PAPUA, Suara Muhammadiyah – Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX yang sedang berlangsung di Papua sejak 2 Oktober hingga 15 Oktober 2021 di Stadion Lukas Enembe. Stadion yang memiliki kapasitas 40.000 tempat duduk dan sudah memiliki kursi untuk satu orang (single seat). Stadion ini menjadi salah satu stadion dengan kapasitas terbesar di Pasifik yang menempati kawasan seluas 13,7 hektare.
Sebanyak 56 cabang olahraga dipertandingkan di PON XX Papua berdasarkan surat keputusan KONI nomor 100 Tahun 2019. Sebelumnya terdapat cabang olahraga yang sempat dihapus yakni balap sepeda, bridge, dansa, gateball, golf, petanque, ski air, soft tenis, tenis meja, dan woodball dan juga olahraga elektronik juga dipertandingkan sebagai cabang ekshibisi.
Namun pada artikel kali ini akan membahas salah satu jenis olahraga pada cabang ekshibis. Berangakat dari berita Suara Muhamadiyah yang memberitakan atlit Muhammadiyah berhasil meraih mendali emas dan perunggu.
Olahraga kabaddi merupakan olahraga yang berasal dari India yang diperkirakan sudah berusia 4.000 tahun, kabaddi sendiri telah menjadi aktivitas sejak peradaban India kuno, kemudian menyebar ke kawasan Andhara Pradesh, Uttar Pradesh, Karnataka, Kerala, Bihar, Haryana, Maharashtra, Telangana, hingga Tamil Nadu.
Olahraga yang diyakini berasal dari kata ‘kai pidi’ yang berarti ‘berpegangan tangan’ dalam bahasa tamil. Permainan ini mirip dengan permainan tradisional Nusantara yakni gobak sodor atau bentengan, bedanya kabaddi memadukan unsur olahraga rugby dan gulat. Di tingkat internasional, kabaddi dimainkan di lapangan yang berukuran 10 x 13 meter (untuk wanita 8 x 12 meter untuk wanita) yang dibelah dua oleh satu garis. Ada dua tim yang akan menempati tiap bagian lapangan dengan sebuah garis tengah (midline) yang membelah lapangan
Mengenai sejarahnya sesuai laman resmi World Kabaddi Federation, Kabaddi berawal dari sebuah kisah manuskrip kuno yaitu Mahabaratha, ksh Abimayu putra Arjuno dari kubu Pandawa yang menyerang kubu Kurawa, Arjuno berhasil menembus tujuh lapis benteng pertahanan Kurawa, namn pada akhirnya tewas setelah di keroyok bala tentara Kurawa ketika gagal menemukan jalan keluar dari benteng Kurawa.
Setelah kemerdekaan India berdirilah All India Kabaddi Federation (AIKF), dalam perjalananya kabaddi disertakan pada pekan Olahraga India pada tahun 1938 di Kalkutta, kemudian dipopulerkan lewat Asian Ameteur yang dipimpin oleh Sundar Ram di Jepang pada tahun 1997.
Pada Asian Games tahun 1982 permainan ini dieksebisikan yang akhirnya menjadi Olahraga resmi Asian Games pada tahun 1990 dan untuk pertama kalinya di adakan di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, dan di Indonesia sendiri dipertandingkan dalam Asian Games 2018 Jakarta-Palembang.
Inti dari permainan ini mencetak poin dengan cara menyerang area musuh dan menyentuh satu atau lebih anggota tim lawan. Ketika menyerang area lawan, penyerang (raider) mesti menyerbu sambil menahan napas dan mengucapkan “kabaddi, kabaddi, kabaddi”. Penyerang tersebut juga harus bisa meloloskan diri dari tangkapan lawan.
Ketika penyerang dari tim lawan datang, tim yang bertahan harus berusaha menghalangi agar ia tidak bisa kembali ke daerahnya dengan cara menahan dan menjatuhkannya ke tanah. Bila tim bertahan gagal menahan penyerang lawan maka pemain yang disentuh oleh si penyerang akan dianggap keluar untuk sementara. Mereka hanya boleh kembali ke lapangan setelah timnya berhasil meraih poin saat menyerang atau menangkap penyerang yang menyerbu ke area timnya. (guf)