LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Rencana Tindak Lanjut (RTL) Pimpinan Komisariat (PK) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Al Iskandariyah Universitas Muhammadiyah Lamongan (UMLA) mengadakan RTL Kajian ke IMM an yang keempat, via zoom meeting Sabtu (28/8/2021)
Master of Treaning (MoT) imawan Fathan Faris Saputro mengatakan bercermin untuk melihat kondisi IMM saat ini adalah penting. Namun, cermin merupakan pantulan realita yang bisu dan tanpa persepsi. Cermin hanya memantulkan subjektifitas subjek akan dirinya. Untuk itu, IMM harus berani jujur pada diri sendiri, jujur pada kondisi perkaderan dan institusi, dan jujur pada keilmuan yang dimiliki.
Terpenting, papar Faris IMM harus berani jujur pada tujuan dan harapan keberadaan Ikatan. Menjadi bagian dari mata rantai perjuangan dakwah sosial Muhammadiyah.
Lanjutnya, sehingga, kesinambungan, sinergi perkaderan dan institusi IMM menjadi satu ranah perjuangan melalui visi kebangsaan yang utuh.
^IMM memiliki tiga kompetensi dasar yaitu intelektualitas, spiritualitas dan humanitas”, ujarnya penulis produktif ini
Sambungnya, tiga kompetensi dasar IMM yaitu, kegamaan, kemasyarakatan dan kemahasiswaan, merupakan gambaran ‘kader utuh’ IMM.
Faris menjelaskan, proses dan jenjang perkaderan dalam tubuh Ikatan tidak terlepas dari tujuan pembentukan karakter tersebut. Meskipun, melihat seluk beluk jenjang formal perkaderan saat ini (DAD, DAM dan DAP), menjadi miris untuk berani mengatakan bahwa harapan terbentuknya ‘kader utuh’ IMM dapat terwujud dengan mudah. Intelektualitas kader tidak tertanam secara massif.
Instruktur PC IMM Lamongan itu juga mengatakan menjadi kader pioneer dalam dinamika intelektualisme di Muhammadiyah merupakan nilai inti dari eksistensi IMM.
“Sesungguhnya kekuatan inti IMM sebagai kader Muhammadiyah terletak pada kesadaran dan kemampuan intelektual kader-kadernya yang secara kolektif memperjuangkan nilai-nilai keadilan dan kemanusiaan sebagaimana tersurat dan tersirat dalam Surat Al-Ma’un”, pungkasnya. (Alfain Jalaluddin Ramadlan/FRS)