YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah –Dalam rangka memperingati hari Batik Nasional Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan menyelenggarakan pelatihan membatik. Acara ini diselenggarakan selama dua hari, yakni hari Sabtu dan Ahad di SD Muhammadiyah 4 Nitikan. Pengrajin batik yang dihadirkan oleh panitia dalam kegiatan ini ialah Bu Sri Rumayati Hardjito selaku Founder & Owner Roemah Djoempetan Srihadi.
“Selain bertujuan untuk melestarikan budaya Indonesia, acara ini juga hadir dalam rangka membekali para peserta untuk mempunyai kemampuan yang bisa digunakan guna mendapatkan penghasilan tambahan,” tutur Oqy Andaresta selaku ketua panitia. Acara ini menerapkan pembatasan kuota sebanyak 20 peserta agar tetap mematuhi protokol kesehatan.
Batik berasal dari bahasa Jawa yakni amba yang artinya lebar atau luas yang merujuk pada kain dan nitik yang artinya memberi titik untuk membuat suatu pola. “Kegiatan ini bukan hanya sekadar memeriahkan euforia hari Batik Nasional semata, tetapi untuk memantik dan mengingatkan masyarakat, khususnya para pemuda bahwa banyak budaya Indonesia yang harus kita lestarikan bersama, bukan hanya batik tetapi budaya Indonesia pada umumnya,” kata Ahmad Teguh Budiman selaku Ketua Umum IMM FAI UAD.
“Kegiatan yang diselenggarakan oleh PK IMM FAI UAD merupakan kegiatan yang out of the box, berbeda dari kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh komisariat lain. Maka hal ini perlu ditingkatkan dan bisa dilanjutkan walau sudah pergantian kepengurusan”, kata Hasnan Nahar, M.Ag selaku pembina IMM FAI UAD.
Acara dibuka oleh Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Ahmad Dahlan, Dr. Nur Kholis, M.Ag, dalam pembukaan acara beliau menuturkan bahwa “Kegiatan seperti ini (pelatihan membatik) harus bersifat berkelanjutan karena untuk membentuk kemampuan dalam membatik tidak hanya bisa satu atau dua kali pertemuan saja, membatik juga bukan hanya sekadar membentuk suatu pola biasa, tetapi ada filosfi yang dibangun sehingga terdapat pesan yang disampaikan dalam setiap goresannya”.
Kreasi dalam membatik bukan hanya tentang motif yang beraneka ragam, namun dalam teknik pembuatannya pun memiliki banyak cara. Ada teknik celup ikat yaitu pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain, lalu dicelupkan dalam larutan pewarna setelah kain diangkat dari dalam larutan pewarna, ikatan pada kain dibuka sehingga bagian yang diikat tidak terkena warna dan membentuk suatu motif atau pola. Selanjutnya ada teknik canting tulis, teknik ini menggunakan alat yang disebut canting untuk menorehkan cairan malan atau lilin pada media kain.
Teknik cap dilakukan layaknya stempel, cap ini dicelupkan pada cairan malan lalu untuk mengisi warna pada motif yang telah dibentuk pada cap. Teknik printing yaitu pembuatan batik melalui mesin dengan proses printing layaknya mencetak dokumen, file yang berisi motif batik disiapkan untuk proses printing menggunakan mesin dengan media kain. Ada teknik colet atau teknik melukis yaitu membentuk motif dengan mengoleskan pewarna kain menggunakan kuas. Pada pelatihan kali ini, teknik celup ikat atau jumputan-lah yang digunakan, disatu sisi dikarenakan prosesnya yang mudah juga karena teknik ini terkenal di Daerah Istimewa Yogyakarta. (syauqi)