KUNINGAN, Suara Muhammadiyah – Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Unisa Kuningan menggelar kajian rutinan yang bertempat di kampus Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKES) Unisa Kuningan dengan tema “ Pendidikan Demokrasi Indonesia” pada hari jum’at (08/10/21).
Pada kajian tersebut PK IMM Unisa mendatangkan pemateri yang notabene merupakan komisaris KPU Kabupaten Kuningan, yaitu Maman Sulaeman, S.Hum. Kajian berlangsung kondusif dan tetap mematuhi protokol kesehatan mengingat situasi masih pandemi COVID-19.
Dalam pemaparan materinya, Maman, menerangkan bahwa Demokrasi berasal dari kata ”Demos” yang berarti rakyat dan “Kratos” yang berarti kekuasaan. Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang dimana kedaulatan/kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat. Indonesia yang merupakan negara yang menganut sistem demokrasi juga menempatkan kedaultan berada di tangan rakyat sebagaimana yang tercantum dalam UUD 1945 pasal 1 ayat 2 yang berbunyi “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
Pelaksanaan kedaulatan menurut UUD tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh peraturan perundang-undangan di bawahnya. Peraturan perundang-undangan terkait pelaksanaan kedaulatan rakyat tersebut ialah undang-undang yang menyangkut Pemilihan Umum (PEMILU) dan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) dan peraturan-peraturan yang senada lainnya.
Terpisah dari hal itu, inisiator kajian, Fatimah Azzahra yang juga merupakan sekretaris umum PK IMM Unisa mengatakan bahwa kajian tentang demokrasi itu sangat penting bagi kader IMM terkhusus IMM Unisa sebagai warga negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi.
“Kajian ini sangat penting untuk menambah wawasan tentang seluk beluk demokrasi bagi kader IMM khususnya IMM Unisa yang merupakan warga negara Indonesia yang menganut sistem demokrasi.” Ujarnya
Senada dengan Fatimah, ketua umum PK IMM Unisa Alfi Aulia Hasbullah juga mengatakan bahwa kajian tentang demokrasi itu sangat penting bagi kader IMM sebagai pewaris tampuk pimpinan umat, bahkan ia mengatakan bahwa IMM Unisa akan terus melaksanakan kajian demokrasi sampai tuntas.
“Sebagai kader IMM yang merupakan pewaris tampuk pimpinan umat, sudah seharusnya bagi kita untuk memahami tentang demokrasi yang merupakan sistem yang dianut di negara Indonesia ini. Dalam mengkaji demokrasi, tentunya tak bisa selesai dalam satu kali atau dua kali kajian sebagaimana yang dikatakan pemateri A Maman, maka dari itu kami sepakat untuk mengadakan kajian ini berjilid-jilid sampai tuntas!” Tegasnya.