Al-Hasiib, Allah Yang Maha Pembuat Perhitungan
Salah satu al-Asma’ al-Husna yang mengharuskan hamba memiliki kesadaran eskatologis dan selalu bermuhasabah adalah al-Hasiib, Allah yang Maha Pembuat Perhitungan. Karena perhitungan Allah SwT itu super cepat, pasti tepat dan akurat, tidak pernah salah dan melesat.
Al-Hasiib sebagai salah satu nama terbaik-Nya dalam al-Qur’an disebutkan tiga kali. Sedangkan al-hasiib yang dinisbahkan kepada manusia hanya disebut sekali: Bacalah kitab (amal)mu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung terhadap dirimu. (QS Al-‘Isra'[17]:14). Ayat ini menginspirasi hamba untuk menjadi pribadi yang selalu introspeksi diri dengan melakukan audit amal personal, karena yang paling mengetahui amal, selain Allah, adalah diri sendiri.
Menurut Ibn Faris dalam Mu’jam al-Maqayis fi al-Lughah, kata al-hasiib berasal dari h-s-b yang memiliki empat makna dasar: (1) hasaba-yahsubu-hasban wa husban yang berarti menghitung (QS ar-Rahman [55]:5); (2) berarti al-kifayah, cukup dan mencukupkan; (3) husban bentuk jamak dari husbanah yang berarti “bantal kecil”; dan (4) al-ahsab, kulit yang memutih karena penyakit (pigmen). Secara semantik, tentu makna ketiga dan keempat tidak ada korelasinya dengan Allah al-Hasiib.
Oleh karena itu, makna pertama (menghitung, memperhitungkan) dan kedua (cukup dan mencukupkan) adalah makna yang berkaitan erat dengan al-Asma’ al-Husna. Al-Hasiib adalah Dzat yang Maha Mencukupi dan Mencukupkan segala kebutuhan hidup makhluk-Nya, termasuk manusia. Al-Hasiib itu Maha Handal dan paling bisa diandalkan untuk memenuhi yang diperlukan manusia. Ciptaan Allah al-Hasiib di langit dan bumi dengan segala isinya sejatinya adalah untuk mencukupi keperluan hidup manusia (QS. al-Baqarah [2]: 29).
Dan apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (penghormatan itu, yang sepadan) dengannya. Sungguh, Allah memperhitungkan segala sesuatu. (QS An-Nisa'[4]:86)
…Dan cukuplah Allah sebagai pengawas. (QS an-Nisa’ [4]: 6)
(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan tidak merasa takut kepada siapa pun selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan. (QS Al-‘Ahzab[33]:39)
Kemudian mereka (hamba-hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah bahwa segala hukum (pada hari itu) ada pada-Nya. Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat. (QS Al-‘An`am[6]:62)
Dan Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidak seorang pun dirugikan walau sedikit; sekalipun hanya seberat biji sawi, pasti Kami mendatangkannya (pahala). Dan cukuplah Kami yang membuat perhitungan. (QS Al-‘Anbya'[21]:47)
Muhbib Abdul Wahab, Dosen Tetap UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Sumber: Majalah SM Edisi 1 Tahun 2019