YOGYAKARTA, Suara Muhamamdiyah – Ketika di ujung hayatnya KH Ahmad Dahlan mengalami sakit namun terus berjuang di jalan dakwah. Hingga saudara-saudara, handai tolan, dan para tokoh merisaukan kondisi kesehatan Kiai Dahlan yang menurun. Malah saat Kiai Dahlan tidak mau istirahat dan tetap gigih hingga berujar, “Saya sedang meletakkan fondasi pergerakkan Muhammadiyah ini. Kalau saya hentikan, maka akan beratlah beban bagi para pelanjut dan penerus saya.”
Kisah tersebut kembali disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir Menyapa Episode ke-2. Menurutnya sejak awal Muhammadiyah telah diletakkan pondasinya yang disebut sebagai sistem manhaj gerakan. “Kalimat meletakkan dasar dan fondasi itulah yang disebut sebagai kekuatan Muhammadiyah,” ungkap Prof Haedar Nashir di SMTV Channel, Senin, 30 Agustus 2021.
Muhammadiyah telah menapaki gerak langkah satu abad dan terus membangun kemajuan di berbagai bidang. Sekaligus berperan untuk umat, bangsa, dan kemanusiaan semesta. Pertama, kekuatannya yaitu pada dasar atau Manhaj yang kuat karena paham, keyakinan, dan pandangan keagamaannya merujuk kepada Al-Qur’an dan Sunnah dengan mengembangkan ijtihad. Manhaj sendiri adalah suatu sistem dan metode yang sudah baku. “Muhammadiyah akan terus mampu teguh di atas nilai-nilai Islam, tetapi Islam yang terus hidup dan menggerakkan kehidupan dan menjawab tantangan zaman,” ungkapnya.
Prof Haedar Nashir mengungkapkan kekuatan yang kedua yaitu sistem organisasi yang disebut persyarikatan. Yaitu tempat kita bergabung dari berbagai latar belakang yang diikat oleh sistem organisasi. Ada landasan, aturan, mekanisme, hingga syarat mengambil keputusan. “Dengan organisasi Muhammadiyah menjadi jalan terus,” tambahnya.
Kekuatan Muhammadiyah yang ketiga yaitu sumber daya insani atau manusia. Yakni orang-orang Muhammadiyah yang tulus, ikhlas, dan berkhidmat penuh untuk berjuang lewat Muhammadiyah serta cerdas berilmu. “Lebih-lebih orang Muhammadiyah itu gigih mewujudkan Islam menjadi amal. Itu ciri orang Muhammadiyah,” ungkap Guru Besar Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta tersebut.
Keempat, Kekuatan Sistem dan Manhaj Gerakan Muhammadiyah yang menyatu didukung oleh jaringan serta kebersamaan ke dalam dan keluar yang menjadi sokoguru berjalannya Muhammadiyah. “Ke dalam solid, ke luar kita membangun relasi dengan siapa saja,” tutur Prof Haedar Nashir. Kelima, Muhammadiyah menjadi kuat karena peran, amaliah, dan karya nyatanya dirasakan langsung oleh umat dan masyarakat luas tanpa diskriminasi.
EPS 2 KETUA UMUM PROF HAEDAR NASHIR MENYAPA : Muhammadiyah Sebagai Sistem & Manhaj Gerakan