BANDUNG, Suara Muhammdiyah – Program Studi Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) menggelar webinar bertema “Peran Teknik Elektro dalam Instrumentasi Kesehatan di Masa Pandemi”, Sabtu (14/08/2021).
Acara yang dimoderatori oleh Mulki Rezka Budi Pratama, M.T. ini menghadirkan dosen andal dari Teknik Elektro UMBandung yakni Dr. Ihsan Imaduddin, M.Si. dan Pujo Laksono, M.T.
Hadir membuka acara dan memberikan sambutan yakni Rektor UMBandung Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc., IPU. Hadir juga Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UMBandung Dr. Ir. Syafrudin Masri, M.Sc. dan Kaprodi Teknik Elektro UMBandung Jaya Kuncara Rosa Susila, M.T.
Rektor UMBandung mengatakan, tema webinar sangat tepat kalau melihat konteks saat ini. Pada era pandemi ini, menurut Prof. Herry, kita betul-betul merasakan situasi yang penuh ketidakpastian.
Teknik elektro merupakan salah satu bidang ilmu yang dapat memberikan solusi atas persoalan-persoalan yang dihadapi hari ini. Prof. Herry mengatakan, pandemi memantik munculnya kreativitas.
Dirinya berharap Teknik Elektro UMBandung nanti dapat terus mengembangkan pendekatan-pendekatan baru yang merangsang tumbuhnya kreativitas.
”Saya berharap Prodi Teknik Elektro ini menjadi salah satu penghela penting kemajuan UMBandung dengan misi yang ingin dicapai yaitu Islamic Technopreneur University. Saya kira peran teknik elektro sangatlah penting. Dengan pemahaman dan penguasaan teknologi yang baik, Prodi Teknik Elektro akan dapat melahirkan hal-hal baru yang menjadi solusi atas banyak persoalan yang kita hadapi,” tuturnya.
Pemateri pertama, Ihsan Imaduddin, menguraikan sejarah bagaimana KH Ahmad Dahlan dahulu yang selalu mengulang-ulang Surah Al-Maun dalam pengajiannya. Sampai suatu ketika, para santri Kiai Dahlan merasa jenuh dan kemudian protes. Kiai Dahlan menjelaskan bahwa ayat Alquran harus dipraktikkan.
Dari peristiwa itu, Ihsan menuturkan, maka lahirlah gerakan peduli anak yatim, anak-anak terlantar, peduli atas masyarakat yang sakit, sehingga singkatnya dibentuklah klinik sampai rumah sakit.
”Di rumah sakit itu tentu ada dokter, ada pasien, dan lainnya. Salah satu aspek penting di rumah sakit adalah peralatan kesehatan yang digunakan untuk memeriksa pasien yang datang. Peristiwa Surah Al-Maun mengajarkan kita untuk mengamalkan ilmu yang kita miliki, termasuk dalam bidang teknik elektro yang kita geluti sekarang,” katanya.
Ihsan menyebut, salah satu peranan teknik elektro khususnya dalam bidang kesehatan, yakni pada bagian instrumentasi kesehatan yang sampai hari ini pun banyak digunakan.
Instrumentasi kesehatan adalah barang, instrumen atau alat termasuk tiap komponen, bagian atau perlengkapan yang diproduksi, dijual atau dimaksudkan untuk digunakan dalam penelitian dan perawatan kesehatan.
”Termasuk juga untuk diagnosis penyakit pasien, penyembuhan, peringanan atau pencegahan penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia. Ini sesuai dengan peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 220 tahun 1976,” tuturnya.
Ihsan menerangkan, banyak sekali instrumen kesehatan yang menggunakan keilmuan dari teknik elektro. Namun kadang-kadang itu tidak disadari kebanyakan orang. Padahal, teknik elektro sangat berperan.
”Seperti yang kita ketahui, apalagi dalam zaman pandemi covid-19 saat ini, kita jadi tahu beberapa instrumen kesehatan yang mungkin baru bagi kita. Misalnya oxymeter, oxygen concentrator, nebulizer, ventilator, purifier yang menggunakan UV-C, dan sebagainya,” tuturnya.
Instrumen-instrumen tersebut menggunakan sensor untuk mengukur berbagai macam hal, misalnya suhu, berat, tekanan darah, dan detak jantung. Sensor mengubah hasil pengukuran tadi ke dalam bentuk angka.
Selain itu, menurut Ihsan, hasil pengukuran tersebut juga bisa dikombinasikan dengan teknologi IoT (Internet of Things) agar bisa disebar atau diproses kembali hasil dari pengukuran tersebut.
”Sekarang kita berada di masa revolusi industri 4.0, dimana pada masa ini teknologi berkembang pesat menggunakan teknologi jaringan internet. Alat-alat saling terhubung melalui internet (Internet of Things). Alat-alat yang terhubung tersebut tentu terhubung untuk saling mengirim data. Data-data tersebut muncul dari berbagai macam sumber, smartphone, laptop, medsos, sensor-sensor, dan sebagainya. Data yang jumlahnya sangat besar itu, itulah big data,” katanya.
Ihsan menegaskan, bagaimana kita bisa memanfaatkan data tersebut untuk mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik. Pengolahan data dalam big data tersebut dipelajari dalam bidang data sains.
”Dalam menghadapi wabah covid-19 ini, data sains sangat berperan penting dalam memberikan data yang akurat,” pungkasnya. (Feri/Riz)