Spirit Al Ma’un dalam Vaksinasi Covid-19

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) hari ini (18/09) melaksanakan vaksinasi Covid-19 tahap kedua. Pembukaan vaksinasi dilaksanakan di Balai Desa Kojadoi, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka.

Acara pembukaan dihadiri secara langsung oleh Kepala BKKBN Kabupaten Sikka, Ketua PDM Kabupaten Sikka dan para tokoh Muhammadiyah Sikka. Secara online, turut mengikuti pembukaan, Anggota PP Muhammadiyah sekaligus Dubes RI untuk Lebanon, Hajriyanto Y Tohari dan Ketua Divisi Infokom Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) PP Muhammadiyah.

Ketua PDM Kabupaten Sikka, Muhammad Ichsan Wahhab dalam sambutannya mengatakan vaksinasi Covid-19 di Sikka dapat terlaksana karena kepercayaan Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Alhamdulillah pula, kegiatan ini didukung oleh pemerintah Kabupaten Sikka, dinas kesehatan, para nakes yang bergabung dari puskesmas-puskesmas pendukung,” kata Ichsan.

Puskesmas pendukung vaksinasi Covid-19 kali ini kata Ichsan berasal dari Puskesmas Teluk sedangkan nakes dari Puskesmas Waipare dan Beru menyebar ke beberapa pulau di sekitar Kojadoi untuk melakukan vaksinasi jemput bola.

“Untuk di Kojadoi ini ada 3 pulau yang datang terpusat disini adalah Pulau Kojadoi, Lebantour dan 2 pulau terkecil adalah Pulau Loan dan Parumaan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara ini,” kata Ichsan.

Budi Santosa, mewakili MCCC PP Muhammadiyah dalam sambutan singkatnya berterima kasih kepada jajaran PDM dan Pemerintah Kabupaten Sika serta semua pihak yang mendukung terselenggaranya vaksinasi Covid-19 di NTT.

Memberi sambutan sekaligus membuka acara vaksinasi, Hajriyanto Y Thohari melalui aplikasi telekonferen dari Beirut, Libanon. “Saya menyambut gembira PDM Kabupaten Sika bersama-sama MDMC dan MCCC dapat memfasilitasi pelaksanaan vaksinasi bagi warga Kabupaten Sikka pada pagi hari ini. Ini menunjukka pada kita semua suatu kerja sama, kolaborasi merupakan hal yang sangat penting bagi tercapainya agenda nasional kita seperti vaksinasi,” katanya.

Agama Islam selalu memerintahkan kepada kita untuk menjalin kerja sama, kata Hajriyanto, tanpa mempedulikan perbedaan suku, bangsa, agama dan mazhab atau aliran. Menurutnya, kita harus terus-menerus menjalin kerja sama seperti ini, bukan hanya agenda vaksinasi melainkan juga dalam berbagai bidang yang lain tanpa memperhatikan sekat-sekat perbedaan.

Muhammadiyah didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan adalah untuk mengembangkan sikap suka menolong, suka membantu. “Itulah yang kemudian menjadi dasar dan sekaligus spirit utama ketika KH. Ahmad Dahlan mendirikan salah satu majelis yang sangat penting yaitu PKO, singkatan dari Pertolongan Kesengsaraan Oemoem pada waktu itu,” ujar Hajriyanto.

Kata Hajriyanto, PKO itu menunjukkan semangat filantropisme, kedermawanan untuk suka menolong, membantu orang lain berdasarkan kasih sayang kepada sesama. Dia berujar Ahmad Dahlan dengan spirit surat Al Ma’un.

“Orang-orang yang mendustakan agama itu bukan hanya orang-orang yang tidak mau peduli kepada agama, melainkan termasuk orang-orang yang mengabaikan anak yatim, tidak mau memberi bantuan makanan pokok kepada fakir miskin bahkan lebih dari itu orang-orang yang enggan memberikan pertolongan kepada orang-orang yang memerlukan,” jelasnya.

Spirit Al Ma’un itulah kata Hajriyanto, yang juga melahirkan panti-panti asuhan yatim Muhammadiyah, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Lembaga Amal Zakat Infaq Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu).

Terakhir Hajriyanto menegaskan Muhammadiyah terus konsisten dan komitmen bekerja di ranah kemanusiaan universal melalui berbagai majelis lembaga yang sudah dibentuknya.

“Muhammadiyah selalu berpihak kepada kaum yang alami kesengsaraan akibat dianiaya,” pungkasnya.(Budi Santoso/Riz)

Exit mobile version