Kerja Ikhlas sebagai Ruh Gerakan Muhammadiyah
Oleh: Mas’ud HMN
Pesan Kyai Haji Ahmad Dahlan yang mengatakan Hidup hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah bisa dimaknai ikhlas sebagai keharusan. Muhammadiyah memerlukan dukungan, sokongan dari anggotanya. Kerja ikhlas sebagai ruh gerakan Muhammadiyah yang keperluan itu jangka panjang dan berkelanjutan.
Tanpa keihklasan sulit membayangkann kelanjutan eksistensi atau identitas gerakan organisasi Muhammadiyah. Jika ada amal usaha yang terlibat konflik intern seperti memperebutkan posisi dalam amal usaha dihentikan. Perbedaan atau pertikaian tidak boleh keluar dari bingkai keperibadian dan cita-cita Muhammadiyah.
Pesan pendiri Muhammadiyah ini agaknya relevan untuk ditegaskan kembali, Mengingat gerakan Muhammadiyah terus mengalami perkembangan sekaligus menjadi tantangan baru. Yaitu mau ikut serta tapi ditempeli oleh motivasi tertentu.
Dulu Muhammadiyah penuh kesederhanaan, lantaran kondisi masa itu, kurang banyak yang peduli bangunan gedungnya kecil, sederhana. Tetapi sekarang Muahammadiyah telah berkembang maju dengan amal usaha dan lembaga yang modern. Dimana-mana ada gedung tinggi menjulang langit milik Muhammadiyah. Ini menjadi menarik dari semua pihak untuk bergabung. Bak kata orang bijak, karena ada gula ada semut.
Kenyataan itu baik saja dan kita syukuri. Inilah indikasi sosiologis bahwa Muhammadiyah berkemajuan. Hadir dit engah masyarakat. Hanya saja ruh gerakan keikhlasannya jangan sampai berkurang. Keikhlasan berujung pada harapan keridhaan Ilahi.
Semisal tergerusnya keihklasan dengan unjuk komersial dalam lembaga amal usaha, seperti di Perguruan Tinggi, Rumah Sakit, Lembaga lainnya. Oleh karena demikian, gerakan jihad diiringi keikhlasan sebagai ruhnya Muhammmadiyah sangat diperlukan. Harapannya agar ruh keikhlasan beramal terus terjaga dengan baik.
Dalam kaitan itu menarik kisah Azhar Basyir (alm) ketua umum PP Muhammadiyah ketika diundang pengajian Ranting di Gresik Jawa Timur. Oleh panitia diinapkan di hotel yang cukup mewah. Terjadi dialog dengan panitia. Kata pak Ahmad Basyir mengapa saya harus di hotel, kata panitia agar bapak dapat tempat yang bagus dari pada bapak menginap di rumah anggota Muhamadiyah.
Pak Azhar Basyir menyatakan kurang pantas, Ranting harus membayar hotel yang mahal, Padahal Ranting memerlukan uang untuk kegiatannya. Beliau menerima dengan berat hati yang sebenarnya mau menginap di rumah warga Muhammadiyah saja.
Itulah bentuk kesederhanaan dan kepantasan dalam sosok pemimpin Muhammadiyah tercermin dalam bentuk keikhlasan dan kesederhanaan mencapai keridhaan Ilahi. Keikhlasan Itu terlihat dari perpaduan kesederhanaan, kesungguhan dan kebersahajaanya, kembali lagi itulah ruh gerakan Muhammadiyah.
Konsep ikhlas, kesungguhan mencari ridha Allah merupakan konsep telah ada dalam Islam, Seperti tercantum dalam Al Qur an surat al Ankabut ayat 69
Wallazina jahadu fina lanahdiyannahum subulana wa innalaha lamaal muhsiniin
Dalam terjemahan bebas artinya
Dan orang orang yang berjihad di jalan Allah untuk mencari kerridhaan benar benar akan kami tunjukkan jalan mereka jalan jalan Kami. Sungguh Allah besama orang orang yang muhsinin (berbuat baik)
Ayat ini berkaitan dengan jihad dan beramal di jalan Allah sebagai bentuk kesungguhan mencari keridhaan Ilahi. Jadi bukan perang jihad terhadap kaum kafir. Melainkan jihad dalam hal kerja atau amal perbuatan. Dari jihad dan kesungguhan itu Allah menjanjikan akan menunjukkan jalan atau solusi. Jadi keridhaan menjadi kunci dalam memperoleh pertolongan Allah.
Maksudnya hanya perbuatan sungguh-sunguh, yang penuh keikhlasan dalam mengharap ridha Allah akan memperoleh jalan keluar. Itu janji Allah. Yang merupakan jaminan mendapatkan sukses.
Terhadap pesan KH Ahmad Dahlan tentang hidup hidupilah Muhammmadiyah dan jangan mencari hidup dalam Muhammmadiyah dimaknakan dalam konteks keikhlasan dan keridhaan Allah. Semua anggota Muhammmadiyah harus memantapkan nawaitu atau niatnya dalam organisasi untuk beramal dengan ikhlas. Jangan sampai beramal di luar bingkai ikhlas dan keridhaan Ilahi.
Dalam persfektif demikian, berbasis pada pesan KH Ahmad Dahlan yakni dengan ikhlas dan mengharap ridha Allah niscaya amal usaha Muhammadiyah akan lestari kehadirannya, akan maju perkembangnnya. Karena itu mari kita pastikan untuk mengawal keberlansungan gerakan kemajuan Muhammadiyah dimaksud. Yaitu dengan Ikhlas beramal mencapai masa depan dengan mengharap redha Allah semata. Insha Allah!
Mas’ud HMN, Dosen Pascasarjana universitas Muhammmadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta