JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Korps Instruktur Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jakarta Timur Periode 2021-2022 telah resmi dilantik pada Sabtu, 11 September 2021. Acara pelantikan diselenggarakan secara daring via Zoom yang dihadiri oleh 22 orang peserta yang dilantik, dan sekitar 15 tamu undangan yang turut hadir dalam acara tersebut menjadi saksi telah resminya struktural kepengurusan keinstrukturan baru yang akan meneruskan dakwah perkaderan Jakarta Timur kedepannya.
Acara pelantikan ini mengusung tema “Rekonstruksi Paradigma Ke-Instrukturan 4.0”. Studium General yang dihadiri oleh dua pemateri. Pertama, Wakil Ketua Majelis Pendidikan Kader PP Muhammadiyah Dr.Faiz Rafdhi,M.Kom, yang membawakan materi dengan tema Instruktur dan Kaderisasi, Suluh Kebangkitan Ulul Albab Millenial dan yang kedua dihadiri oleh IMMawan Kokok Dwi Putera, S.Psi yang sekarang masih aktif di Pimpinan Cabang Malang Raya dan sedang mengemban amanah juga sebagai Ketua Bidang Kaderisasi PC IMM Malang Raya menjadi pemateri dengan tema Rekonstruksi Kaderisasi IMM 4.0. Kedua Pemateri tersebut didampingi sekaligus dipandu oleh moderator yaitu IMMawan Athief Arezal Fattah.
Faiz dalam penyampaiannya memberi nasihat bahwa terdapat 3 hal yang berkaitan dengan isu-isu keinstrukturan 4.0. Yang pertama kaitannya dengan disrupsi dimana disrupsi itu sendiri seperti kondisi menyebabkan perubahan dasar yang fundamental. Jika berbicara disrupsi Teknologi Informasi dikaitkan dengan revolusi industry 4.0 adalah system fisik cyber berkaitan dengan dunia maya.
Menurutnya, kaitannya dengan keinstrukturan bisa kita lihat dengan contoh pendidikan dimana yang dulunya pembelajaran bermodel classroom sekarang beralih kepada kondisi pembelajaran yang serba online dengan menggunakan perangkat aplikasi tanpa bertatap muka secara langsung. Sehingga era disrupsi ini kita tidak bisa menjadi egois karena banyak terdapat cara baru dalam perkaderan bahwa kita bisa belajar dimana saja.
Yang kedua berkaitan dengan profil kader dan instruktur, ciri kader dan instruktur ialah penggerak dimanapun kita tetap menjadi penggerak mau dikampus, di rumah, dimanapun tetap menggerakkan. Profil kader menurut pandangan Muhammadiyah ialah dimanapun tetap berdakwah dalam kebaikan. Dan yang ketiga adalah rekomendasi, yaitu adanya uji informasi untuk mencari tau informasi yang kita dapat sudah teruji kebenarannya atau belum, praktik teknologi informasi keinstrukturan bagaimana seorang kader itu mau belajar.
Jadi, artinya instruktur itu hanya fasilitator supaya mempengaruhi orang lain/kadernya untuk mau belajar untuk saling berbagi informasi ilmu pengetahuan. Dan yang terakhir tips dakwah sebagai instruktur adalah berbicaralah menggunakan bahasa yang mudah dipahami agar saat berdialog dengan kader tidak membosankan dan kita mampu menempatkan diri menghadapi tantangan zaman.
Selanjutnya dimateri ke 2 IMMawan Kokoh menyampaikan penyadaran bahwa abad saat ini diera industry 4.0 maraknya ancaman. Menurutnya, apa yang kita lakukan saat ini adalah lahirnya kesuksesan dan memunculkan juga kehancuran yang dilihat dari maraknya disrupsi yang menjadikan ketidakpastian kehidupan. Akhirnya munculah tantangan IMM pada hari ini yang dirangkum dengan VUCA yaitu, Volatility adalah hal-hal yang berubah jadi susah untuk memprediksi trend yang terjadi. Selanjutnya ada Urcentaity adalah ketidak pastian dimana kejadiannya dapat diprediksi tapi tidak dengan dampaknya terjadilah ketidak pastian.
