LAMONGAN, Suara Muhammadiyah -Rektor baru Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) Dr H Abdul Aziz Alimul Hidayat, MKes yang baru dilantik Rabu 18/8/2022 disambut penuh harapan oleh para kader yang lahir di Lamongan. Mereka saat ini berada di luar Lamongan dan menjadi para akademisi
Harapan kepada Rektor Abdul Aziz Alimul Hidayat tentu untuk kemajuan UMLA. Impian memiliki Universitas Muhammadiyah Lamongan telah ditelorkan dalam salah satu butir keputusan Musyda Muhammadiyah VIII tahun 2001 bertempat di Pondok Modern Muhammadiyah Paciran dan terpilihnya KH Afnan Anshori sebagai ketua PDM Lamongan periode 2000-2005
DR Asykuri Ibn Chamim, MA staf pengajar Universitas Aisyiyah Yogyakarta berharap agar UMLA menjadi pusat aktifis Muda Muhammadiyah
“Saya berharap agar UMLA menjadi salah satu pangkalan aktivis muda Muhammadiyah di Lamongan, beserta amal usaha Muhammadiyah lainnya”, jelas aktifis Sekolah Kader IPM Lamongan tahun 1991-1992 ini
Lanjut lulusan doktor di Inter-Religious Studies UGM ini, UMLA perlu menjadi salah satu pusat keunggulan Muhammadiyah di Lamongan. Tentu dengan melibatkan potensi potensi besar persyarikatan yang terserak di kalangan anak anak muda.
Mereka telah membuktikan, ujar peserta Short Course Social Research di Belanda dan Amerika selama dua tahun ini. Anak muda Muhammadiyah dari Lamongan sukses berkarya di banyak tempat jika diinkubasi oleh Muhammadiyah.
“Saya berharap UMLA bisa melakukan hal yang sama seperti di tempat lain”, pungkas Peneliti di The Aisyiyah Center ini.
Sementara itu DR Sholihul Huda, M.Fil.I Dosen Islamic Studies Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surabaya agar UMLA mengoptimalkan peran IMM dan AMM
Rektor Abdul Aziz Alimul Hidayat harus mengoptimalkan peran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan kader Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di UMLA
“Peran kader AMM dan IMM di UMLA perlu dioptimalkan”, tegas pria kelahiran Moropelang Babat ini
Lanjut pemilik NIDN 0729068101 ini, UMLA dipandang sangat perlu dan strategis sebagai basis kaderisasi secara optimal.
Di samping itu juga, menurut Kepala Laboratorium Kajian Agama dan Budaya (LKAB) UMSurabaya ini perlunya UMLA bersinergi dan membangun komunikasi dengan Pimpinan Daerah Muhammadiyah
“Komunikasi dan sinergi secara intens dengan Pemerintah Kabupaten Lamongan juga sangat diperlukan”, jelas Direktur Institut Studi Islam Indonesia/InSID, sebuah lembaga kajian Studi Keislaman dan KeIndonesian yang fokus dalam rangka membumikan moderasi Islam di Indonesia.
Terkait jurusan di UMLA untuk generasi milenial yang pas, Doktor Filsafat Islam lulusan UIN Sunan Ampel Surabaya menyebutkan adanya jurusan perpaduan Sains, Tehnologi dan Agama sebagai solusinya.
“UMLA harus tetap dipahami sebagai bagian dari media dakwah, pengembangan ilmu pengetahuan dan kaderisasi AMM. Terpenting lagi terutama untuk peningktan kualitas SDM AMM lamongan ke depan”, pungkas aktifis IMM dan Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur ini
M. Husnaini, kandidat doctor di International Islamic University Malaysia (IIUM) memberikan masukan kepada Rektor Universitas Muhammadiyah Lamongan harus serius dalam bidang riset.
Lanjutnyanya, tradisi membaca, berpikir, meneliti, dan menulis harus benar-benar ditumbuhkan. Mulai dari dosen-dosennya hingga para mahasiswa.
“Pembicara atau penceramah sudah terlalu banyak. Universitas di masa depan harus mengedepankan riset-riset ilmiah’, jelas pendiri dan Ketua Sahabat Pena Nusantara (SPN) ini.
Menurut lelaki kelahiran Takerharjo Lamongan ini, apalagi visi Universitas Muhammadiyah Lamongan adalah menjadi universitas yang inovatif, profesional, dan Islami.
“Jika perlu, universitas memberikan penghargaan khusus kepada dosen atau mahasiswa yang banyak melakukan riset atau menelurkan karya tulis”, jelas penulis produktif di SPN ini
Tentunya, Rektor sangat berperan dalam mensukseskan ide-ide tersebut. “Sudah banyak contohnya kampus yang semula biasa-biasa saja cepat melesat dikarenakan pemikiran dan kebijakan rektornya yang dahsyat”, pungkas dosen STIQSI Pondok Pesantren Al Ishlah Paciran ini. (Fathurrahim Syuhadi)