BANDUNG, Suara Muhammadiyah – Universitas Muhammadiyah Bandung (UMBandung) memutuskan untuk menggelar perkuliahan secara hybrid pada pertengahan Oktober 2021.
Hal itu disampaikan Wakil Rektor II UMBandung Dr. Drs. Ia Kurnia, M.Pd. di kampus UMBandung pada Kamis 30 September 2021.
Ia mengatakan, perkuliahan hybrid merupakan kegiatan perkuliahan yang dilaksanakan hanya beberapa mahasiswa secara tatap muka. Sementara sisanya melaksanakan perkuliahan di rumah masing-masing.
”Jadi, hasil rapat kemarin kita cenderung sepakat bahwa di UMBandung nanti akan dilaksanakan perkuliahan secara hybrid dan terbatas. Artinya, pelaksanaan perkuliahan ada yang di kelas, tatap muka, ada juga yang tetap kuliah online di rumah,” ujarnya.
Ditegaskan Ia, bagi mahasiswa yang nantinya melaksanakan pembelajaran tatap muka di kelas, akan dibatasi hanya 30 persen dari total mahasiswa yang mengikuti perkuliahan.
”Misalnya kalau dalam satu kelas ada 40 mahasiswa, maka 30 persennya, berarti 12 mahasiswa, itu di kelas, kemudian sisanya mereka bisa mengikuti kuliah di rumah masing-masing. Nah itu yang disebut dengan perkuliahan hybrid yang kami putuskan dalam rapat kemarin,” lanjutnya.
Dosen sekaligus Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini juga mengatakan penetapan kebijakan tersebut perlu dilakukan karena kondisi pandemi covid-19 belum reda 100 persen.
”Namun demikian, harus dipahami bersama bahwa perkuliahan hybrid ini dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat,” tuturnya.
Izin orang tua
Ia mengungkapkan bahwa mahasiswa yang ingin melakukan pembelajaran secara tatap muka, perlu mempersiapkan beberapa persayaratan. Di antaranya para mahasiswa harus sudah divaksin dan mendapatkan izin tertulis dari orang tua atau wali.
”Kalau dua persyaratan itu sudah terpenuhi, maka mahasiswa yang 30 persen tadi bisa mengikuti perkuliahan secara tatap muka terbatas di kampus,” katanya.
Ia menegaskan, maksimal hanya tiga mata kuliah tertentu pada setiap program studi yang boleh diikuti oleh para mahasiswa dalam perkuliahan hybrid ini.
Meskipun hanya beberapa mata kuliah yang diikuti secara tatap muka terbatas, Ia menjelaskan bahwa nantinya akan ada satu kelas khusus yang diikuti secara full sebanyak 40 orang tiap kelas.
”Tentu dengan diberi jarak satu hingga dua meter sehingga 40 orang mahasiswa bisa masuk ke ruangan tersebut. Mereka bisa kuliah tatap muka langsung dosen masing-masing. Tentu sekali lagi ini untuk mata kuliah tertentu saja,” tegasnya.
Selain kuliah reguler, para mahasiswa juga bisa melaksanakan praktikum dan bimbingan skripsi secara langsung di kampus. Namun, digilir secara bergantian dengan batasan maksimal hanya 30 persen.
”Jadi, yang bisa dilakukan secara full tatap muka yang pertama nanti berada di aula kampus, lalu praktikum dan bimbingan skripsi dilaksanakan secara bergantian menyesuaikan dengan situasi dosen dan mahasiswa,” katanya. (Firman Katon).