YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Sentra Kuliner Gilangharjo ramai dengan teman-teman dari TIM P3D HMPS PBSI UAD Yogyakarta yang sedang mempersiapkan taman bacaan.
Kita tahu bahwa di era sekarang tidak banyak orang yang menggandrungi hobi membaca, fakta memperlihatkan Indonesia menempati urutan 62 dari 70 negara pada Tahun 2019 berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and Development (OECD).
Sangat miris bukan? Hal ini berarti, tingkat minat baca bangsa Indonesia hanya 0,001 persen artinya diantara 1000 orang hanya ada 1 orang yang terbiasa membaca.
Menjadi motivasi bagi TIM P3D HMPS PBSI mendirikan taman bacaan, meski kondisi masih pandemic tidak mengurangi semangat untuk terus menebar manfaat dan mengabdi pada negeri.
Berada di Sentra Kuliner Gilangharjo kami carikan sumber bacaan mulai dari buku cerita rakyat, buku dongeng, buku bacaan anak, buku islami, novel dan masih banyak lagi.
Program taman baca ini dirintis sejak Bulan Juli hingga November 2021 mendatang tentu berada di bawah pengawasaan Iis Suwartini, M.Pd. selaku dosen pembimbing dan Riswanda Himawan, S.Pd. selaku pendamping lapangan.
Buku-buku yang di sajikan pun berasal dari berbagai sumber seperti pemberian dari Bapak/ibu Dosen hasil dari open donasi buku yang di seberluaskan melalui grup-grup WhatsApp, Instagram, maupun web, pemberian dari Balai Bahasa Bantul Yogyakarta, dan perpusatakaan Daerah Bantul.
“Tujuan dari di dirikanya taman bacaan ini adalah menurunkan tingkat rendahnya minat baca bangsa Indonesia khusunya anak-anak muda, oleh sebab itu kita hanya perlu memulai, lalu membaca, terus membaca, dan terus membaca,” ujar atik Widyaningrum selaku ketua Tim.
Membaca menjadi kegiatan penting yang harusnya bukan menjadi kewajiban melainkan menjadi sebuah kebutuhan setiap orang. Anak-anak dan remaja menjadi sasaran TIM P3D kali ini, dengan melibatkan anak-anak dan mengajaknya terus membaca diharapkan dapat menanamkan kecintaan terhadap buku bacaan dimulai sejak sedini mungkin.Menjadi penulis yang hebat kamu hanya perlu membaca, membaca, dan terus membaca. Anak kecil saja bisa yang pernah kecil pasti bisa. Giatkan membaca dimulai dari diri sendiri. (Khoniatur Rohmah)