MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulawesi Selatan menyikapi pembakaran mimbar Masjid Raya Makassar yang terjadi pada beberapa waktu lalu dengan mengundang sejumlah pihak untuk hadir pada silaturahim yang dihelat pada Selasa, 28 September 2021 di Aula Fakultas Kedokteran Unismuh Makasssar.
Hal ini mendapatkan apresiasi dari tamu undangan, termasuk pihak Pemerintah Provinsi Sulsel. Kabag Kesra Sulsel, Muh. Hasim, mewakili Plt. Gubernur Sulsel menyampaikan bahwa langkah yang diambil PWM Sulsel ini patut diteladani dalam menyikapi peristiwa yang sempat membuat geger publik ini.
Kodam XIV Hasanuddin dan Polda Sulsel pun mengapresiasi hal tersebut. Kepala Biro Sumber Daya Manusia Polda Sulsel, Trisman, menyebut bahwa langkah yang diambil oleh PWM Sulsel ini sudah tepat. “Kami di sini bisa memberikan keterangan terkait langkah yang sudah diambil kepolisian atas kasus ini,” ungkap Trisman.
Trisman menjelaskan, hingga kini, kepolisian terus memproses kasus tersebut dengan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi dan memeriksa CCTV. Trisman juga membeberkan, berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku ternyata berada di bawah pengaruh alkohol dan minuman keras.
Keuskupan Agung Makassar, Pst. Albert Anina, juga mengapresiasi langkah Muhammadiyah ini. Pihaknya berterima kasih kepada Muhammadiyah yang telah menginisiasi pertemuan ini.
“Kami memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas pertemuan kita yang sangat baik dan menentramkan jiwa ini. Sehingga apa yang telah terjadi bisa sedikit clear dan ada gambaran sehingga kita bisa melihat lebih jernih, apa persis permasalahnnya,” ungkap Pastor Albert.
Sementara itu, Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) Wilayah Sulselbara, Pdt. Dr. Adrie Massie, menuturkan bahwa seharusnya, langkah-langkah untuk membendung peristiwa-peristiwa yang bisa melukai nurani keagamaan dan keragaman kita, memang merupakan tugas seluruh elemen, terkhusus para pemuka agama.
“Apa yang terjadi kemarin, pembakaran mimbar Masjid Raya itu bukan hanya menjadi kepedihan bagi umat Islam, melainkan kepedihan semua umat beragama. Saya bangga dengan Muhammadiyah, karena itu, kemarin saya mendapat undangan saya senang sekali,” ungkap Pdt. Adrie.
Lanjut Adrie, dengan silaturahim lintas ormas dan agama seperti ini akan memberikan efek yang luar biasa bagi masyarakat. Adrie juga mengajak para pemuka agama untuk terus mengajarkan dan membina umat agar bisa tetap menjalankan ajaran agamanya yang baik.
Ketua DPW Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Sulsel, Dr. Abri menyarankan agar forum komunikasi yang diinisiasi oleh Muhammadiyah seperti ini dipertahankan dan ditingkatkan.
Dr. Abri juga berharap kepada TNI dan POLRI untuk kembali menggalakkan program-pogram untuk meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat khususnya kalangan muda. “Ada juga Da’i Kamtibmas, sehingga dengan ini, tidak ada lagi yang namanya ekstrem kiri dan ekstrem kanan,” kata Abri.
Dalam sambutannya, sebelum menutup acara, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, Prof. Dr. Ambo Asse menghaturkan terima kasih atas kehadiran para tamu undangan. Ia menjelaskan, forum yang menghadirkan pihak keamanan ini memang dibuat untuk mengantisipasi peristiwa-peristiwa seperti yang telah terjad terkait isu agama.
Lanjut Prof. Ambo, forum ini diharapkan menjadi forum komunikasi untuk memberikan penjelasan terkait penanganan kasus pembakaran mimbar masjid. “Sampai hari ini, kami ingin tahu sudah sejauh mana pengusutan kasus itu,” kata Prof. Ambo.
Karena itu, ia berharap dua hal. Pertama, kasus pembakaran mimbar masjid harus diusut tuntas sesuai pasal yang berlaku. Kedua, ia berharap, tidak terulang lagi kejadian-kejadian yang terkait agama seperti ini, termasuk pemberian perlindungan dan rasa aman kepada tokoh-tokoh agama.
Dalam acara ini, hadir juga di antaranya dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel, Pimpinan Wilayah Nahdhatul Ulama (NU), Ketua Permabudhi Sulsel, MATAKIN Sulsel, DPW Hidayatullah Sulsel, dan PD Tarbiyah PERTI Sulsel. (Hadi/Riz)