag selaku Dosen PKnH Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sekaligus Ketua AP3KNI Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, serta dipandu oleh Wartono, M.Pd selaku moderator dan dosen PPKn UMP. Kegiatan ini diselenggarakan pada hari Satu (14/8/21) secara daring melalui aplikasi zoom meeting dan youtube .
Ketua Program Studi PPKn FKIP UMP Dr. Elly Hasan Sadeli, M.Pd dalam sambutannya menjelaskan kuliah tamu merupakan agenda rutin prodi. Tema ini dipilih dalam kuliah tamu, karena terjadi penurunan pemahaman masyarakat terhadap Pancasila, terlebih dimasa pandemi saat ini.
“Kejadian ini bisa saja ditimbulkan oleh banyak faktor, salah satunya bisa jadi karena keteledoran, ketidaktaatan dan penyelewengan atas nilai-nilai Pancasila oleh bangsa sendiri, terutama oleh para penyelenggara negara yang membuat bintang penuntun itu pun secara perlahan meredup ditelan kelam. Maka penting kiranya melalui kegiatan ini, diharapkan kita kembali melakukan pembudayaan nilai-nilai Pancasila melalui jalan pendidikan. Salah satunya memperkuat peran PPKn,” jelasnya.
Sementara itu, Dekan FKIP UMP Drs. Eko Suroso, M.Pd., menjelaskan makna aktualisasi dengan istilah diwujudkan kembali. Nilai-nilai Pancasila sebelumnya sudah berwujud namun saat pandemi wujudnya agak kabur, maka melalui kegiatan ini perlu diwujudkan kembali.
“Kalau kita semua mau mewujudkan nilai-nilai Pancasila, insyaallah tidak ada pertengkaran lagi diantara kita, maka perlu strategi khusus untuk belajar pada narasumber, sehingga mengetahui bagaimana bisa mengaktulisasikan nilai-nilai Pancasila dimasa Pandemi,” katanya.
Dalam pemaparannya Dr. Samsuri, M.Ag. menjelaskan refleksi ber-Pancasila dimasa pandemi menyangkut 4 poin yaitu keteladanan pemimpin, kenegarawanan penyelenggara negara, literasi Pancasila, serta pendidikan dan pembudayaan Pancasila yang berkelanjutan.
“Idealnya aktualisasi pancasila dilakukan melalui pendidikan keluarga, masyarakat, dan sekolah untuk mewujudkan pembudayaan Pancasila secara holistik dan sepanjang hayat. Menurutnya, Pancasila bukan sesuatu yang abstrak tetapi bisa menjadi konkrit dalam kerangka menuntun kehidupan bangsa dengan nilai-nilai dari lima sila Pancasila.
“Mengenai keteladanan salah satunya adalah para penyelenggara negara yang harus menjadi menjadi pemimpin yang menuntun kearah yang baik agar menjadi tauladan yang baik,” pungkasnya. (EHS)