Rakerda, Lazismu Kabupaten Pekalongan Dorong Pemberdayaan di Masa PPKM

Rakerda, Lazismu Kabupaten Pekalongan Dorong Pemberdayaan di Masa PPKM

PEKALONGAN, Suara Muhammadiyah – Demi meningkatkan pelaksanan program pemberdayaan masyarakat, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), serta kewirausahaan di pesantren pada masa pandemi covid-19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Kabupaten Pekalongan menggelar Rapat Kerja Daerah (rakerda) Tahun 2022, Sabtu, 25 September 2021, di Hotel Pesonna Pekalongan.

Hadir dalam acara yang bertema sinergi dalam optimalisasi zakat untuk pemberdayaan umat, konsultan Program UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Mudatsir, Manager Teritori Lazismu Wilayah Jawa Tengah, Agus Alwi Masyruri, ST, M. IKom, Ketua Induk Baitut Tanwil Muhammadiyah (BTM) Pekalongan, Ahmad Su’ud, Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kabupaten Pekalongan, Hj. Rumainur, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Pekalongan, Pimpinan Majelis, Lembaga dan organisasi otonom Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Se-Kabupaten Pekalongan dan Lazismu Kantor Layanan se-Kabupaten Pekalongan.

Konsultan Program UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tegal, Mudatsir, menyampaikan potensi sinergi antara program UMKM Bank Indonesia Tegal dengan program pemberdayaan di Lazismu Kabupaten Pekalongan.

“Melalui kemitraan dengan Lazismu, Bank Indonesia Tegal sudah membantu peralatan untuk membuat sabun untuk MBS As Salam Kajen dan mesin jahit bagi komunitas penjahit Pekalongan Raya. Bank Indonesia Tegal juga sudah mendampingi UMKM gula di Paninggaran dan kopi di Petungkriyono”, ungkap Mudatsir. Mudatsir juga memaparkan potensi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah yang telah dilakukan melalui kebijakan Bank Indonesia sebagai akselerator, inisiator dan regulator.

Senada dengan Mudatsir, Manager Teritori Lazismu Jawa Tengah, Agus Alwi Masyruri, juga berharap agar Lazismu Kabupaten Pekalongan dapat melaksanakan salah satu program unggulan yang dicanangkan Lazismu Wilayah Jawa Tengah, yaitu pemberdayaan UMKM. Agus Alwi memaparkan berdasarkan laporan penghimpunan zakat, infaq dan shadaqah Lazismu Kabupaten Pekalongan sampai bulan Agustus 2021 yang mencapai 4,2 miliar, perlu ditasharufkan untuk program pemberdayaan UMKM.

Agus Alwi juga berharap segala potensi penghimpunan zakat, infaq, shadaqah di Kabupaten Pekalongan agar bisa dioptimalkan melalui sinergi dengan semua kantor layanan Lazismu se-Kabupaten Pekalongan. “Daftar tunggu naik haji di Kabupaten Pekalongan sudah sampai berapa tahun?. Harusnya zakat maupun infaqnya bisa mengikuti. Kita harus menggugah hati masyarakat yang lebih gemar naik haji ketimbang berzakat. Dalam rukun Islam zakat disebut lebih dahulu ketimbang naik haji”, ungkap Agus Alwi.

Menanggapi penyampaian dari Bank Indonesia dan Lazismu Wilayah Jawa Tengah, Ketua PCM Doro Kabupaten Pekalongan, Safruddin, menilai program pemberdayaan umkm dan kewirausahaan pesantren akan sangat bermanfaat di desa-desa. Safrudin mengaku di Doro mempunyai potensi sebagai daerah penghasil pisang, dan juga mempunyai pesantren Al Qur’an Muhammadiyah Rogoselo yang dapat dijadikan sarana tempat pendidikan wirausaha di pesantren.

Sementara itu, Lazismu Kantor Layanan PDA Kabupaten Pekalongan, Sri Kusmaniah, menanggapi positif peluang sinergi program dengan Bank Indonesia. Kusmaniah menyampaikan jika di Aisyiyah Kabupaten Pekalongan sudah melaksanakan program sekolah wirausaha Aisyiyah (SWA) dan mempunyai BUEKA, Badan Usaha Ekonomi Keluarga Aisyiyah. Kusmaniah berharap dapat meningkatkan kualitas produk UMKM dari BUEKA maupun hasil dari SWA melalui sinergi program dengan Bank Indonesia.

Keberhasilan program pemberdayaan ekonomi khususnya bagi dhuafa memang memerlukan peran Lembaga Amil Zakat (LAZ) sebagai penopang utama dalam pelaksanaannya. Keberadaan LAZ sangat diharapkan menjadi daya dukung dalam memberdayakan kaum dhuafa sehingga mampu merubah nasibnya ke arah hidup yang lebih baik dan meningkat kesejahteraannya. Lazismu sebagai LAZ di bawah Persyarikatan Muhammadiyah sejak kelahirannya menempatkan program ekonomi sebagai prioritas utamanya, disamping pendidikan, sosial dan dakwah. (Fakhrudin)

Exit mobile version