BANTUL, Suara Muhammadiyah – RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta dalam rangka memperingati hari Keselamatan Pasien Sedunia, melangsungkan acara Bincang Kesehatan dengan tema “Hari Keselamatan Dunia” secara daring pada Rabu (13/21).
Dengan menurunnya angka positive rate Covid19 di beberapa daerah, Pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mulai mengizinkan sekolah-sekolah untuk melakukan kegiatan belajar mengajarnya dengan Pertemuan Tatap Muka (PTM), tentu jika Prokes tidak dilakukan dengan benar, hal ini bisa memunculkan cluster sekolah baru. selain itu kejadian second wave Covid19 pada pertengahan tahun menimbulkan trauma pada beberapa ibu hamil, dengan banyaknya kasus ibu hamil yang terpapar Covid19.
Melalui Webinar Bincang Sehat RSU PKU Muhammadiyah Bantul untuk menjawab keresahan dan kegalauan masyarakat terkait hal tersebut. Dengan menghadirkan dua narasumber ahli dibidangnya, yakni dr. Nucholid Umam yang akan menjawab kegalauan PertemuanTatap Muka (PTM) di era pandemi, dan dr. Dian Paramita membahas kiat kehamilan yang aman di Era pandemi.
Dr. Nucholid menanggapi bahwa dunia pendidikan sudah semakin canggih di era disruptif, dan teknologi saat ini adalah kunci, akan tetapi Nurcholid berpesan akan tetap memperhatikan tumbuh kembang anak, tujuan dari pendidikan, termasuk prestasi anak didik.
“PTM bisa dilaksanakan pandemi covid19 sudah dinyatakan berakhir atau indikator wilayah setempat sudah dinyatakan zona hijau,” jelasnya.
Terdapat lima indikator yang harus dipenuhi yakni indikator epidemiologi skrining serologis dan rt-PCR, mortalitas/morbiditas dan virulensi, kesiapan fasilitas dan sistem kesehatan, dan indikator Herd Immunity. Ia menjelaskan jika indikator tersebut tidak terpenuhi akan masuk pada level tidak aman dan jika memaksa untuk melakukan PTM harus menyiapkan kemungkinan yang akan terjadi.
Ada dua pihak yang harus waspada mengenai ini yaitu Guru atau Institusi Sekolah dan juga orang tua, Nucholid menghimbau agar berhati-hati mengenai kebijakan PTM sebab sangat beresiko untuk anak-anak yang belum vaksin, bahkan menurutnya vaksin sebenarnya tidak mencegah untuk tertular virus namun vaksin mengurangi resiko dari virus yang telah masuk dalam tubuh.
Selanjutnya mengenai kehamilan pada masa pandemi apakah beresiko terjangkit Covid19 menurutnya belum ada bukti yang menyatakan kalau ibu hamil beresiko lebih parah dibandingkan yang tidak hamil.
Akan tetapi ibu hamil dikategorikan dalam kelompok rentan sebab adanya perubahan pada tubuh ibu hamil seperti penurunan fungsi paru-paru, peningkatan curah jantung, peningkatan konsumsi oksigen, dan perubahan sistem imun.
Pada ibu hamil dapat melindungi diri, dr. Dian menuturkan bahwa hal yang harus dilakukan sama dengan prokes pada umumnya, seperti rajin mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut serta menjaga pernapasan.
Yang perlu diperhatikan bagi ibu hamil di masa pandemi seperti ini, dr. Dian mengingatkan agar tetap menjaga kesehatan, asupan gizi cukup, melakukan vaksin, berolahraga sesuai dengan usia kandungan, mematuhi prokes, tetap memeriksakan kandungan.(guf)