Mu’allimin Siap Melahirkan Kader Sang Pencerah

YOGYAKARTA, Suara Muhammadiyah – Penempaan kader ulama, pendidik, dan pemimpin di Madrasah Muállimin Muhammadiyah Yogyakarta telah dimulai Kembali. Pada tahap ke-2 yan menjadi sasaran utama adalah siswa kader tingkat 4 jenjang Aliyah yang merupakan ujung tombak estafet sebagai anak panah Muhammadiyah sekaligus sebagai kader sang pencerah. Darul Arqam pada tahap kedua dilaksanakan hari Kamis-Jumat (14-15 Oktober 2021) yang dilakukan secara online dan offline atau secara blended.

Kegiatan Darul Arqam merupakan kegiatan pembentukan karakter, penanaman ideologi Muhammadiyah, dan khususnya peningkatan kegiatan multi dimensional dalam peningkatan kemampuan manajemen dakwah dengan strategi dakwah kultural yang dapat diterima oleh semua kalangan. Darul Arqam dibagi ke dalam 3 sesi yang utama ynag diikuti mulai siswa kelas 4 MIA 1, 4 IIK 1 dan 2 beserta Kelas 4 IIS 1 dan 2. Bagi siswa yang sudah berada di asrama maka ditempatkan di Madrasah namun bagi siswa ynag berada di rumah menggunakan media zoom.

Dalam Sambutanya Direktur Madrasah Muállimin Muhammadiyah Yogyakarta Ustadz H. Aly Aulia, Lc.,M.Hum menyampaikan bahwa Kader Muallimin harus mampu memiliki semangat yang tinggi dalam berdakwah dan memiliki daya guna dan kemampuan paripurna dalam istilah kata akronim KADER (Kreatif, Aktif, Disiplin, Enterpreneurship, dan Religi). Semua hal baru lahir dari segala macam keterbatasan, dengan segala keterbatasan maka seorang Kader akan mampu untuk mengkreasi masalah agar dapat dipecahkan dengan mencari jalan keluar yang terbaik secara profesional. Resep utama dalam menjadi Kader adalah mampu memahami lingkungan sasaran dakwah dan memiliki kemampuan penyelesaian tugas dengan seksama dan selanjutnya tetap memiliki semangat dalam berfastabiqul khairat.

Turut hadir dalam acara ini Ustadz H. Rahmadi Wibowo, S.Lc.,M.A.,M.Hum kepala bidang Pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Lembaga Penhembangan Studi Islam (LPSI) Universitas Ahmad Dahlan dan juga merupakan Alumni Muállimin dan Kepala Pusat Tarjih PP Muhammadiyah tahun 2018-2019. Dengan tema Pengalaman Ideologi dan Wawasan Persyarikatan Sebagai Bekal Kader Muhammadiyah dalam Menjawab Tantangan Zaman. Beliau menyampaikan bahwa Kemuhammadiyahan memiliki beberapa aspek pemahaman, tergantung dalam sudaut pandang pendekatan yang digunakan. Dapat berarti aspek sejarah (periodisasi), aspek ideologi, aspek metodologi (manhaj) tarjih, dan aspek menejemen atau struktural, beserta aspek amal usaha. Manhaj, Kepribadian, PHIWM,MKCH, HPT,TJA, Khithah Muhammadiyah, majelis, lembaga, dan ortom menjadi kajian wajib dan materi utama yang diajarkan beliau pada siswa kader tingkat 4. Selanjutnya, metodologi atau ilmu tentang memilih metode dakwah dan pemahaman tarjih (melakukan penilaian terhadap suatu dalih) menjadi menu inti dari materi yang disampaikan beliau secara mendalam.

Beliau juga menjelaskan konsep Faham agama yang mendiskripsikan tentang keberadaan Islam, adanya gerakan pembaharuan (tajdid atau purifikasi dan dinamisasi), beserta adanya hisab hakiki wujudul hilal dengan bersumber dari Al Quran Al Makbullah dengan bersambung pada sanad, dan perowi yang adil, tidak adanya yang janggal, dan tidak ada cacat. Dengan pendekatan Burhani itu adalah ilmu pengetahuan, Pendekatan Irfani atau kepekaan batin, dan Bayani Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah islam amar ma’ruf nahi munkar. Yang pokok adalah memberikan sikap terbaik untuk tidak memaksakan kehendak. Sehingga akan tercapai dakwah yang menyejukan dan langsung dapat dirasakan kebermanfaatanya pada umat.

Pada materi kedua disampikan oleh seorang kader dan alumni Madrasah Muállimin yaitu Ustad Nabhan Mudrik Alyaum yang merupakan CEO Milenialis.id dan Kepala Bidang Perkaderan PP IPM. Menyampaikan materi Kemuálliminan dan Kepemimpinan dengan tema Internalisasi Kesiapan Kader Muállimin dan Manajemen Organisasi dalam menjawab Tantangan Era Teknologi Informasi. Diharapkan dari materi ini satri Muállimin dapat berpikir kritis, ikhlas, berani, dan bertanggungjawab serta dapat menjadi problem solver dalam menghadapi besarnya gelombang di era teknologi dan informasi.

Pada hari kedua, acara dilanjutkan oleh Ustadz Muflih Ramdhan, S.H dengan tema Manajemen dan Strategi Dakwah Digital dan Kultural Generasi Milenial. Beliau menjelaskan tentang keberadaan sekolah adalah merupakan bentuk dari hasil budaya. Dakwah kultural merupakan dakwah yang berupaya memahami kecenderungan budaya manusia dan suatu kegiatan dakwah yang bukan menimbulkan kegaduhan. Menurut beliau, meskipun cara kita benar namun belum tentu tepat dihadapan jamaat. Dakwah kultural itu penting karena dihadapkan pada orang yang multi etnis. Adanya (LDK) Lembaga Dakwah Khusus untuk memahami budaya masing-masing atau target masyarakat dakwah menjadi poin penting perlu pemahamanya secara holistic dakwah kultural. Dakwah kultural sangat sesuai dengan kebutuhan maasyarakat dimasa kini.

Dalam budaya Cosmopolitan adalah kemampuan untuk merasakan ruang dan waktu bagi yang lainya meskipun orang tersebut belum pernah datang ke ruang tersebut namun telah mendapatkan informasi mengenai runagna tersebut. Hal ini akan menimbulkan cara pandang orang lain yang bersifat multiperspektif. Satu kekuatan dunia digital akan mampu memberikan informasi secara cepat terhadap masyarakat diberbagai daerah. Beliau menuturkan, Muhammadiyah itu rasional dalam memaknai agama dan berupaya untuk meminimalisir masyarakat yang mengalami Heterophobia (orang-orang yang takut perbedaan). Muhammadiyah tidak terlalu kanan dan tidak terlalu kiri namun moderat, objektifitas yang diukur dari ilmu yang logis dan bersikap kritis serta open minded.

Darul Arqam ke III pada hari ke-dua ditutup oleh Ustadz Zulkifli, M.Pd.I (Wakil Direktur 3 Bidang Kesiswaan) menyampaikan kepada seluruh kader tingkat 4 untuk selalu berkreasi dan berinovasi dalam dakwah dengan adanya media digital. Sehingga kader-kader Muállimin akan lebih mampu menunjukkan eksistensinya sebagai Kader Sang Pencerah dalam menjalankan peran di masyarakat dengan kemampuan IPTEK dan IMTAQ yang kompetitif dalam mengembang misi dakwah melalui program anak panah Muhammadiyah dalam mewujudkan kader ulama, pendidik, dan pemimpin yang berkualitas. (Eko)

Exit mobile version