PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah – Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas Jawa Tengah Dr. Makhful mengatakan, harapan setiap orang yang telah menikah adalah kehadiran dzurriyyah atau keturunan yang akrab disebut dengan anak.
Harapan berikutnya, kata Makhful, berusaha agar anaknya menjadi qurrata a’yun atau permata hati. “Untuk mendapatkan anak salih atau salihah dan berkarakter islami ada beberapa tips, yakni ajari anak dengan kalimat tauhid, bergurau dengan lembut, ajari anak etika berpakaian, perlakukan anak dengan kasih sayang, dan menekankan anak berlaku jujur,” katanya di Purwokerto Senin (20/9).
Dijelaskan tips tersebut batasi mulai dari usia 0-4 tahun. Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas r.a. yang telah menceritakan bahwa Nabi saw pernah bersabda “Ajarkanlah kepada anak-anak kalian pada permulaan bicaranya ucapan laa Ilaaha Illaah, dan ajarkanlah agar di akhir hayatnya mengucapkan laa Ilaaha illallah,” katanya.
Makna yang terkandung dalam hadits ini, lanjut Makhful ialah apabila anak mulai dapat berbicara. Kadang orang tua tidak sadar melatih anak berbicara dengan kata atau kalimat yang tidak sesuai.
“Orang tua merasa lega dan senang ketika buah hatinya sudah hafal dan bisa bernyanyi, akan tetapi lupa melatih mengucapkan kalimah tauhid sebagai fondasi dalam pendidikan anak,” jelasnya.
Bergurau dengan lembut. Anas Ibnu Malik r.a. mengatakan ; sesungguhnya Rasulullah saw benar-benar suka mengunjungi kami dan bergaul dengan kami sehingga saudaraku yang masih kecil yang suka main burung tak luput dari sapaannya, Hai Abu ‘Umair, apakah yang terjadi dengan burung pipitmu? (Bukhari , Kitabul adab no 5664).
“Perhatian Islam begitu besar kepada anak-anak tanpa mengindahkan perasaan, kecenderungan mereka tumbuh menjadi orang-orang yang baik dan berguna,” jelasnya.
Mengajari anak etika berpakaian. Pada usia ini anak-anak mulai dilatih berpakaian sesuai dengan jenisnya, cara memakai dan melukar. Serta memperlakukan anak dengan kasih sayang.
“Banyak hadits yang menceritakan kasih sayang kepada anak-anak. Di antaranya anjuran Nabi saw kepada para bapak untuk menyayangi anak-anak yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Anas ra,” jelasnya.
Menekankan anak berlaku jujur. Sesungguhnya anak-anak itu senantiasa mengawasi sepak terjang orang-orang dewasa lebih khusus kepada kedua orang tuanya dan meniru perbuatan mereka.
“Pada usia 0-4 dunia anak itu meliputi bermain meniru dan bertanya. Oleh karena itu orang tua sangat berperan di dalam mengisi dunia mereka, berilah permainan-permainan yang menyenangkan, tidak membahayakan. Usahakan jangan biasakan berbohong kepada anak, karena dengan berbohong akan mudah ditiru oleh anak-anak,” pungkasnya. (tgr)