Haedar Nashir: Al-Islam dan Kemuhammadiyahan Sumber Kemajuan

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Kuliah umum Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK ) merupakan mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA). Kuliah umum kali ini diikuti oleh sekitar 100 ribu mahasiswa dari 164 Perguruan Tinggi PTMA seluruh Indonesia secara live di kanal Youtube Muhammadiyah Chanel.

Prof. H. Lincolin Arsyad, M.Sc., Ph.D. Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah dalam pengantarnya berpesan kepada Mahasiswa yang sudah diterima oleh perguruan tinggi Muhamadiyah “Mahasiswa dituntut untuk bisa mengembangkan diri sendiri dengan dibantu oleh para dosen pribadi yang tangguh lebih utama dan diharapkan untuk memahami AIK dengan baik dan benar dan setelah mengikuti kuliah umum tersebut mendapatkan ilmu baru,” tutur Lincolin pada Senin (4/10)

Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si. Ketua Umum PP Muhammadiyah sebagai pemateri AIK menegaskan bahwa Al-Islam dan Kemuhammadiyah merupkan nilai-nilai yang mendasar di Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah, dan bagi yang tidak beragama Islam tidak ada halangan untuk memahami AIK, dengan harapan memiliki pandangan positif tentang Islam dan Muhammadiyah.

Haedar menuturkan bahwa “Kita hidup diera perubahn dan kemajuan zaman abad ke-21 yang melintas batas, sehingga ketika ananda belajar AIK selain memahami juga di manfatkan untuk memahami nilai-nilai kehidupan yang semakin kompleks,”. Dengan memahami mata kuliah AIK diharapkan mahasiwa PTMA memiliki arah, tujuan, dan kerangka berfikir sesuai dengan dasar nilai-nilai luhur agama.

Membicarakan Islam sebagai landasan gerak Muhammadiyah dan Muhamadiyah sebagai gerakan islam, sesuai dengan Anggaran Dasar Muhammadiyah (AD/ART) tentang identitas dan asas dijelaskan bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwa amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid yang bersumber pada Al-Quran dan As-Sunnah dan berasas Islam “ketika kita membicarakan Muhammadiyah sebagai gerakan, mau tidak mau juga harus membicarakn Islam sebagai asas nilai yang fundamental dan cita-cita luruh yang diperjuangkan Muhammadyah,” jelas Haedar.

Haedar menjelaskan pertama  Islam dalam pengertiannya adalah agama Allah subhanahu wa ta’ala sejak masa Nabi Adam hingga Nabi terakhir Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam dan Islam sebagai agama akhir zaman sebagai penutup agama-agama sebelumnya. Islam memiliki arti kepasrahan, ketundukan, keselamatan, kedamaian dan kesucian dipertegas dalam Surat An-Nisa ayat 125.

Kedua Islam mengandung makna selamat atau keselamatan artinya siapapun yang beragama dan mempelajari Islam sesungguhnya menjadi rang-oran yang selamat dalam kehidupan dunia atau dikehidupan akhirat.

Ketiga Islam memiliki arti kedamaian berdasarkan surah al-Anfal ayat 61. Haedar menjelaskan bahwa  “Artinya, ketika kita belajar tentang Islam, meyakini Islam, mengamalkan Islam, kita sedang menyebarluasakan dan menanamkan nilai-nilai yang membawa kita hidup selamat. Selamat di dunia dan selamat di akhirat. Orang ber-Islam harus menuju pada keselamtan dan menebar keselamatan bagi diri dan lingkungannya,”

Keempat Islam memiliki arti suci atau bersih. “Maka ketika kita beragama dan ber-Islam, kita harus mejadi orang yang suci dan bersih, hati dan pikiran serta tindakan. Tapi janga merasa diri paling bersih, paling suci dan menganggap orang lain kotor dan sesat,”jelas Haedar

Dari keempat nilai dasar dalam Islam tersebutlah kehidupan beragama dan ber-Islam yang harus menjadi ruh alam pikiran dan orientasi tindakan  manusia dengan dasar Islam dalam hidup.”Sesungghnya, siapapun yang belajar di Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah, baik ananda yang beragama Islam maupun beragama yang lain dapat menumbuhkan nilai ketundukan, keselamatan, perdamaian, dan kesucian menjadi karakter dalam sehari-hari,”tegasnya.

Selain menjelaskan nilai dasar, Haedar juga menjelaskan tiga hal pokok yang terkandung pada agama Islam sesuai dengan konsep dasar yang telah dirumuskan oleh Majels Tarjih PP Muhammadiyah. pertama segala perintah-perintah yang baik, yang membawa kebaikan dalam kehidupan yang harus dipratikkan dalam kehidupan beragama Islam, kedua segala larangan-larangan yang menimbulkan kerusakan dalam kehidupan “Sejatinya larangan seperti itu bukan kekangan dalam kehidupan namn justru demi kebaikan dalam hidup” kata Haedar dan ketiga Islam mengandung petunjuk-pentunjuk bagi kehidupan manusia.

Dalam kaitanya dengan Al-Islam selain dengan empat dasar dan tiga hal pokok yang terkandung dalam islam “Maka yang diperlukan adalah memahami Islam secara mendalam, utuh, luas, dan berfungsi dalam kehidupan,” tegas Haedar. Karena Islam sebagai agama tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah tetapi juga mengatur hubungan dengan sesama, dan lingkungan alam semesta.

Haedar berharap kepada semua mahasiswa selain belajar Al-Islam dan Kemuhamadiyahan juga menjadi mahasiswa yang bejalar nilai-nilai kemajuan.

Kemudian, mengenai Muhammadiyah Haedar menjelaskan sejarah berdirinya Muhammadiyah sebagai gerakan pengikut Nabi Muhammad SAW dan sebagai gerakan pelopor kemajuan yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan, sekaligus adanya ‘Aisyiyah sebagai gerakan pelopor perempuan.

Pada akhir penjelasanya Haedar berpesan kepada mahasiswa “Jadilah mahasiswa Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang taat dalam beragama apapun agamanya, menjadi orang-orang yang beragama secara tulus, baik, selalu mendekat kepada Allah dan menjadi agama sebagi nilai luhur untuk ketundukan, keselamatan, kepasrahan, serta kesucian sekaligus juga menjadikan agama yang mebawa kemaslahatan dan kemajuan hidup,”. (guf)

Exit mobile version