Lalu Complexity adanya tantangan berikutnya jadi semakin sulit untuk dikerjakan. Yang terakhir Ambiguitas yang sering terjadi sekali dalam kehidupan kita adanya kepenuhan ambigu seperti informasi mudah dipahami dan banyak jalan nya dengan banyak perspektif. Padahal informasi yang sama tetapi banyak cabangnya. Maka peringatan dari saya The Winter Is Come ing apakah sudah siapkah kita menerima tantangan ini karena jika diibaratkan social media kita hanya bisa disebut sebagai pengikut saja.
Selanjutnya ia menambahkan bahwa adanya prinsip-prinsip metodologi perkaderan yang tercantum dalam Sistem Perkaderan Ikatan (2011) yaitu penerapan metodologi perkaderan bersifat fleksibel, tergantung situasi dan kondisi situasi setempat, sepanjang memenuhi standar mutu yang diharapkan artinya kita bermain-main metodologi tidak apa-apa seperti kajian online tidak masalah yang penting sesuai standar mutu yang diharapkan. Hal ini dapat menjadikan kita kesadaran bersama buat kita sebagai kader IMM.
Korps Instruktur
Rangkaian acara selanjutnya adalah acara inti yakni prosesi pelantikan yang dipandu oleh ketua umum Pimpinan Cabang IMM Jakarta Timur yaitu IMMawan Wikka Esa Putra dengan pembacaan SK, Pembacaan Ikrar pelantikan oleh Ketua Korps Instruktur Cabang terpilih yaitu IMMawan Azzumar Abdillah Husien. Setelah resmi dilantik adanya penyerahan mandat dari ketua Korps Instruktur Cabang sebelumnya yaitu IMMawan Ikhsan Helmi kepada Ketua Korps Instruktur Cabang IMM Jakarta Timur yang terpilih yaitu IMMawan Azzumar Abdillah Husien.
Setelah penyerahan mandat adapun sambutan-sambutan yang akan disampaikan oleh IMMawan Azzumar sebagai ketua Korps Instruktur terpilih, ia menyampaikan harapan kedepan bahwa instruktur bukan hanya sekedar pendampingan terhadap komisariat tetapi kita juga harus mampu mengupgrade diri kita karena awal lahirnya kader yang mendapingi adalah instruktur yang pasti harus memiliki keteladan, intelektual, dan kepekaan terhadap kader. Semoga dilantiknya kami membawa kaderisasi IMM di Jakarta Timur yang lebih baik lagi.
Sambutan kedua disampaikan oleh Ketua Korps Instruktur Cabang Periode sebelumnya tahun 2020-2021 yaitu IMMawan Ihsan Hemi beliau menyampaikan pesan kepada instruktur yang telah dilantik semoga kedepannya bisa menciptakan sebuah pondasi yang kuat, yang kokoh, utuh, dalam setiap perkaderannya. Baik perkaderan utama mapun pendukung dimasa pandemic ini maupun dimasa milenial nantinya.
Selanjutnya sambutan terakhir yang akan disampaikan oleh IMMawan Wikka Esa Putra selaku ketua Pimpinan Cabang Jakarta Timur yang menyampaikan pesan dan harapannya kepada teman-teman yang telah dilantik semoga kedepannya tetap stabil dan tidak hanya merekleksikan agenda tetapi menjadi upaya untuk bergerak, hal yang harus perlu dievaluasi kedepannya perlu diselesaikan karena kita harus mampu menstabilkan keadaan zaman. Kita sebagai kader jangan hanya mengikuti arus tetapi kita harus bisa menentang arus dan mampu mengimplementasikannya. (Linah Apriyanti)