LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – Setelah acara Rencana Tindak Lanjut (RTL) Darul Arqam Dasar (DAD) 1 Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PK IMM) Al Iskandariyah. Yaitu tentang Kajian Ke IMM an yang ke enam, dengan tema “IMM dan Gerakan Literasi Digital Di Era Post Truth” yang bertempat di AULA UMLA, pada hari Ahad (26/9/2021).
Fathan Faris Saputro Master Of Traing (MOT) RTL DAD memberikan evaluasi pasca RTL Kajian. Ia mengatakan “Dalam perjalanan pasca Darul Arqam Dasar 01 PK IMM Iskandariyah Universitas Muhammadiyah Lamongan, mengalami dinamika organisasi yang menuntut perkembangan dalam pergerakannya. Maka memaksa kader-kader baru untuk melangkah lebih progresif dalam menentukan langkahnya”, ungkapnya.
Sambungnya, untuk menjadikan kader yang semakin dinamis dan siap untuk menghadapi kemajuan zaman. Ketiga hal ini bukan melemparkan IMM ke masa lalu yang harus kita tengok karena pada hakikatnya masa lalu takkan kembali lagi.
Pertama, hendaknya Immawan-Immawati alumni DAD ber- muhasabah (introspeksi) dengan apa yang dilakukan saat ini sudahkah sesuai. Hal yang harus kita khawatirkan, bila nyatanya IMM saat ini belum sesuai dengan harapan kita atau bahkan kepribadian dan jati diri kita jauh dari apa yang telah dirumuskan.
Kedua, Kader-kader alumni DAD ini hendaknya melakukan muraqabah (retropeksi). Retropeksi berarti pandang balik, artinya sejauh ini IMM harus bisa mengukur capaian apa yang sudah dilakukannya. Lebih-lebih secara kualitatif dan kuantitatif IMM harus bisa menjelaskan, sebagai pertanggung jawaban kepada umat.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah, yang merupakan wadah perjuangan untuk menghimpun, menggerakkan dan membina potensi mahasiswa Islam guna meningkatkan peran dan tanggung jawabnya sebagai kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa, sehingga tumbuh kader-kader yang memiliki kerangka berpikir ilmu amaliyah dan kader amal ilmiah sesuai dengan Kepribadian Muhammadiyah, Kesemuanya itu dilaksanakan secara bersama dengan menjunjung tinggi musyawarah atas dasar iman dan taqwa serta hanya mengharap ridha Allah SWT.
Ketiga, hendaknya kader-kader baru ini melakukan muwajahah (proyeksi), artinya IMM harus dapat memproyeksikan dirinya ke masa depan dengan melakukan langkah strategis sesuai dengan cita-cita dan harapan IMM ke depan. Dengan proses perumusannya, kita harus visioner dan bisa membaca arus zaman ke depan agar langkah yang dilakukan menjadi langkah progresif dan menghasilkan kemanfaatan luarbiasa untuk ummat” Titur Fathan
“Melalui tiga pendekatan ini : Muhasabah, muraqabah, dan muwajahah, kita mengurai capaian, permasalahan, dan peluang yang menantang di hadapan, kemudian memantapkannya sebagai gerakan untuk menyelesaikan permasalahan bangsa”, pungkasnya. (Alfain Jalaluddin Ramadlan)