LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Munawwar Khalil Ketua Umum Pimpinan Pusat IRM periode 2002-2004 wafat di RS PKU Yogyakarta, Ahad (22/8/2021).
Kabar wafatnya lelaki kelahiran 6 Juni 1979 di Sengkang Sulawesi Selatan kali pertama diunggah di group Alumni IPM IRM. Ia wafat karena terpapar Covid 19.
Munawwar Khalil dikenal sebagai aktifis yang multi talenta. Ia dikenal sebagai mubaligh ulung yang ceramahnya sangat disukai para aktifis dan masyarakat.
Alumni pondok pesantren Muhammadiyah Darul Arqam Gombara Makasar sangat dalam merangkai kata dan kalimat. Ia sangat fasih melantunkan firman Allah Swt.
Aktif di PP IRM
Muhammad Izul Muslimin Ketua PP IRM 1996-1998 menuturkan kalau Munawar Khalil masuk menjadi PP IRM pasca Muktamar IRM di Makassar tahun 1998.
“Waktu itu teman-teman IRM Sulawesi Selatan berpesan agar ada kadernya yang masuk di PP IRM. Sebagai bentuk penghormatan karena menjadi tuan rumah Muktamar”, jelas alumni Fisipol UGM ini.
Lanjutnya, meskipun Munawar Khalil bukan yang pertama kader dari Sulsel aktif di PP IRM karena ada Raja Juli Antoni yang pada periode 2000-2002 terpilih sebagai ketua Umum Muktamar IRM di Jakarta
“Munawwar Khalil menjadi kader termuda yang masuk di jajaran PP IRM. Waktu menunjukkannya, Munawar Khalil adalah kader handal dan teladan”, ujar mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini.
Munawwar Khalil selama dua periode sejak 1998-2002 aktif di PP IRM sebagai anggota bidang, kemudian menjadi wakil ketua.
Pada Muktamar IRM di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tahun 2002 ia terpilih menjadi ketua umum IRM periode 2002-2004. Ia didampingi Husnan Nurjuman sebagai sekretarisnya.
Aktif di MPK PP
Munawwar Khalil dikenal sebagai konseptor perkaderan. Tulisannya tentang perkaderan sangat bagus.
Menjejakkan Perkaderan Kepada Generasi Millenial merupakan salah satu tulisannya yang menjadi referensi perkaderan.
Di Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah ia menjabat sebagai wakil ketua pada periode 2015-2020. Ia merupakan instruktur perkaderan nasional yang sangat aktif dan disenangi peserta.
Sebagai peserta Darul Arqom dan Pelatihan Instruktur Nasional (Dapinas) tahun 2019 di Yogyakarta saya sangat terkesan dengan kepribadian Munawwar Khalil.
“Mas Munawwar Khalil itu kalau menyampaikan materi sangat menyenangkan. Banyak hal baru yang disampaikan dalam perkaderan”,
Walau badan mas Munawwar Khalil tambun tetapi ia tetap lincah. Dengan gaya dan ekspresinya yang lucu menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta.
Ia sangat menghormati yang lebih tua atau senior. Begitu ia tahu saya aktif di PP IRM periode 1993-1996 mas Munawar Khalil merasa senang sekali. Apalagi ia mendapat info kalau saya harus wira wiri Lamongan Jogjakarta untuk aktif di PP IRM
Aktif Sebagai Dosen UIN
Munawwar Khalil sehari harinya sebagai dosen di Universitas Islam Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia pemilik Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) 2006067902 dengan pangkat Lektor III C
Ia menyelesaikan pendidikan di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Sastra Arab untuk jenjang Sarjana. Sedangkan Pasca Sarjananya ditempuh di kampus yang sama dengan jurusan Hukum Islam.
Kandidat Doktor dari UIN Sunan Kalijaga ini, merupakan Tim Asistensi Bidang Akademik dan Penjamin Mutu Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sehingga ia sering turun ke PTM seluruh Indonesia.
Bila turun ke PTM sebagai Tim Asistensi ia tak lupa membawa misi MPK PP untuk mendorong dan memotivasi pentingnya perkaderan di kampus Muhammadiyah.
Ia juga berharap Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) bisa berkembang lebih pesat dan geliat perkaderan dosen dan karyawannya lebih diintensifkan sesuai Sistem Perkaderan Muhammadiyah. Beberapa kali ia juga datang ke Lamongan.
Pada Maret 2021 Munawar Khalil bersama Muhammad Sayuti Sekretaris Majelis Dikti secara intensif mengarahkan dan memantau pelaksanaan Baitul Arqom Dosen UMLA untuk pertama kalinya secara blendet karena wabah Covid 19.
Ternyata, Allah telah mencukupkan seluruh kebaikan Munawar Khalil untuk segera menghadapNya di jannatun naim.
Ia dimakamkan secara prokes di TPU Karang Bendo Kulon Bangunan Bantul DIY, berdekatan dengan rumahnya. Jenazahnya dilepas oleh Budi Setiawan Ketua LPB PP Muhammadiyah. (Fathurrahim Syuhadi)