Pesan Haedar Nashir untuk Generasi Muda: Jadilah Subjek IPTEK

MALANG, Suara Muhammadiyah – Pengenalan Studi Mahasiswa Baru tahun 2021 (Pesmaba) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam rangka penyambutan mahasiswa baru di kampus UMM, kegiatan tersebut diadakan secara luar Jaringan (Luring) dan secara dalam jaringan (daring) pada Rabu (22/9/2021).

Prof. Dr. Muhadjir Effendi, M.A.P. Ketua BPH UMM  yang telah memberi motivasi pada sambutannya sekaligus berpesan kepada mahasiswa baru bahwa “Saya pesan kepada kalian semua agar memanfaatkan untuk belajar di Universitas Muhammadiyah Malang ini dengan sebaik-baiknya, ingat punggung kalian menanggung beban besar dari orang tua kalian, agar kalian semua sukses, bukan hanya orang tua kalian saja, tetapi juga seluruh masyarakat, nusa dan bangsa ini,” ujarnya.

Prof. Dr. Haedar Nashir, M.SI. Ketua Umum PP Muhammadiyah dalam sambutanya menyarakan mahasiswa baru untuk lebih memanfaatkan waktu sebaik mungkin, dan berniat untuk menjadi mahasiswa yang berprestasi dan berkualitas tinggi, sebab UMM ini telah menunjukan bagaimana kualitas dan prestasinya.

Menurut Haedar sendiri, di era kehidupan sekarang lebih sulit. Pertama, berada di era kehidupan multikulturalisme, yang jauh lebih kompleks ketika generasi tua menjalani kehidupan di masa lalu.

“Mulltikulturalisme adalah alam pikiran dan kehidupan yang serba terbuka dan melintasi yang ditandai dalam proses demokrasi, toleransi, pluralisme, dan kehidupan antar orang, antar kelompok, antar bangsa antar negara yang semakin mencair,” tegasnya.

Demokrasi telah membawa kehidupan kita menjadi serba banyak pilihan secara bebas, bahkan dalam politik juga kehidupan kita semakin demokratis, kesadaran tentang Hak Asasi Manusia (HAM) sampai pada orang yang berlaku buruk pun tidak mudah untuk disiplin secara hukum karena berlindung dibalik HAM. Demokrasi ini juga harus ada nilai dan kebajikan publik, dan HAM harus mampu memperhitungkan nilai-nilai yang hidup ditengah masyarakat dan Hak Asasi orang lain.

Kedua, berada di era revolusi digital yang semakin canggih. Dibandingan era dahulu  yang mana di segala aktivitas sering sekali dilakukan secara langsung di lapangan. dan di era saat ini mahasiswa dituntut untuk menguasai teknologi digital agar dapat terhubung dengan dunia yang lebih luas. Haedar mengigatkan agar mahasiswa selalu berhati-hati supaya nantinya tidak menjadi korban oleh kecanggihan teknologi saat ini.

Menurutnya kecanggihan teknologi saat ini akan membuat kehidupan kita lebih mudah, cepat dan masif, tetapi jika tidak hati-hati, kita juga akan menjadi korban dari revolusi teknologi itu sendiri. Kita bukan lagi subjek melainkan objek karena kita tidak mempunyai kemampuan untuk menguasai IPTEK secara benar bedasarkan ilmu, etika, dan nilai. Karena itu kita perlu manfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan cara menguasai IPTEK secara benar, dan wawasan yang luas.

Ketiga, hidup berada era media sosial sebagai persekuensi dari revolusi teknologi informasi yang canggih tersebut. Sekarang ini, media sosial telah menjadi realitas baru di dalam kehidupan manusia. Kita semua tidak pernah luput dari kehidupan di media sosial.

“Bahka            n media sosial terkadang membuat kita mudah menerima hoaks, kebencian, permusuhan, menikmati kesenangan, rebahan, dan nilai-nilai yang mungkin tidak positif dalam kehidupan, tetapi sesungguhnya media sosial bisa kita manfaatkan untuk kehidupan dalam relasi yang positif, contohnya seperti kita mampu mencari ilmu, menambah teman, membanggun radius pergaulan ke yang lebih luas bukan hanya di lokal, nasional, namun juga ditingkat ragional dan global dapat kita lakukan lewat media sosial tersebut,” jelas Haedar. (iza/guf)

Exit mobile version