YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Sastra Budaya dan Komunikasi Periode 2020/2021 melaksanakan kegiatan MASTA (Masa Ta’aruf) dalam rangkaian Program Pengenalan Kampus Universitas Ahmad Dahlan. Kegiatan tersebut dilangsungkan secara virtual pada Rabu (15/09/2021).
Masta IMM FSBK merupakan gerbang pertama proses pengenalan mahasiswa baru terhadap gerakan intelektual profetik yang harus dipahami oleh setiap mahasiswa di Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM). Hal ini kemudian senada dengan salah satu nilai dasar perjuangan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, yakni transendensi, liberasi, dan humanisasi.
Gerakan intelektual profetik dalam Masta IMM FSBK sebelumnya disinggung dalam video profile IMM FSBK, Syauqi selaku Ketua Umum PK IMM FSBK menyebutkan dengan gamblang bahwa “IMM FSBK adalah organisasi otonom Muhammadiyah sekaligus organisasi pergerakan mahasiswa yang bertanggung jawab untuk menyelaraskan antara iman, ilmu, dan amal”.
Maryam Shod selaku Kabid Kaderisasi IMM FSBK yang turut membersamai mahasiswa baru dalam kegiatan Masta Fakultas menuturkan secara umum tentang IMM dan pentingnya berproses di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah bagi mahasiswa baru. Selain itu, Maryam bercerita tentang pengalamannya selama berproses di IMM FSBK. “Untuk mahasiswa baru, Dahlan Muda, dan juga calon-calon kader IMM ayo bergabung dan berproses bersama kami di IMM FSBK. Seperti yang disampaikan sebelumnya, di IMM FSBK kita akan menemukan banyak belajar hal baru serta ilmu baru khususnya dalam ranah Kemuhammadiyahan dan umumnya dalam ranah kemahasiswaan” tutur Maryam.
Yusuf Bastiar turut menambahkan mengenai agenda-agenda IMM FSBK dalam ranah humanisasi atau kemanusiaan. Kabid Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat IMM FSBK tersebut menyebutkan bahwa IMM FSBK ikut andil dalam pengawalan isu-isu regional Jogja maupun nasional. “Seperti kemarin ketika terjadi pelemahan KPK, teman-teman IMM FSBK membuar pers rilis, suatu kajian yang memang menyatakan sikap IMM FSBK terkait isu tersebut” kata Yusuf. Hal ini menjadi sangat penting mengingat IMM tidak hanya sekadar organisasi otonom Muhammadiyah saja, melainkan juga IMM sebagai organisasi pergerakan mahasiswa yang segenap amalnya senantiasa diabadikan untuk kepentingan rakyat.
Yusuf juga sempat menyinggung mengenai awal mula ia tertarik untuk bergabung di IMM, salah satunya ialah karena ia terfasilitasi dalam belajar menulis. Hal ini kemudian coba dipertahankan oleh IMM FSBK periode ini. IMM FSBK merumuskan agenda liberasi atau intelektualisme dengan rutin mengadakan latihan kepenulisan, bedah buku, dan diskusi kelimuan guna melatih kawan-kawan kader IMM dalam berpikir secara ilmiah juga berpikir secara kritis.
Dalam aspek transendensi atau religiusitas, Maryam menjabarkan kegiatan-kegiatan IMM FSBK seperti diskusi dan kajian-kajian agama, pembelajaran tahsin, audio dakwah/podcast, dll. Pembinaan keagamaan semacam ini menjadi penting mengingat IMM adalah anak dari Persyarikatan Muhammadiyah yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia. Hal ini juga senada dengan tujuan IMM yakni “Mengusahakan terbentuknya Akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah”.
Pelaksanaan Masta IMM FSBK ini diharapkan dapat membangun iklim mahasiswa UAD yang berlandaskan pada ilmu sosial profetik. Selain itu, penanaman nilai-nilai profetik di atas menjadi pijakan bagi calon kader IMM FSBK sekaligus penegas bahwa IMM bertugas sebagai pelengkap dakwah Muhammadiyah dalam kalangan mahasiswa dan IMM merupakan komponen pergerakan mahasiswa. (syq)