YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Polemik pandemi Covid-19 tidak hanya sekadar permasalahan kesehatan dan sosial namun juga menjadi permasalahan di bidang perekonomian terkhusus perbankan. Hal tersebut menjadi salah satu isu yang diangkat pada karya ilmiah yang ditulis oleh Dimas Bagus Wiranatakusuma, Ph.D., Dosen Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dalam kegiatan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Research Fair 2021 yang dilaksanakan pada tanggal 29 September 2021.
Dimas Bagus Wiranatakusuma, Ph.D., Dosen Ekonomi Pembangunan UMY saat dihubungi pada hari Sabtu (2/8) menyampaikan bahwa gagasan yang ditulis pada artikel ilmiah tersebut ialah tentang isu stabilitas sistem keuangan perbankan di 33 Provinsi. “Karya ilmiah yang ditulis dalam kompetisi ini terkait stabilitas sistem keuangan dan mengambil isu terkait bagaimana mengukur ketahanan perbankan yang ada di Indonesia, dengan mengambil studi kasus 33 provinsi di Indonesia. Jadi dari 33 provinisi ini kita ukur sejauh manakah kesehatan sistem perbankan dari masing-masing daerah,” papar pakar Perbankan Syariah dan Moneter UMY ini.
Dimas juga menyampaikan bahwa karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan kontribusi yang mengarahkan pada rekomendasi kebijakan dalam hal kondisi perbankan di Indonesia di tengah Pandemi Covid-19. ”Hadirnya karya ilmiah ini sebagai bentuk ingin berkontribusi dalam rangka untuk mengukur sejauh manakah kondisi perbankan kita terlebih di tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, apakah semakin baik, tetap, atau semakin memburuk. Sehingga kontribusi penelitian ini sejatinya adalah memberikan rekomendasi kebijakan kepada policy maker bagaimana mereka menyikapi gejolak yang ada dalam bidang perekonomian, khususnya di dunia perbankan,” jelasnya.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Dimas ini menyarankan bahwa beberapa indikator yaitu, pertama Indeks gabungan yang terdiri dari aktiva, dana pihak ketiga, dan pembiayaan yang sudah distandarisasi, mampu menggambarkan tingkat ketahanan perbankan yang bervariasi di setiap provinsi. Kedua, beberapa indikator internal perbankan terpilih, yaitu aktiva, dana pihak ketiga, dan pembiayaan menggambarkan ketahanan perbankan di 33 provinsi di Indonesia terutama indikator dana pihak ketiga yang dominan di beberapa perbankan di provinsi yang cenderung berada dalam ambang batas yang diperhitungkan.
“Ini berarti indikator dana pihak ketiga mampu menjadi indikator utama dalam mengeluarkan sinyal kerentanan terhadap perbankan. Dengan demikian, hasil penelitian ini memberikan rekomendasi bahwa ketahanan perbankan di 33 provinsi di Indonesia perlu didukung dengan mengembangkan indikator internal guna memperkuat dan menjaga ketahanan perbankan di provinsi yang ada di Indonesia,” imbuh Dimas.
Karya Ilmiah yang dituliskan oleh Dosen FEB UMY ini membuahkan hasil dengan penghargaan juara favorit pada ajang kompetisi karya ilmiah tersebut. LPS Research fair merupakan agenda yang diadakan setiap tahunnya oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu kategori umum, terkait isu-isu yang bersifat general, yaitu diluar isu dan tugas LPS serta kategori khusus, yaitu fokus kepada hal-hal dengan fungsi dan tugas LPS. (Sofia)