PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung hampir selama 2 tahun berpengaruh terhadap bidang sosial, pendidikan, kesehatan, perilaku, dan sikap. Perubahan yang terjadi semasa pandemi saat ini, mengacu pada Model Lewin bahwa tahapan-tahapan dalam melakukan perubahan terencana dan perbaikan secara terus menerus membantu dalam keberlanjutan masa mendatang. Perubahan dibagi menjadi tiga bagian yaitu unfreezing (pencarian), change (perubahan), dan refreezing (pembekuan kembali).
Perubahan (changes) adalah proses dan bukan event (peristiwa), yaitu munculnya perilaku baru dan budaya baru yang mendukung perubahan tersebut. Demikian disampaikan oleh, Prof. Mahani Mokhtar (dari UTM), selaku invited speaker pada acara International Education Colloquium (28/08/2021) secara virtual kerjasama Universitas Muhammadiyah Purwokerto dengan Fakulti Social Science and Humaniti UTM.
Dalam kesempatan yang sama Dr. Condro Nur Alim (UMP) menyampaikan pentingnya membangun critical thinking dalam pembelajaran terutama pada masa pandemi saat ini. Membangun critical thinking diperlukan literasi yang cukup kuat agar individu dapat menyaring setiap informasi di era digital saat ini.
Tampil sebagai presenter pada acara kolokium tersebut adalah delapan mahasiswa Program Studi Magister Pendidikan IPS Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang membawakan paper hasil penelitiannya selama masa pandemi Covid-19. Kedelapan mahasiswa tersebut adalah Ika Pujiastuti, Juwita Apriliani, Wahyuliani, Daryanto, Nur Said Manfaluti, Fariz Salma Faza, Ari Wijayanti. Masing-masing presenter menyampaikan presentasinya secara virtual. Kolokium juga diikuti oleh mahasiswa Magister Pendidikan IPS UMP dan mahasiswa dari UTM.
Kegiatan International Education Colloquium UMP-FSSH UTM merupakan implementasi MOU dari kedua lembaga tersebut yang sudah dilakukan sejak beberapa tahun yang lalu. Kegiatan ini diharapkan ke depan menjadi event tahunan yang dapat memacu peningkatan kualitas pendidikan dan mahasiswa dari kedua universitas tersebut. Hal ini disampaikan oleh Dr. Sriyanto saat memberikan closing stament di acara kolokium tersebut. (tgr/riz)