Prof Haedar Nashir: Amal Usaha Salah Satu Barometer Kemajuan Muhammadiyah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Suara Muhammadiyah Chanel Menyapa merupakan sebuah program dari Suara Muhammadiyah (SM) yang tayang dua kali selama satu bulan yakni setiap  tanggal 15 dan 30, pada episode kelima ini bersama ketua umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si menyapa dengan tema “Membangun Sikap Profesionalisme Manajemen dalam Pengelolaan Amal Usaha Muhammadiyah,” pada Kamis (14/10/21).

Muhammadiyah merupakan organisasi Islam di Indonesia yang memiliki amal usaha terbesar sekaligus terorganisir, sehingga amal usaha semakin hari semakin meningkat, mulai dari kualitas dan kuantitasnya. Amal usaha dalam lingkup pendidikan meliputi tingkat SD-Perguruan tinggi, serta pondok pesantren yang jumlahnya mencapai 5077 sekolah,166 Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTMA), pada bidang sosial dan kesehatan ada Pelayanan Kesehatan Umum (PKU), Klinik, Lazismu, Panti Asuhan dan lainya.

Tentunya dalam pengelolaan amal usaha tersebut tidaklah mudah, diperlukannya Sumber Daya Manusia yang memiliki sikap profesional dan manajemen baik dalam mengelolanya. Haedar menjelaskan bahwa amal usaha tersebut bisa tumbuh dan berkembang dengan lebih baik lahir dari tangan-tangan profesional, menurutnya profesional merupakan hal yang berkaitan dengan profesi yang dijalani sesuai dengan keahlian.

“Profesional dalam Muhammadiyah sebenarnya ada nilainya yakni dalam Al-Quran maupun Hadist nabi yang mengajarkan kita kaum muslim agar berkeahlian. Yang disebut berkeahlian itu menunaikan sesuatu dengan amanah dengan sebaik-baiknya,” jelas Haedar.

Sesuai yang terkandung dalam surah An-Nisa’ ayat 58 yang artinya Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

Menurutnya profesional sesuai dengan keahliannya termasuk dalam nilai amanah. Amanah sendiri merupakan nilai dasar yang paling penting sehingga bagi warga Muhammadiyah terutama para pimpinan ketika mengelola sesuatu itu diletakkan sebagai amanat.

Amanah dalam makna keahlian sifatnya spesifikasi sesuai dengan hadist nabi yang berkaitan dengan jabatan, Nabi SAW bersabda “Apabila sebuah urusan/pekerjaan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka bersiaplah menghadapi kehancuran” (HR. Bukhari).

“Profesi dan profesional ini sering hanya dikaitkan dengan uang, sehingga ada istilah ada kerja ada uang, inilah yang menjadi masalah, karena profesional tidak selalu berkaitan dengan uang. Tetapi yang menyangkut kompensasi ini memang hak yang diperoleh dan diberikan kepada mereka orang yang bertugas yang sifatnya duniawi ” tutur Ketua Umum PP Muhammadiyah.

“Kalau kita sudah bekerja mendapat kompensasi pertanggung jawabannya adalah tunaikan pekerjaan itu dengan sebaik-baiknya, sehingga sepadan dan menghasilkan apa yang diharuskan. Sehingga profesional itu tidak hanya berhenti pada ‘saya bekerja saya dibayar’,” tambahnya.

Pendiri Muhammadiyah pernah berkata bahwa “Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah” Pesan ini digunakan sebagai etika dasar bagi para aktivis Muhammadiyah untuk tidak menggunakan aset-aset yang dimiliki oleh Muhammadiyah untuk kepentingan pribadi. Narasi tersebut dalam konteks profesional dalam pengelolaan amal usaha Haedar menjelaskan bahwa “Dalam memahami narasi tersebut jangan serba verbal dalam teks saja,”.

Ujaran tersebut merupakan pondasi awal yang harus tetap hidup, dimaknai sebagai nilai semangat. Dasar dari ujaran ini Haidar menyebutkan bahwa semua orang yang ada di Muhammadiyah, bergerak dan berada di amal usaha Muhammadiyah niatnya harus berjuang, berdakwah, dan beribadah.

Selanjutnya, Ketika bekerja di amal usaha Muhammadiyah dan memperoleh kompensasi maka hal ini tidak bertentangan dengan apa yang dikatakan KH. Ahmad Dahlan karena manusia juga memiliki tugas menafkahi keluarganya.

Amal usaha sebagai kekuatan penggerak dakwah Muhammadiyah yang telah tersebar di seluruh Indonesia dalam mendukung sifat profesional dan manajemen Haedar menegaskan bahwa amal usaha harus siap bersaing dan menjadi pusat unggulan, sehingga tidak tertinggal dan sesuai dengan perkembangan zaman. Amal usaha sendiri menjadi salah satu barometer kemajuan Muhammadiyah. Untuk menuju amal usaha yang unggul, Haidar menuturkan bawah para pimpinan amal usaha harus memiliki etos kerja dan berjuang dalam membesarkan amal usaha Muhammadiyah.

Hadair menghimbau kepada seluruh anggota kader dan pimpinan persyarikatan yang mendapat amanah, untuk menjadikan dalam perjuangan sebagai ladang amal dunia dan akhirat, dengan memegang kunci keikhlasan, kesabaran dan kesungguhan. (guf)

Selengkapnya

Exit mobile version