The Indonesian Dreams Menjadi PR Bersama

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Gagasan The Indonesian Dreams menjadi perbincangan hangat dan mendapatkan perhatian luas dari berbagai kalangan. Pemikiran tentang Impian Indonesia oleh Kader Muhammadiyah Sukidi terus diulas dan diperbincangkan. Terlebih mimpi tentang Indonesia sebagai sebuah bangsa di masa depan bukan hanya untuk didiskusikan namun perlu dijaga dan diwujudkan.

10 Gagasan The Indonesian Dream

Tanggapan mengenai The Indonesian Dreams disampaikan oleh dua sosok penting yang memiliki kepedulian tentang bagai mana pemikiran Indonesia ke depan. Yaitu Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof Dr M Amin Abdullah dan Pemred Harian Kompas 2014-2018 Budiman Tanuredjo dalam Memperbincangkan The Indonesian Dreams di Suara Muhammadiyah TV (SMTv), Senin (23/8/2021).

Membahas The Indonesian Dreams, Budiman Tanuredjo teringat dengan kisah pada awal tahun 2000-an. Saat itu, bangsa Indonesia dilanda berbagai kepiluan, kerusuhan, hingga terjadinya aksi teror bom di beberapa daerah. Pemimpin Umum Kompas Jakob Oetama kemudian mengumpulkan awak medianya. Pak JO, panggilan Jakob Oetama, menjadi inspektur upacara tidak banyak bicara namun menyanyikan lagu Ibu Pertiwi.

Menurut Budiman, mimpi tentang Indonesia ke depan perlu dibarengi dengan melihat ke dalam seluk beluk negeri ini. Merasakan  Indonesia dari makanannya, melihat Indonesia dari dasar laut, atau pun memandang negeri ini dari atas gunung. Yaitu upaya mengenal tanah air dengan segala perbedaan maupun persamaan.

Mimpi tentang Indonesia masa depan menjadi sebuah Pekerjaan Rumah (PR) bangsa ini. Ketika sudah ada mimpi bersama, menjadikan mimpi kolektif dan menjadi tujuan bersama. Semua orang punya gerakan yang sama menuju ke arah itu. “Baik itu mimpi mas Sukidi, mimpi Suara Muhammadiyah, kemudian mimpi Kompas atau menjadi mimpi bersama bangsa ini menyongsong Indonesia 2045,” tutur Budiman. Tahun 2045 adalah masa Indonesia memperingati Satu Abad.

Sementara itu, Prof Dr M Amin Abdullah mengungkapkan mimpi-mimpi besar itu perlu seperti sebuah komitmen. Ada passion to be Indonesian, ada rasa bangga menjadi Indonesia.Termasuk dalam melanggengkan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Oleh karena itu, di era Kontemporer Prof Amin Abdullah berpesan agar The Indonesian Dreams perlu kemasan dengan kontekstualisasi keadaan kekinian. Serta harus selalu diperbaharui dan diperbincangkan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan bangsa Indonesia. (Riz)

Saksikan Selengkapnya Diskusi Menarik Memperbincangkan The Indonesian Dreams

 

Exit mobile version