IPM Peduli Vaksinasi

IPM Peduli Vaksinasi

Remaja usia 12-21 tahun berbeda pandangan tentang vaksinasi. Ada yang berpendapat sangat diperlukan. Khususnya yang pernah terpapar atau butuh berkunjung ke pesantren, hotel, restoran, mal, terminal, bandara, tempat ibadah dan kafe serta tempat umum lainnya. Adapula yang cuek. Bahkan ada yang anti, karena menurutnya merupakan konspirasi jahat yang ia peroleh informasinya di dunia maya dan tidak dapat membuktikannya.

Alasan itulah yang melatarbelakangi IPM Ranting Takerharjo mengadakan kajian tentang vaksinasi sudut pandang kesehatan. Pematerinya Suprayetno. Dia sarjana keperawatan yang bertugas di rumah sakit Muhammadiyah Lamongan. Dia juga menjabat sebagai ketua Pemuda Muhammadiyah Solokuro dan alumni Perguruan Muhammadiyah Takerharjo.

Mereka juga mengundang saya atas nama PRM Takerharjo. Materinya vaksinasi sudut pandang Islam. Saya menyanggupinya. Senin (30/8/2021) pukul 20.00 saya menuju Graha Aisyiyah. Saya disambut dengan gembira. Saya merasa tersanjung.

Saya pun mengapresiasi mereka. Lantaran bersemangat menghadiri kajian, meski lesehan. Lagian mereka tetap bermasker. Uniknya Ipmawati berjilbab, sedangkan Ipmawan bersarung. Suguhannya permen, gorengan tempe dan jagung. Bahkan tidak sedikit anggota IMM dari pelbagai Perguruan Tinggi yang pulang kampung ikut nimbrung.

Saya berkata. Ajaran Islam mewajibkan setiap muslim berupaya memelihara kesehatannya. Jangan menjatuhkan diri ke dalam kebinasaan. Jangan makan minum berlebihan. Makan makanan yang halal lagi bergizi. Boleh puasa, tapi berbukalah. Beribadahlah di malam hari, tapi juga beristirahatlah. Tubuh, mata dan pasangan memiliki hak yang harus dipenuhi. Gunanya untuk memelihara kejora (kesehatan jasmani dan rohani). Saya pun menyarankan untuk menghindari dan menjaga diri dari penularan penyakit. Janganlah orang yang sakit menular mendatangi yang sehat.

Wajib pula atas setiap insan berobat bila sakit. Pilihlah ahli medis yang tidak merusak akidah dan berakhlak mulia. Gunakan obat yang halal alias tidak mengandung unsur yang membahayakan. Caranya tidak mengandung syirik, bid’ah, khurafat, jin dan makhluk halus. Lalu bertawakal. Otoritas penyembuh adalah Allah.

Selanjutnya bagaimana dengan vaksinasi? Perlu atau tidak. Muhammadiyah mendukung vaksinasi. Karena merupakan ihtiar atau salah satu solusi mengurangi covid-19 yang mengakibatkan 136.473 meninggal di Indonesia (berdasarkan pusat informasi covid tanggal 7/9/2021). Baik sinovak dari Cina dan astrazeneka dari Inggris maupun moderna dari Amerika adalah suci, halal, aman, efektif dan standar WHO. Andaikan terbukti mengandung babi, itu pun dimaklumi demi kemanusiaan.

Maka kini mereka tidak ragu apalagi anti vaksinasi tanpa adanya pengetahuan dan keahlian. Sehingga tatkala Pemerintah Desa membuka 400 pendaftaran vaksinasi, kuota terpenuhi dalam sehari. Walaupun masih 4.874 jiwa penduduk Takerharjo harus antre dan sabar menanti. Termasuk anak kami kelahiran 31 Agustus 2008.

Mushlihin, Sekretaris PRM Takerharjo Solokuro Lamongan

Exit mobile version