• Tentang SM
  • Disclaimer
  • Redaksi
  • Media Siber
  • Term & Condition
  • Privacy Policy
  • Hubungi Kami
Jumat, Desember 5, 2025
Suara Muhammadiyah
No Result
View All Result
  • Login
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora
No Result
View All Result
suaramuhammadiyah
No Result
View All Result

Maarif dan Leimena Institut Ungkap Peran Madrasah dalam Membangun Harmoni Agama

Suara Muhammadiyah by Suara Muhammadiyah
29 Agustus, 2021
in Berita
Reading Time: 2 mins read
A A
0
Share

JAKARTA, Suara Muhammadiyah -Intoleransi, persekusi, dan narasi kebencian berbasiskan agama belakangan marak terjadi di Indonesia. Berbagai bentuk tindak diskriminasi tersebut sering menimpa kelompok yang dianggap berbeda. Tentu saja, situasi ini sangat merisaukan karena berpotensi mencabik harmoni kehidupan masyarakat yang majemuk. Jika persoalan pelik ini tidak mendapatkan perhatian secara serius, sangat mungkin api kekerasan berskala nasional bisa terjadi di kemudian hari.

Merespons persoalan tersebut, Maarif Institute dan Institut Leimena berkolaborasi bersama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah, Lembaga Pengembangan Pesantren PP Muhammadiyah, RBC Institute A. Malik Fadjar, dan Templeton Religion Trust, berupaya menguatkan literasi keagamaan lintas budaya masyarakat melalui penyelenggaraan Webinar Internasional bertajuk “Kontribusi Madrasah dalam Kerukunan Umat Beragama”, yang akan diadakan pada Sabtu (28/8).

Baca Juga

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

Kegiatan ini akan menghadirkan sejumlah narasumber nasional dan internasional, di antaranya Dr. Amirsyah Tambunan, MA (Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia), Dr. Chris Seiple (Senior Fellow, University of Washington), Prof. Dr. Amin Abdullah (Guru Besar Filsafat UIN Sunan Kalijaga); Aly Aulia, Lc. M.Hum (Direktur Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah Yogyakarta); dan Samah Norquist (Mantan Penasehat Utama Kebebasan Beragama Internasional, USAID).

Menurut Direktur Eksekutif Institut Leimena Matius Ho, webinar literasi keagamaan lintas budaya ini bertujan memberikan inspirasi kepada masyarakat, terutama para kepala madrasah/pesantren dan para gurunya mengenai peran penting madrasah dalam memperkuat koeksistensi damai lintas agama.

”Salah satu hal mendasar dalam literasi keagamaan lintas budaya adalah bagaimana kita memandang dan memperlakukan mereka yang berbeda agama secara baik. Sekalipun kita hidup di masyarakat multireligius, kita dapat bekerjasama untuk kemanusiaan tanpa harus merasa agama kita terancam,” ungkap Matius Ho.

Di webinar internasional nanti, lanjut Matius Ho, akan dibahas literasi keagamaan lintas budaya dan berbagai peran madrasah dalam membangun harmoni agama, serta menelusurinya dari perspektif Islam dengan tambahan beberapa pengalaman internasional.

Direktur Ma’arif Institute Abdul Rohim Ghazali mengatakan, kita memahami bahwa madrasah atau pesantren menyimpan nilai dan ajaran keteladanan dalam merekatkan hubungan masyarakat beragama. Nilai toleransi, moderasi, dan inklusifitas dalam memahami ajaran agama, misalnya, senantiasa menjadi modal sosial-spiritual para kyai, ustadz, guru dan santri dalam merajut kerukunan hidup beragama di Indonesia.

”Itu sudah dilakukan sejak lama, sehingga mulai sekarang kita perlu merumuskan pengembangan madrasah sebagai pusat pendidikan Islam untuk turut memajukan pola pikir, sikap, dan perilaku untuk harmoni antar umat beragama, khususnya di Indonesia,” kata Abdul Rohim Ghazali.

Sementara itu, Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah R. Alpha Amirrachman menjelaskan, literasi keagamaan lintas budaya ini akan menguatkan kompetensi mendasar guru-guru madrasah mengenai kehidupan bersama dan kerjasama yang damai dalam masyarakat plural yang semakin tergerus oleh berkembangnya paham intoleran dan ekstremisme.

“Literasi keagamaan lintas budaya adalah sebuah pendekatan baru yang kreatif dalam memetakan kompetensi mendasar ini, sehingga kita dapat mengembangkannya dalam diri kita, terutama bagi para guru di madrasah dan asatid di pesantren untuk terlibat dalam kerjasama multi-agama tanpa kehilangan identitas agama kita sendiri,” terang Alpha Amirrachman. (Nafik/Budi)

Tags: agamaharmonileimena institutmaarif institutmuhammadiyah
Suara Muhammadiyah

Suara Muhammadiyah

Related Posts

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah
Berita

Deni Asy’ari Tekankan Relevansinya Mengonsolidasikan Gerakan Ekonomi Berjamaah

28 September, 2024
Prof Dr Abdul Mu'ti
Berita

Muhammadiyah Kritik DPR Langgar Keputusan MK

22 Agustus, 2024
Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah
Berita

Tingkatkan Taraf Hidup Rakyat, Muhammadiyah MoU dengan BCA Syariah

2 Juli, 2024
Next Post

IMM Berkolaborasi dengan Lazismu DIY Wujudkan Ketahanan Pangan saat Pandemi

Please login to join discussion
  • Kotak Pos
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Pedoman Media

© SM 2021

No Result
View All Result
  • Home
  • Berita
  • Khazanah
  • Hadlarah
  • Khutbah
  • Tanya Jawab Agama
  • Wawasan
  • Humaniora

© SM 2021

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In