MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren (LP2M) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel dihelat Ahad, 19 September 2021 di Aula Asmadina Unismuh Makassar.
Dalam acara pembukaan tersebut, Ketua PWM Sulsel, Prof. Dr. Ambo Asse menekankan kepada seluruh hadir untuk terus berupaya menggiatkan pembinaan sumber daya manusia.
“Jangan sampai ada pesantren dak ada kursinya. Tapi yang harus juga diantisipasi, jangan sampai pesantren tidak ada bukunya,” tegas Prof. Ambo.
Prof. Ambo berharap, para pemimpin pondok pesantren Muhammadiyah (pontren-Mu) juga mengupayakan penyediaan kepustakaan di pondok, termasuk kepustakaan terkait Persyarikatan Muhammadiyah.
“Jadi, pimpinan pondok kalau jalan-jalan ke Yogya, beli juga buku Muhammadiyah. Supaya meningkat pemahaman kita tentang Muhammadiyah, harap Prof. Ambo yang juga Rektor Unismuh Makassar ini.
Bahkan, Guru Besar Ilmu Hadis ini berharap, pontrenMu menjadikan penyediaan kepustakaan terkait persyarikatan ini sebagai salah satu prioritas.
“Membebanikah pondok ini (penyediaan kepustakaan)? Yang terpenting itu buku “Tanya Jawab Agama”, Buku-buku terkait putusan-putusan Tarjih. Itu kita harus lengkap.
Kita beli buku untuk pondok, tapi ada juga untuk kita, supaya bukan buku pondok yang kita ambil,” ungkap Prof. Ambo disambut tawa dari hadirin.
Prof. Ambo juga mengingatkan, untuk tetap menjadikan semangat jihad sebagai pegangan dalam mengelola pondok pesantren Muhammadiyah.
Selain semangat jihad, Prof. Ambo mengingatkan, sesuai Quran Surah Attaubah yang membarengi jihad dan sabar.
Kita memang tdk bisa sukses kalau tidak berjihad. Tapi, ingat, ada dua kunci kita sukses yakni jihad dan sabar.
“Dalam ayat memang yang dibicarakan itu surga. Tapi, surga itu kan nanti di akhirat. Kalau di dunia, surga itu kita anggap kesuksesan. Mengurus pesantren Muhammadiyah harus dijadikan sebagai jihad fii sabilillaah. Masalah-masalah dan tantangan dalam mengurusnya, kita harus bersabar,” tutup Prof Ambo. (riz)