SLEMAN, Suara Muhammadiyah – Pesyarikatan Muhammadiyah kembali melakukan vaksinasi massal untuk mencapai kekebalan komunal, khususnya bagi anggota Muhammadiyah dan masyarakat umum di Kabupaten Sleman. Kali ini, vaksinasi Covid-19 diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Sleman bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan Sleman, dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Sleman, Kamis (19/8).
Kegiatan vaksinasi massal yang diselenggarakan di Sleman City Hall Jl. Magelang, Tridadi, Sleman ini diikuti oleh 600 lebih warga Muhammadiyah se-Kabupaten Sleman beserta unsur Ortom Muhammadiyah dan masyarakat umum.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, yang meninjau pelaksanaan vaksinasi menyatakan bahwa dosis pertama sudah mencapai 60% lebih. Dan stok vaksin AstraZeneca tersedia 8 ribu dosis sedangkan Sinovac tersedia sekitar 7 ribu dosis.
“Saya berharap masyarakat yang belum vaksin untuk segera daftar di masing-masing tempat yang sudah tersedia agar kekebalan komunal segera terbentuk dan semakin meningkat” ujarnya politisi PDI Perjuangan ini.
Sekretaris PDM Sleman, Achmad Afandi, mengatakan bahwa pengendalian pandemi Covid-19 salah satunya dengan mempercepat program vaksinasi. Ia optimis bahwa herd immunity akan segera terbentuk apabila masyarakat antusias mengikuti program vaksinasi yang digencarkan pemerintah.
“Mudah-mudahan masyarakat yang sudah di vaksin hari ini imunitas tubuhnya semakin kuat dan bisa terhindar dari Covid-19,” tuturnya kepada Suara Muhammadiyah. Menurutnya hanya ada dua cara dalam menghadapi wabah ini. “Pertama, patuhi protokol kesehatan dengan sebaik-baiknya dan kemudian adalah vaksin,” lanjut dosen Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini.
Sedangkan Aktivis Muda Muhammadiyah Depok, Athiful Khoiri, yang juga mendapatkan jatah vaksin dosis pertama kali ini mengaku terkesan dengan pelayanan tenaga kesehatan (nakes) yang terbilang cukup ramah, cepat, dan informatif.
“Alhamdulillah, saya berkesempatan ikut vaksinasi melalui PDM Sleman pagi ini. Saya senang dan bersyukur pelayanannya ramah dan cepat,” ujarnya kepada Suara Muhammadiyah.
Setiba di lokasi, Athiful diminta mengisi formulir dan menunggu antrian. Setelah itu melalui tahapan verifikasi kemudian cek tensi dilanjutkan skrining barulah diberikan injeksi penyuntikan. Setelah menjalani proses vaksinasi, tim tenaga kesehatan meminta jeda waktu 15 menit untuk proses observasi dan pencatatan terkait gelaja yang dirasakan pasca penyuntikan vaksin.
“Alhamdulillah, saya merasa baik-baik saja, tanpa ada keluhan apa pun,” ujar mahasiswa Pascasarjana Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta ini. (Athif)