Move On di Hari Kemerdekaan
Oleh: Nur Ngazizah,S.Si.M.Pd
Pandemi covid-19 yang melanda dunia dan negara tercinta ini sudah berjalan hampir dua tahun. Satu persatu orang orang tercinta meninggalkan kita karena dipanggil Allah lantaran terpapar covid 19. Setiap hari terasa begitu menakutkan karena panggilan kematian itu terasa begitu dekat. Apalagi bagi orang yang pernah merasakan terpapar covid 19.
Sektor sektor kehidupan semuanya merasakan dampak pandemic ini tanpa kecuali. Sektor ekonomi sangat terasa, banyak yang kehilangan pekerjaan karena di PHK, banyak yang kehilangan penghasilan karena jualannya tidak laku, atau karena yang bersangkutan terpapar covid sehingga terpaksa tidak bisa bekerja mencari nafkah. Yang menyedihkan lagi ketika kedua orang tua meninggal, sehingga anak anak yang masih kecil pun kehilangan kasih sayangnya. Astaghfirullah.. Innalilahi..
Sektor pendidikan, yang siap ataupun tidak harus melaksanakan pembelajaran yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Guru, peserta didik dan prang tua mengalami kebingungan dan kebuntuan. Sistem yang tidak pernah disiapkan tetapi mau tidak mau harus dijalani. Ketimpangan ini mengakibatkan banyak problematika yang saling berkaitan.
Peserta didik merasa jenuh, orang tua merasa berat dan guru pun merasa pekerjaan semakin berat. Banyak curhatan di sana sini tentang ketimpangan dunia pendidikan ini. Banyak sisi yang hilang dengan pembelajaran full daring, juga kendala sarana dan prasarana. Terkadang terjadi saling menyalahkan satu sama lain.
Sektor kesehatan, dampak yang dirasakannya tentu luar biasa beratnya. Menjadi garda depan dalam penanganan masyarakat yang terpapar covid. Lelah dan letihnya terkadang tidak dihargai atau bahkan dianggap remeh, padahal mereka mempertaruhkan nyawanya untuk orang lain. Berapa banyak tenaga kesehatan yang sudah wafat, semoga Allah memiliki mereka.
Jika diuraikan satu persatu,tentu akan sangat panjang dan tidak selesai selesai. Sampai kapan ini semua akan berlangsung? Sampai kapan segala keterbatasan ini akan kita lalui di tengah negara yang merdeka.Bagaimana agar bisa move on dari semua keterpurukan ini.
1. Yakinlah bahwa Allah adalah tempat menyembah dan mohon pertolongan dan Allah adalah tempat bergantung, tiada daya dan upaya melainkan Allah. Sungguh Allah Maha Pengasih lagi Penyayang. Berdoalah dengan sepenuh jiwa dan merendahkan diri kepada Allah. Karena Allah itu dekat
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwa sesungguhnya Aku itu dekat.
Aku menjawab doa orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.
Maka, hendaknya mereka menjawab seruanku dan hendaknya mereka beriman kepada-Ku agar mereka mendapat petunjuk.” ( QS al-Baqarah: 186).
2. Allah Tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak mengubahnya sendiri. Lakukan ikhtiar semaksimal mungkin dan doa yang terbaik. Ikhtiar menjaga imun tubuh, menjaga jarak,mencuci tangan, memakai masker, menghindari kerumunan dan mengkonsumsi nutrisi yang cukup serta olahraga teratur. Dan selalu berlindung kepada Allah
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا۟ مَا بِأَنفُسِهِمْ ۗ وَإِذَآ أَرَادَ ٱللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ ۚ وَمَا لَهُم مِّن دُونِهِۦ مِن وَالٍ
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
3. Selalu berpikir dan bertindak positif, karena Allah tergantung prasangka hamba-nya. Lakukan afirmasi positif setiap hari, misal aku bahagia,aku sehat, ibadahku khusyu. Afirmasi positif akan membawa energi positif bagi kehidupan kita
4.Melakukan kepedulian dengan sesama, membantu orang lain sesuai kemampuan, apalagi untuk orang orang yang terdampak covid. Jadilah pelaku kebaikan,jangan hanya jadi penonton, karena penonton tidak pernah jadi pemenang.
5. Semua yang hidup pasti akan mati. Siapkan bekal untuk hidup yang panjang di akhirat kelak. Bekal apa yang perlu dipersiapkan : Taqwa kepada Allah adalah sebaik-baik bekal. Orang yang bertaqwa akan selalu berhati-hati dalam melangkah agar tidak terjatuh dan terluka.
Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.” (QS al-Maidah [5]: 27).
6. Berteman dengan orang-orang yang baik , sehingga kita juga akan tertular virus kebaikan. Berteman dengan orang yang satu frekuensi akan menjadikan kita selalu bersemangat menjalani hidup, saling memotivasi dan mendukung satu sama lain.
7. Selalu mendoakan kebaikan untuk orang lain, tanpa diminta dan memberitahu. Semoga dengan mendoakan orang lain Allah meridhoi kita dan melimpahkan kebaikan untuk kita.
8. Perbesar rasa syukur dan sedikitkan berkeluh kesah, agar kita bisa melihat peluang peluang kebaikan di depan kita dan yakinlah pertolongan Allah itu dekat. Teramat dekat.
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya jalan kemudahan dalam urusannya.” (Ath Thalaq:4)
9. Jangan berputus asa, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Bangkit dari keterpurukan dengan saling bahu membahu,saling membantu dan menguatkan.
10. Banyak orang yang membutuhkan kita, lihatlah tatap ke depan, bergerak dan lakukan kebaikan dan kebermanfaatan. Sesungguhnya sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat.
Sambut hari depan dengan optimis, mumpung masih ada waktu untuk kita.
Pesan Kyai Haji Ahmad Dahlan
Kewajiban Setiap Manusia
“Aku ini sudah tua, berusia lanjut, kekuatanku pun sudah sangat terbatas.
Tapi, aku tetap memaksakan diri memenuhi kewajibanku beramal, bekerja, dan berjuang untuk menegakkan dan menjunjung tinggi perintah tuhan.
Aku sangat yakin seyakin-yakinnya bahwa memperbaiki urusan yang terlanjur salah dan disalahgunakan atau diselewengkan adalah merupakan kewajiban setiap manusia, terutama kewajiban umat Islam.”
Nasrunminallah wa fathun qoriib
Wa basyyiril mukminin
Nur Ngazizah,S.Si.M.Pd, Dosen UM Purworejo, Anggota Majelis Tabligh PWA Jawa Tengah