PURWOKERTO, Suara Muhammadiyah -Sebanyak 22 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Banyumas, Jawa Tengah lolos seleksi Program Pengembangan Akademik Mahasiswa melalui Program Pejuang Muda Kementrian Sosial tahun 2021. Program yang diinisiasi Kementrian Sosial dan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia ini bagian dari Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kerjasama Ir Aman Suyadi MP mengatakan, konsep program pejuang muda, adalah menurunkan mahasiswa langsung ke daerah yang membutuhkan bantuan.
“Mahasiswa akan berkolaborasi atau magang di Kementerian Sosial untuk mendukung program-program kementrian sosial. mahasiswa akan merancang dan mengeksekusi program sosial yang relevan untuk daerah tersebut,” katanya di Purwokerto, Jum’at (15/10/2021).
Dikatakan Aman, mahasiswa juga akan merancang digital campaign untuk mendukung program sosial yang dijalankan. Adapun 22 mahasiswa tersebut yakni, Abdulloh Siroojul Ilmi, Tasya Gustiyana, Rofi Nur Khasanah, Sekar Ayu Setianingrum, Hikam Mikail, Salma Zafira Adilah, Erika Anggraeni, Muhammad Fawwas Abyan, Nur Rizki Aprilia Utami, Rafli Hafiz Ramadhan, dan Nanda Mutiara Nurlia.
Selanjutnya, Ajeng Lintang Permata Army, Azzahroh Zanubatul Azkiya, Rakhmadhona Istifarah, Winda Yusmawardani Putri, IPNU Ridlo Muhammad Fahri, Miftakhus Salam, Aulia Nur Hazizah, Salma Salsabila, Kuat Priyono, Fizky Okta Firmansyah, dan Nadhifa Fitriyana.
Dijelaskan, Pejuang Muda adalah laboratorium sosial bagi para mahasiswa mengaplikasikan ilmu dan pengetahuannya untuk memberi dampak sosial secara konkret. Melalui program setara 20 SKS.
“Mahasiswa akan ditantang untuk belajar dari warga sekaligus berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah, pemuka masayarakat, tokoh agama setempat serta seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah,” jelasnya.
Lebih lanjut Aman mengatakan, Program Pejuang Muda memiliki kesempatan emas bagi mahasiswa untuk membuat perubahan nyata di masyarakat. Mahasiswa belajar langsung dengan Kementerian Sosial, berjejaring dengan beragam individu dan komunitas yang beragam, serta mahasiswa turun langsung ke daerah yang membutuhkan bantuan.
“Prinsip implementasi Program Pejuang Muda yakni berdampak, konkret, fokus, dan terukur. Inklusif yaitu menggerakkan banyak pihak untuk bersolidaritas, dan Kolaboratif yaitu melibatkan warga, penggerak lokal, balai, panti sosial untuk memberi dampak lebih,” pungkasnya. (tgr)