JAKARTA. Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan Diskusi Publik dengan tema “Pesan Keagamaan Gotong Royong Saat Pandemi” secara luring dan daring (15/8/2021). Kegiatan yang dihadiri oleh Majelis Tabligh PWM se-Indonesia tersebut merupakan tindak lanjut MoU antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental.
Risman Muchtar, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini merupakan langkah positif untuk mengajak umat bergotong royong di masa pandemi. “Agar kita tidak hanya sama-sama kerja, tetapi juga melakukan kerja sama untuk kemaslahatan umat,” ujarnya.
Faozan Amar, Koordinator Tim Kerja PP Muhammadiyah menyampaikan bahwa donasi saat pandemi meningkat pesat. “Hal ini membuktikan bahwa pesan keagamaan tersampaikan dengan baik, apapun kondisinya kita harus tetap berderma. Sebab berderma saat berlebih itu biasa tapi berderma saat kekurangan apalagi saat pandemi, itu baru luar biasa,” tegas Faozan yang juga Dosen FEB UHAMKA.
Menurut Syamsul Hidayat, Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah yang juga Dekan FAI Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Majelis Tabligh memiliki peran strategis untuk menyampaikan pesan dan pandangan keagamaan yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah di masa pandemi ini agar umat tercerahkan. “Pesan keagamaan dan gotong royong penting untuk terus digemakan saat pandemi,” ujar Ustadz Syamhid, panggilan akrabnya.
Narasumber lain, Fakhrurozi, Dosen FAI Univesitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), mengingatkan agar senantiasa memperbanyak amal saleh di masa pandemi ini dengan tujuan untuk membantu sesama.
Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan yang turut hadir secara daring mengapresiasi kegiataan yang digagas oleh Majelis Tabligh PP Muhammadiyah dan Kemenko PMK. “Dalam suasana tahun baru hijriah ini, semoga memberikan spirit baru bagi kita semua dalam menangani pandemi Covid-19,” katanya.
Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu’ti berpesan agar gerakan revolusi mental dapat mengubah pola pikir (mindset) dalam berderma dan bergotong royong di masa pandemi ini. “Berderma tidak harus menunggu kaya, berderma tidak harus menunggu bencana, dan mari kita siapkan mitigasi bencana sebaik mungkin,” tutur Guru Besar Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu. (Fahmi Syahirul/rbs)