• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Minggu, Desember 14, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Refleksi Kemerdekaan, Relawan Muhammadiyah Terus Mengabdi Melawan Pandemi

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
18 Agustus, 2021
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Dalam rangka memperingati 76 tahun Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah mengadakan acara refleksi Hari Kemerdekaan RI dengan tema “Relawan Muhammadiyah Terus Mengabdi Melawan Pandemi”, Selasa (17/08/2021).

Refleksi ini diisi dengan diskusi yang menghadirkan para narasumber yaitu Jamaludin Ahmad  Ketua LPCR PPM, Mahli Zainudin Tago Sekretaris Lazismu PPM, Bahtiar Dwi Kurniawan Sekertaris MPM PPM dan Arif Nur Kholis Sekretaris MDMC / MCCC PP. Sedangkan Budi Setiawan, Ketua MDMC/Unsur Pengarah MCCC PP Muhammadiyah bertindak selaku pemberi tausiyah.

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Budi Setiawan, dalam tausiyahnya mengatakan bahwa setiap relawan adalah pejuang. “Dulu kita bisa mengundang para tokoh pejuang kemerdekaan untuk bercerita tentang semangat perjuangan, namun di tahun 2021 ini tentu tidak mudah lagi. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada para pejuang, kita berusaha menciptakan kisah perjuangan sendiri. Kita relawan di abad 21, mari ciptakan kisah heroik dari kita sendiri,” kata Budi Setiawan.

Budi Setiawan mengingatkan para peserta refleksi akan pesan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir bahwa relawan identik dengan nilai ketulusan. “Ketika mereka berjuang, bukan untuk dirinya sendiri,” ujarnya.

Jamaludin Ahmad sebagai pembicara pertama menyampaikan bahwa Muhammadiyah sejak awal memang didesain jadi tempat berkumpulnya orang-orang yang disebut relawan. “Disadari atau tidak Muhammadiyah didesain berkumpulnya orang-orang yang secara sukarela memberikan diri, waktu, pikiran, tenaga, harta untuk Persyarikatan, umat dan bangsa,” kata Jamaludin.

Menurut Jamaludin, yang sangat menonjol di Muhammadiyah adalah banyak yang memberikan harta yang dimiliki. “Tidak sekedar melakukan kerja-kerja kemanusiaan, wa jahidu bi amwalikum wa  anfusikum. Bi amwalikum itu sangat menonjol di Muhammadiyah. Bagaimana orang sudah menjadi pengurus Muhammadiyah, kemudian memberikan tanahnya, harta yang dia milikinya, setelah itu jadi milik Muhammadiyah,” ujar Jamaludin Ahmad.

Refleksi Kemerdekaan, Relawan Muhammadiyah Terus Mengabdi Melawan Pandemi

Sekretaris Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainudin Tago memberikan informasi seputar kerja-kerja lazismu. Mengawali paparannya, Mahli mengungkapkan Lazismu ibaratnya menjadi jembatan penghubung bagi banyak pihak yang punya semangat kerelawanan, kedermawanan.

“Sebenarnya semangat kedermawanan sudah dirintis oleh KH. Ahmad Dahlan dan menjadi pondasi terkuat dari Persyarikatan kita ini hingga teguh bertahan dan terus berkembang,” katanya.

Mahli juga membeberkan bahwa kini Lazismu sudah punya 1403 kantor di seluruh Indonesia. “Lazismu sudah teraudit KAP (Kantor Akuntan Publik), maka tingkat kepercayaan makin tinggi. Tahun 2020 terhimpun dana 188,6 milyar,” ungkapnya.

Sementara itu, Bahtiar Dwi Kurniawan, Sekretaris MPM PP Muhammadiyah menyampaikan peran relawan dalam kerja-kerja kemanusiaan.

“Relawan itu orang yang selalu mencari kesempatan untuk membantu orang lain, kedua membantunya dalam jangka waktu lama, ketiga seorang relawan dituntut memberikan waktu, pikiran, tenaga dan hartanya, kemudian relawan itu membantu bukan karena keharusan tapi memang karena kerelaan,” kata Bahtiar.

Pembicara terakhir, Arif Nur Kholis menegaskan bahwa pandemi Covid-19 kali ini menguji modal sosial Muhammadiyah. “Apakah selama ini kita hanya berteori tentang bagaimana kerja kemanusiaan yang berkolaborasi atau bisa membuktikan kita telah berkolaborasi. Pandemi ini momentum yang tepat, kita bisa mempraktekkan sebuah kolaborasi yang sangat cantik,” ungkap Arif Nur Kholis.

Selanjutnya Arif Nur Kholis menyatakan bahwa Muhammadiyah adalah jejaring ide yang dikerjakan oleh sekelompok orang yang homogen.

“Kalau di MDMC selama ini kita mengenal One Muhammadiyah One Response, bahwa tidak ada relawan MDMC, yang ada adalah relawan Muhammadiyah. Ternyata dalam pandemi ini benar-benar kita rasakan, bagaimana kita kerja berkolaborasi dengan berbagai tema yang dikawal majelis masing-masing, tapi turun ke masyarakat terdampak semua menggunakan rasa Muhammadiyah,” ujar Arif.

Menutup paparannya, Arif Nur Kholis menekankan pentingnya dua agenda yaitu pemahaman terkait berbagai standar yang berlaku secara internasional dan regenerasi relawan Muhammadiyah. (Sapari/Riz)

Tags: MCCCmuhammadiyahrelawan Muhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post
Vaksinasi

Target Herd Immunity, MCCC Gelar Vaksinasi ke-38 di UMMAD

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In