Literasi Meningkatkan Motivasi

Literasi Meningkatkan Motivasi

LAMONGAN. Suara Muhammadiyah – Bidang Riset Pengembangan Keilmuan (RPK) Pimpinan Komisariat (PK) IMM Al Iskandariyah Universitas Muhammadiyah Lamongan mengadakan “Kajian Literasi Internal Online” dengan narasumber Immawan Fathan Faris Saputro, Ahad (22/8/2021).

Acara tersebut mengambil tema “Implementasi Literasi untuk Meningkatkan Motivasi Membaca dan Menulis”.

Fatan Faris Saputro mengatakan literasi pada hakekatnya suatu kegiatan yang mencakup berbagai makna yang akan memahami, menyadarkan, dan memberi makna pada puncak kehidupan, baik keluarga, masyarakat, dan negara.

Lanjutnya, jika anda ingin maju, maka anda harus literatif. Artinya melakukan kegiatan literasi. Peka terhadap masyarakat, Ilmu Pengetahuan dan peka terhadap hidup arif

“Bagaimanapun aktivitas literasi merupakan salah satu aktivitas penting dalam hidup”, paparnya.

“Setelah melihat sebagian besar proses penididikan bergantung pada kemampuan dan kesadaran literasi”, ungkap Instruktur Perkaderan PC IMM Lamongan ini.

Membudayakan membaca, jelas Fathan artinya meningkatkan kapasitas diri, meskipun semakin banyak tahu informasi tidak menjamin seseorang untuk dapat berpikir dengan benar. Namun sudah merupakan kewajiban yang sangat realistis untuk menambah ilmu.

Fathan Faris juga memberikan empat tips untuk membangun budaya membaca pada zaman sekarang. Pertama, budayakan membaca di mana saja. Kedua, optimalkan peran perpustakaan. Ketiga, biasakan memberikan hadiah kepada orang yang aktif membaca berupa buku. Keempat, bentuklah komunitas baca.

Pemateri juga mangatakan, kenapa kegiatan membaca di kampus tidak menumbuhkan minat baca ?

Ada empat permasalahan untuk menjawab itu. Pertama, koleksi bacaan di kampus tidak bertambah. Kedua, bacaan yang tersedia terlalu sulit bagi mahasiswa. Ketiga, tidak ada kegiatan membaca yang menyenangkan, dan yang keempat, tidak ada figur teladan.

Diakhir penyampaiannya Fathan mengutip perkataan Shindhunata “Hidup yang berkaki kuat adalah hidup yang menyejarah. Namun bagaimana kita bisa tahu sejarah, jika kita tidak membaca?”.

Hidup yang berkaki kuat adalah hidup yang tidak sempit dan berani menjajah. Namun, bagaimana kita tahu akan yang luas dan inspirasi untuk penjajahan jika kita tidak membaca,” pungkasnya. (Alfain Jalaluddin Ramadlan/FRS)

Exit mobile version