Kisah Beratnya KKN Relawan Banyumas Bantu Evakuasi Jenazah Pasien Covid-19

kkn

BANYUMAS, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka mendukung program pemerintah selama PPKM, Universitas Muhammadiyah Purwokerto bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas menginisiasi program Relawan yang diiukuti oleh mahasiswa fakultas kedokteran, fakultas farmasi, dan fakultas ilmu kesehatan yang tersebar dibeberapa puskesmas dan rumah karantina yang ada di Kabupaten Banyumas.

Kegiatan yang dilakukan mahasiswa relawan adalah bentuk implementasi pembelajaran selama perkuliahan. Dalam mengabdikan diri di lingkungan masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa bidang kesehatan ini dapat dianggap sebagai contoh untuk masyarakat bahwa siapapun dapat berkontribusi dan tampil terdepan dalam memerangi wabah Covid-19 sesuai dengan kemampuan dan bidang masing – masing.

Kelompok 07 KKN Relawan Covid-19 Banyumas UMP yang dialokasikan di Puskesmas Purwokerto Timur 1 beranggotakan Aura Nirwana (Pendidikan Doketer), Nabilah Zannuba (Pendidikan Dokter), Suci Kurnia Utamy (Farmasi) dan Ahlika Berliani (Farmasi) yang di bimbing oleh dr. Titik Kusumawinakhyu,M.Biomed, membantu kegiatan evakuasi jenazah dan alokasi rujukan pasien covid banyumas di Kecamatan Purwokerto timur bersama Tim Puskesmas dibawa pimpinan dr.Yuvana selaku kepala puskesmas.

Salah Satu Perwakilan KKN RCB Ahlika Berliani mengatakan, pada bulan Juli juga rujukan pasien isoman bertambah, Kami mengantarkan banyak pasien ke rumah karantina. Terkonfirmasi positif Covid19, tinggal dengan istrinya yang sedang hamil dan memiliki komorbid penyakit paru serta anaknya yang masih kecil. Ia memutuskan untuk isolasi mandiri di rumah karantina sesuai dengan anjuran ketua RT setempat.

“Menyadari bahwa isolasi mandiri di rumah bersama istri dan anaknya akan sangat berisiko bagi keluarganya, terlebih jumlah kamar di rumah tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri. Pasien berusia sekitar 40an tahun tanpa komorbid dan gejala covid19 ringan sehingga rumah karantina dapat menampung pasien itu,” jelasnya.

Beberapa pasien lainnya kurang beruntung karena terkonfirmasi Covid19 dengan gejala sedang-berat atau dengan penyakit komorbid. Pasien Covid19 dengan gejala sedang-berat atau yang memiliki penyakit komorbid tidak bisa dirujuk ke rumah karantina dan harus rujuk ke rumah sakit. Sayangnya rumah sakit saat itu sangat sulit untuk didapatkan karena banyaknya pasien Covid19. Beberapa harus menunggu berhari-hari untuk mendapat rumah sakit, atau dengan jarak yang cukup jauh.

Peningkatan kasus terkonfirmasi Covid19 beriringan dengan peningkatan kasus kematian pasien Covid19. Tim relawan UMP mendapati pasien Covid19 yang meninggal di rumah saat isolasi mandiri. Salah satunya Ny. X, beliau adalah pasien Covid19 yang sedang isolasi di rumah dan tiba-tiba saja meninggal dunia setelah mengalami mual-mual dan muntah.

Sayangnya dari pihak korban maupun keluarga tidak melapor saat ada yang terkonfirmasi positif kepada RT maupun Puskesmas setempat. Pihak puskesmas tiba-tiba saja dikabari bahwa ada pasien Covid19 yang meninggal dunia saat isolasi di rumah. Tim dari puskesmas dan relawan UMP mendatangi rumah korban dan mengevakuasi jenazah dengan APD lengkap level 3 dan membawanya ke RS Wiradadi Husada dengan mobil jenazah. (tgr/riz)

Exit mobile version