MAKASSAR, Suara Muhammadiyah – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Periode 2021-2022 resmi dilantik. Kegiatan pelantikan dihelat di Aula Kedokteran Unismuh Makassar, Jumat (15/10/21).
Wakil Dekan III Elly Oscar M.Pd.I dan Wakil Dekan IV Yakub M.Pd.I hadir mendampingi prosesi pelantikan.
Pelantikan ini juga dihadiri oleh lembaga kemahasiswaan se Fakultas Agama Islam, BEM Fakultas se Unismuh Makassar, beserta UKM dan Pimpinan IMM se Unismuh Makassar.
Tema yang diusung “Militansi Gerakan Kepemimpinan, Wujudkan BEM FAI Cendekia”.
Dalam sambutan Ketua BEM FAI terpilih Arismunandar mengatakan bahwa BEM FAI merupakan wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensi dirinya.
“BEM FAI akan jadi wadah berproses bersama untuk menjadi mahasiswa-mahasiswa cerdas yang memiliki kapasitas dan tidak ikut-ikutan dengan demo-demo atau ajakan-ajakan provokatif yang tidak jelas kebenarannya,” ujarnya.
Oleh karena itu, sambung Arismunandar, mereka menamai kepengurusannya sebagai BEM FAI Cendekia. Hal tersebut bertujuan agar BEM senantiasa hadir memberikan pencerahan dan menjadi contoh bagi BEM atau lembaga mahasiswa yang lain.
Sementara itu Wakil Dekan III FAI Unismuh Makassar Elly Oschar mengingatkan agar pengurus yang baru ini bisa menjadi teladan dalam segala hal, baik secara kapasitas keilmuan maupun tingkah laku dan karakter.
“Pengurus BEM FAI ke depan harus menjadi uswah bagi pengurus lembaga kemahasiswaan maupun bagi mahasiswa-mahasiswa lain yang tidak jadi pengurus,” pungkas Elly yang juga Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel.
Ia juga menegaskan agar BEM FAI Unismuh Makassar menjadi acuan model gerakan kemahasiswaan.
“BEM FAI harus melahirkan model gerakan baru mahasiswa saat ini. Misalnya di kampus ini teman-teman BEM menginisiasi hadirnya mimbar bebas dan disiarkan secara langsung di media sosial agar penyampaian aspirasinya lebih cepat sampai dan dibaca oleh publik,” tegasnya.
Elly menambahkan agar para pengurus BEM juga menjadi contoh dalam menyeimbangkan kesuksesan berorganisasi dan kesuksesan akademik.
“Kita harus membuktikan bahwa pengurus lembaga kemahasiswaan bisa lebih berpeluang menjadi mahasiswa berprestasi dibanding yang lain,” tutupnya. (hadi/riz)