• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Rabu, Desember 17, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

‘Aisyiyah Inisiasi Influencer Wasathiyah

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
23 Agustus, 2021
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
‘Aisyiyah Inisiasi Influencer Wasathiyah
Share

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Warga Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah harus mulai menjadi Influencer wasathiyah. Seperti yang disampaikan oleh Sekretaris Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Tri Hastuti Nur Rochimah saat menjadi pembicara dalam pengajian virtual bertajuk Harmoni Keluarga Edisi 15 yang diselenggarakan Majelis Tabligh PP ‘Aisyiyah pada Jum’at (13/8/2021).

Mengangkat tema Literasi Digital Melalui Keluarga di Masa Pandemi, Tri Hastuti mendorong munculnya influencer wasathiyah dari warga Muhammadiyah ‘Aisyiyah karena wacana Islam literal masih mendominasi dunia medsos. Selain itu menurut Tri juga masih minim influencer perempuan dengan pandangan Islam wasathiyah. “Maka pengelolaan media sosial pandangan Islam wasathiyah secara lebih profesional harus terus digencarkan. Ini merupakan peluang dan pe-er ‘Aisyiyah seluruhnya agar ke depan mampu mencetak influencer perempuan.” tegas Tri.

Baca Juga

Kolaborasi, ‘Aisyiyah Burikan Gelar Pengajian dan Pengukuhan NA

Pemberdayaan Keluarga, Aisyiyah Aceh Selatan Gelar Kajian Rutin Ekonomi 

Tri sangat menyayangkan bahwa saat ini akses internet belum dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat Indonesia. Hal tersebut terbukti dari hasil survei digital Microsoft menyebutkan bahwa netizen Indonesia paling tidak sopan se Asia Tenggara.

Mengapa disebut tidak sopan? Dijelaskan oleh Tri karena indikator survei mencakup kegiatan yang dilakukan saat akses internet yang kesemuanya adalah hal yang merugikan diri sendiri juga orang lain. Indikator survei tersebut seperti penyebarluasan berita bohong atau hoax, ujaran kebencian atau hate speech, diskriminasi, misogini, cyberbullying, trolling atau tindakan sengaja untuk memancing kemarahan, micro aggression atau tindakan pelecehan terhadap kelompok marginal, penipuan, doxing atau mengumpulkan data pribadi untuk disebarluaskan di dunia maya guna mengganggu atau merusak reputasi seseorang, rekrutmen kegiatan radikal dan teror, serta pornografi.

Tri juga memaparkan data dari laporan Hootsuite, bahwa pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta (73,7%) dari total jumlah penduduk 274,9 juta. Kemudian, 170 juta (61,8%) di antaranya telah menggunakan media sosial. Generasi milenial mendominasi penggunaan media sosial, paling banyak berasal dari kalangan muda dengan rentang usia 25-34 tahun.

Sayangnya, lanjut Tri penggunaan internet memiliki problem berupa kurangnya kompetensi memahami kehidupan dunia digital dari sisi ketrampilan, keamanan, dan etika. Juga, komersialisasi data pengguna internet menjadi problem yaitu fenomena algoritma dan filter bubble, target iklan. “Fenomena paling marak adalah banyaknya hoaks dan fake news. Kemudian banyak orang menjadi agen penyebar dan sekaligus mudah terpapar hoaks contohnya isu covid, agama, kesehatan, dan vaksinasi.”

Problem-problem ini menurut Tri harus diatasi dengan memulai penguatan yang berbasis keluarga. “Basis literasi digital ini adalah keluarga. Oleh karena itu penguatan dari keluarga itu sangat penting.” Selain itu, merebut narasi juga harus dilakukan oleh kader ‘Aisyiyah Muhammadiyah yang berpandangan Islam Berkemajuan, Islam Tengahan atau Wasathiyah. “Peran membumikan dan memviralkan narasi-narasi alternatif yang sarat keadilan, keberagaman, dan kedalaman haruslah kita lakukan sebagai upaya menjadi muslim dan mewujudkan islam rahmatan lil alamin.

Upaya untuk memperkuat suara di dunia virtual menurut Tri juga merupakan salah satu implementasi dari perempuan berkemajuan yang digaungkan oleh ‘Aisyiyah. Karena perempuan berkemajuan adalah juga termasuk insan pelaku perubahan menuju peradaban utama yang cerah dan mencerahkan.

Maraknya konten dengan muatan diskriminasi dan misogini juga memperkuat alasan perlu munculnya konten dengan nilai Islam Berkemajuan dan Perempuan Berkemajuan yang membawa kesetaraan relasi laki-laki perempuan, serta adanya ruang yang luas bagi perempuan di ruang publik. “Para kader muda harus terlibat, harus terpanggil, dan mengisi ruang kosong ini juga tak lupa memperbanyak konten-konten yang bermuatan perspektif gender (GESI) yang baik.” (Suri/Riz)

Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Kolaborasi, ‘Aisyiyah Burikan Gelar Pengajian dan Pengukuhan NA
Berita

Kolaborasi, ‘Aisyiyah Burikan Gelar Pengajian dan Pengukuhan NA

29 September, 2024
Pemberdayaan Keluarga, Aisyiyah Aceh Selatan Gelar Kajian Rutin Ekonomi 
Berita

Pemberdayaan Keluarga, Aisyiyah Aceh Selatan Gelar Kajian Rutin Ekonomi 

29 September, 2024
Keren, SMA Muhi Yogya Raih Medali Emas Festival Inovasi dan Kewirausahaan
Berita

Keren, SMA Muhi Yogya Raih Medali Emas Festival Inovasi dan Kewirausahaan

29 September, 2024
Next Post
Peduli Pariwisata, UNISA Yogyakarta bagikan Hand Sanitizer Produk Sendiri

PTMA Miliki Peran Penting Atasi Dampak Pandemi

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In