ENREKANG, Suara Muhammadiyah – Verifikasi Muhammadiyah Boarding School (MBS) dari Kementerian Agama Kabupaten Enrekang untuk izin operasional dari Kementerian Agama.
Verifikasi Asrama santri masjid, ruang belajar, ruang dapur, ruang makan perpustakaan, WC. Lapangan olah raga, Aula,kantor MBS Direktur dan Pembina santeri. Senin (27/09/2021).
Turur hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya adalah Dari kementerian Agama Kepala Seksi kepasenteranan Askar Mudji,S Ag.M.Pd.I, Drs.H.Mardan, Drs Tahir Pady, Sebagai dewan penyantun, Drs. H. Hasbudi selaku Kepala Mts.Muh.Enrekang, Saidang Wakil Direktur 1 MBS, Serta Yusran Sekretaris MBS dan MustaminS Pd.I M.Pd.I Pembina Santri.
Dalam kesempatan tersebut Drs. H. Hasbudi Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah Enrekang sekaligus Kepala Sekolah Mts. Muhammadiyah Enrekang mngatakan bahwa Muhammadiyah Boarding School (MBS) berupaya untuk terus mencetak generasi-generasi terbaik agar bisa berkontribusi bagi kemajuan bangsa Indonesia.
Pembentukan generasi-generasi bangsa ini pun dilandasi dengan sistem pendidikan dan pembangunan karakter santri yang menghabiskan waktu belajarnya. Dengan mengadopsi sistem asrama atau boarding school, para santri diharapkan bisa mendapatkan pendidikan secara berkesinambungan.
“Tidak hanya saat berada di dalam ruang kelas, tapi juga saat tinggal di asrama, Harapan kami, santri-santri kami setelah lulus itu kelihatan karakternya. Dalam hal ini, pemerintah lewat Kemendikbud juga menekankan bagaimana fondasi karakter anak-anak Indonesia. Kami pun menempuhnya, salah satunya dengan pendidikan agama, pendidikan karakter, pembiasaan atau habit,” ujarnya.
Lebih lanjut, Diriny menjelaskan, sistem pendidikan yang diterapkan di MBS Enrekang sedapat mungkin mengedepankan pendidikan karakter.
“Karena itu, para santri pun diharapkan dapat menjunjung tinggi nilai-nilai karakter tersebut, mulai kerja keras, tanggung jawab, dan kejujuran. Nilai-nilai itu ditanamkan ke dalam kebiasaan sehari-hari para santri, baik saat berada di ruang kelas maupun saat di asrama,” tambahnya.
Dia berharap, begitu lulus, para santri sudah terbiasa dengan nilai-nilai karakter dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Tentunya, pendidikan karakter ini pun didasari oleh pendidikan agama, moral, dan nilai-nilai spiritual.
”Jadi harapan kami, kami mencetak generasi. Kami mengelola manusia, bukan barang. Hasil dan prosesnya memang lama. Dan mungkin hasilnya baru bisa dinikmati nanti, tidak sekarang, tapi nanti mungkin 10 atau 20 tahun lagi, ‘produk’ itu baru kelihatan,” ujar Hasbudi
Dirinyapun menuturkan bahwa Tidak hanya itu, pembiasaan ini juga tidak terlepas dari kehidupan di asrama. Program-program di asrama pun dapat terus terpantau oleh para pengasuh dan pengajar.
“Alhasil, dari pembiasaan tersebut, diharapkan menjadi habit, kemudian menjadi budaya, dan akhirnya dapat menjadi sebuah karakter para santri,” tuturnya.
Selain melandasi pendidikan karakter dengan pendidikan agama, MBS Kabupaten Enrekang juga memadukan kurikulum umum yang dikeluarkan oleh Kemendikbud dan juga Kementrian Agama Kurikulum sekolah umum dipadukan dengan kurikulum pendidikan asrama dan pendidikan agama khas pesantren. Sehingga, santri-santri lulusan MBS Kabupaten Enrekang nantinya tidak hanya memiliki karakter dan agama yang bagus, tapi juga memiliki kemampuan dari aspek kognitif atau pengetahuan umum.
”Jadi, antara nilai umum dan nilai agama kami seimbangkan. Harapannya, santri kami itu agamanya bagus, karakternya bagus, sementara aspek pengetahuan juga mumpuni,” pungkasnya. (El)